AUTHOR
Sampai di kafe Dimas, langsung mereka berlima menuju di sofa sudut ruangan yang memang khusus selalu dipakai enam sekawan ini berkumpul sejak kurang dari setahun yang lalu, tepatnya sejak mereka mulai akrab saat sama-sama menjadi mahasiswa baru, kecuali Dimas yang merupakan senior dua tahun diatas mereka.
Dari mereka berenam hanya Moza dan Deana yang merupakan anak rantauan, berbeda dari Moza yang tinggal di rumah kos, Deana tinggal bersama tantenya yang merupakan adik Papanya yang juga adalah Mama dari si Dimas.
Moza dan Deana adalah tetangga satu komplek namun karena berbeda kelas di sekolah dasar mereka baru berteman akrab sejak duduk di bangku SMP, sama-sama tahu sifat masing-masing, bagaikan saudara beda pabrik.
Mungkin juga Deana yang paling tahu sejarah kelam hati sang sahabat yang sedari tadi terlihat hampir selalu ingin menghindar dari acara kumpul-kumpul yang sebenernya hampir menjadi rutinitas seminggu sekali.
Disambut Dimas yang menahan senyum di balik pintu kafe, tentu saja senyum yang sebenarnya hanya dia tujukan untuk sahabat sekalipun pujaan hatinya Moza.
Namun seolah tak menyadari atau memang sengaja mengabaikan tatapan hangat itu, gadis cantik dengan rambut hitam dibawah bahu yang dikuncir kuda ini sengaja langsung masuk dan menjatuhkan diri di sudut sofa dekat jendela kaca.
Mengeluarkan buku sketch dari tas ransel warna maroon kesayangannya. Dan mulai menorehkan beberapa goresan pensil halaman yang sudah terisi sebuah gambar yang belum terselesaikan.
Deana yang sudah sedari tadi menyadari suasana hati sahabat karibnya langsung mengalihkan perhatian dengan memesan beberapa camilan dan minuman untuk dirinya dan sahabatnya itu. Karena dia tahu jika sudah seperti ini gadis itu tidak akan peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
" Gimana kalo weekend besok kita nobar, ada film baru di bioskop. " Sela Julian mengalihkan perhatian.
" Yuk yuk, udah lama gak nonton, tapi lo bayarin ya Jul. Itung-itung traktiran perayaan. " Sambar Renata dengan semangat sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Julian.
" Cih, perayaan apaan ? Lo berdua jadian ? Nah loh gimana tuh katanya temenan aja no cinta-cintaan. " Deana menyela.
" Dih ogah sama si playboy gila. " Renata mengelak sambir bergidik.
" Yah gue juga ogah sama centil menor nenek sihir kayak lo. " Elak Jul tak mau kalah.
Memang Renata adalah yang paling fashionable diantara keempat cewek dalam genk amazing itu. Dengan make up yang hampir tidak pernah lepas dari wajah yang sebenarnya memang sudah cantik itu.
" Hush... hush.... Gak boleh gitu sama temen, masa temen sendiri dikatain nenek sihir. " Ucap Amira melerai, sosok yang punya julukan Mom's of the Grup ini memang termasuk yang paling dewasa dan bijaksana diantara mereka.
" Lo jadian sama siapa lagi Jul ? " Tanya Dimas penasaran saat tiba-tiba duduk setelah membawa beberapa gelas minuman dan meletakkannya di atas meja disusul seorang waiters yang membawa beberapa piring snack.
" Merina, anak Sastra. " Jawabnya singkat sambil menyambar sepotong roti bakar.
" Yah, udah ganti aja, lah si Beti apa Katy itu gimana kabar ? " Lanjut Deana penasaran.
" Tina woy, Katy mah udah putus sebulan lalu. " Protes Jul.
" Busyet, udah lewat berapa kali nih bulan ini ? " Tanya Dea makin heran dengan kelakuan temannya itu.
" Iyalah Jul, tuh tampang jangan dijadiin modal buat bikin cewek patah hati, tobat mah nak. " Lanjut Amira dengan gaya nasihat ala emak-emaknya.
" Yah gue mah bukan si Dimas, cakep-cakep nganggur, sayanglah tuh karunia Tuhan gak dimanfaatkan, Modusin satu cewek ajah gatot. Punya tampang ganteng mah harus ada yang sayang-sayangin biar gak mubadzir. " Sambarnya membela diri tanpa rem membuat Dimas tanpa sadar menatap Moza yang masih sibuk dengan gambarnya, dan keempat temannya yang lain menatap iba padanya yang diabaikan oleh pujaan hatinya.
" Hush, rem lo blong ya kayaknya. " Dea setengah membentak sambil menjitak kepala Julian, direspon Julian yang membekap mulutnya dengan tangannya sendiri sambil meringis kesakitan lalu mengusap kepalanya.
" Mo, elo ikut kan weekend ?" Tanya Dea mengalihkan pembicaraan.
" Hm. " Jawab gadis itu singkat.
" Aku ke toilet dulu." Lanjutnya kemudian.
•
•
🍒🍒🍒
MOZA
Sampai di kafe aku sengaja duduk di sudut sofa dekat jendela kaca besar yang menampilkan lalu lintas jalan kota. Sengaja mengalihkan diri dengan buku sketch melanjutkan gambar yang belum selesai, menambah beberapa goresan untuk memperkuat gambar desain sebuah dress.
" Mo, lo ikut kan weekend ? " Pertanyaan Dea tentu saja setengah membuatku terlonjak kaget.
Secara sedari tadi datang aku berusaha menyibukkan diriku untuk menghindari tatapan mata Dimas yang entah sejak kapan berubah dari tatapan pertemanan menjadi tatapan dengan arti yang lain, tatapan yang sama sekali tidak ingin kubalas karena aku memang tidak bisa, terlebih lagi aku tidak mau membuatnya semakin berharap dan terluka.
" Hm. " Jawabku singkat
" Aku ke toilet dulu." Pamitku.
" Gue ikut. " Dea mengikutiku ke arah toilet.
Di toilet aku membasuh wajahku dan mengeringkannya dengan tissu dari dalam tas.
" Mo, gue tahu suasana hati lo saat ini. Tapi ini kan udah lebih dari 10 tahun, apa lo gak bisa coba buka hati lo pelan-pelan ? " Dea membuka keheningan.
" Kak Dimas juga bukan seperti cowok-cowok yang deketin lo selama ini kan, yang pdkt cuma karena tampang lo, tuh anak sabar banget coba udah hampir setahun suka sama lo, coba cowok-cowok lain, seminggu kenalan aja udah ngajak jadian. " Tambahnya perlahan.
Aku menatap dingin kearah cermin besar yang memantulkan wajahku sendiri. Menghela nafas dalam dan beristigfar.
" Aku bukan cewek yang bisa membalas apa yang Dimas berikan, bahkan untuk membalas tatapan hangatnya saja dengan hal yang sama aku gak bisa. Aku bakal bikin dia makin terluka, terlebih lagi aku gak mau menghancurkan persahabatan kita semua yang sudah lama, apalagi sama kamu De, dia sepupu kamu, aku gak mau ada kecanggungan diantara kita jika seandainya aku menerimanya dan saat itu aku tidak bisa membalas sepupu kamu dengan rasa yang sama. "
" Aku cuma mau fokus kuliah, bikin ayah bunda bangga dan bahagia, karna untuk bahagiaku sendiri sepertinya aku sudah gak bisa, karna orang yang paling aku sayangi pun juga sudah tidak bisa merasakannya. " Tanpa sadar air mataku menetes tanpa henti.
" Tapi lo punya hak buat bahagia Mo, tapi apapun keputusan lo gue selalu ada buat lo. " Ucapnya saat menarikku untuk berpelukan.
" Hak buat bahagiaku sudah pergi bersamaan dengan kepergiannya. " Jawabku lirih.
•
•
🍒🍒🍒
AUTHOR
Tanpa mereka sadari ada sepasang telinga yang tanpa sengaja mendengar obrolan sepasang sahabat karib itu. Tanpa sadar Dimas langsung berbalik badan saat mendengar kedua temannya akan keluar dari toilet kafe miliknya.
Pemuda itu bergegas kembali duduk di sofa dan pura-pura seolah tidak mendengar apa-apa, meskipun diam-diam dia begitu penasaran kejadian apa yang membuat luka begitu dalam dan membekukan hati gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya saat perkenalan mahasiswa baru di kampusnya.
Saat itu dia adalah senior saat ospek mahasiswa baru, dan menjadi sepupu Deana adalah keberuntungan tambahan untuknya sehingga bisa ikut bergabung dalam lingkar persahabatan mereka hingga saat ini.
Lalu mau bagaimanapun dia menunggu selama hampir setahun, mendekati perlahan karena dia tahu bahwa sang gadis adalah sosok yang sulit didekati.
Ditambah lagi baru saja dia mendengar percakapan sepupunya dengan gadis itu yang membuatnya harus kembali memutar otak untuk mendekati sosok itu kembali untuk mengembalikan hubungan mereka yang menjadi canggung karena kebodohannya sendiri.
Padahal sang adik sepupu sudah memperingatkannya agar jangan sampai jatuh cinta pada sahabatnya itu jika tidak mau patah hati. Namun dirinya sudah terlanjur patah hati sudah tidak bisa diulang kembali.
Hatiku sudah terlanjur patah, namun melihatmu berhenti tersenyum padaku membuatku menyadari bahwa melihat senyumanmu lebih membuatlu bahagia daripada mengharapkan cinta yang tidak mungkin ada diantara kita. Maka akupun akan melakukan apapun agar senyum itu bisa kembali terlihat di wajahmu.... Senyum untukku.... Meskipun aku tak bisa memiliki hatimu...
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
➡️
Bantu VOTE agar karya ini UP yah....
Terima kasih 😊😘😘😍
Ini karya pertama Author, semoga suka ya. Pliss like nya supaya semangat update nya....😊🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Yang pergi tetap akan pergi,kita yg hidup harus di teruskan,gak ada gunanya juga terus terlalu berlarut2 kek gitu..
2023-05-17
0
Putri Yeyen
🥰
2022-05-26
1
Liesdiana Malindu
lebih 10 Thun patah hati?? kan umurx Moza baru 19 THN. berarti Moza jatu cinta saat umurx baru 8 tahunan?? Iss iss iiiiss,,cepat amat🤔🤔🤔
2020-12-31
3