Kenyataan Terburuk

Hari ini sekolah pulang lebih awal dari biasanya, mungkin karena Kepala Sekolahnya sedang sakit dan di rawat inap, semua anggota guru terpaksa meliburkan siswa-siswinya.

Aninda segera membereskan buku-bukunya dengan telaten karena hari ini ia ingin bertemu dengan seseorang yang selama 2 tahun ini pergi meninggalkannya. Kira salah satu teman di kelasnya yang hanya mau berteman dengannya menepuk pundaknya pelan. Aninda tersentak dan mengelus dadanya.

"Lo pulang sendiri? gue bisa nganterin lo kok Nin? " Tawarnya namun di hadiahi gelengan pelan dari Aninda.

"Gak usah Ra. Gue mau nemuin seseorang dulu. Lo pulang aja duluan. " Mendengat perkataan dari Aninda, Kira sedikit ragu, takut jika terjadi sesuatu padanya. "Gak usah khawatirin gue. " Sedikit tahu akan kekhawatiran yang di alami Kira, Aninda mencoba menenangkan teman satunya ini.

"Lo yakin? " Ucapnya sambil menatap lekat manik mata itu. "Di luar banyak orang jahat lo, Nin? kalo ada apa-apa jangan sungkan telfon gue, ya? gue selalu ada buat lo. " Aninda mengangguk mengiyakan sembari berdiri dan menggendong tas miliknya. Kira membantu mengambilkan tongkat milik Aninda dan memberikannya.

"Gue duluan. " Aninda keluar dari kelasnya dan tidak sabar menemui seseorang yang sangat di rindukannya.

🌺🌺🌺🌺

Langkah kaki itu semakin membuatnya penasaran akan kemana kaki itu membawanya. Mata lavender itu tak pernah lepas dari sosok cewek yang berhasil membuatnya merasakan jatuh cinta, semakin kesini semakin dalam pula rasa penasarannya. Sean membatalkan latihannya saat ini hanya untuk mengikuti cewek yang akhir-akhir ini berhasil membuat harinya begitu aneh. Entah dapat dorongan dari mana, Sean begitu penasaran dan ingin mengenal lebih dalam siapa sosok Aninda Sakura itu.

cewek cantik berwajah korea namun mempunyai nama layaknya bunga sakura di Jepang, semakin gencar untuk sekedar mencintainya.

Sean menginginkan lebih. Bukan sekedar menjaga dan mencintai, tapi juga memiliki. Sudah cukup jauh Sean mengikuti cewek itu hingga langkah kakinya berhenti kala netranya menemukan tulisan MAKAM UMUM.

Sean menenguk salivanya pelan. Dirinya memang takut jika berbau mistis apalagi jika ada di sekitar kuburan. Namun semua itu ia tepis hanya untuk mengetahui cewek itu. Yang ada di dalam fikirannya sekarang hanyalah,

untuk apa dia datang ke tempat ini??

Sean begitu penasaran, kakinya mulai mencoba melangkah lebih dekat lagi, Seab bersembunyi di balik pohon, keningnya mengkerut ketika Aninda berjongkok di sebelah gundukan tanah yang masih segar.

Apa Aninda sering menyiramnya?

Sean mencoba memasang telinganya baik-baik. Matanya tak sengaja melihat nama seseorang yang ada di papan nama itu.

Genta Aditya.

Merasa asing dengan nama pria itu, Sean mencoba untuk tidak mempedulikannya.

"Udah 2 tahun lo ninggalin gue, Ta? apa kabar lo di sana? " Suaranya terdengar parau namun bisa di dengar oleh Sean. "Lo ninggalin gue di saat gue butuh lo, jahat banget kan lo? " Aninda menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah.

Genta sangat tidak suka jika dirinya menangis karenanya.

Aninda segera menghapus air mata sialan itu. "Lo tega banget sih ninggalin gue? " Tangannya mengusap pelan gundukan tanah itu, meskipun dirinya tidak dapat melihat, tapi Aninda dapat merasakan aroma bunga yang begitu menyeruak di indera penciumannya. Aninda tersenyum miris. " Sorry, karena gue lo harus nunggu lama. " Aninda mengeluarkan sebuket bunga dan meletakannya di atas gundukan tanah tersebut.

"Lo tahu kan, tahun ini tahun kedua kita pacaran, dan gue tahu lo gak bakalan lupa akan hal itu, selamat anniversary Ta, mes-" Aninda sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya. Tangisnya pecah.

Di sisi lain, ingin sekali Sean memeluk tubuh mungil itu tapi kekecewaannya melarangnya. Kenyataan buruk yang di dapatnya sekarang ada di depan mata. Seseorang yang di cintainya ternyata mempunyai kekasih yang sekarang sudah tak lagi di sampingnya. Sean dapat menyadari jika Aninda sangat mencintai kekasihnya itu.

"Meskipun lo gak ada di deket gue, tapi gue yakin lo selalu di sisi gue. " Hatinya sakit saat ini. Sesak selalu menyerangnya. "Ah!! lo bodoh Nin?! Genta gak suka kalo lo nangis, jangan nangis dong!!! "

Hingga pada kenyataannya Sean harus merelakan cewek itu,

"Lo ngapain di sini?!"

Terpopuler

Comments

Mumut Sah

Mumut Sah

next

2020-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!