"Woy!! ngelamun aja lo. " Sean terlonjak keget ketika Raga tiba-tiba datang mengejutkannya. Sean mendengus sebal.
"Kaget gue anjir!!! "
"Tapi lo hidup kan? " Raga terkekeh melihat raut wajah kesal sahabatnya itu. "Lagi mikirin apaan sih?"
"Kepo lo!! kek cewek aja. "
"Idihhh sensitif amat sih lo?! kek cewek aja. " Sean bangun dari posisinya dan melotot ke arah Raga. Raga tersenyum.
"Lagian lo sih, pagi-pagi udah sensi. "
"Semua ini gara-gara si Dika sapi! tuh anak nuduh gue ngambil ceweknya. "
"Lah terus? bukannya si Widya sendiri ya yang ngedeketin lo? " Sean mengangkat bahunya acuh.
"Gak tahu gue. " Sean menjeda. " Susah emang punya wajah ganteng kek gue. Dimana-dimana banyak yang ngejar. "
"Mati aja gue.. " Raga mengusap pelan dadanya. "Eh gimana? jadi gak lo latihan basket pulang sekolah ini? 3 hari lagi kita tanding oyy. " Sean meneguk air mineralnya dan mengangguk pelan.
"Jadi, tunggu gue di lapangan aja, ntar gue nyusul. "
Raga mengangguk dan memukul keras pundak Sean.
"Sakit anjir!!! "
"Khilaf abang mah... " Raga langsung kicep mendapat tatapan tajam dari sahabatnya itu. "Eh gue denger, lo meluk anak baru itu ya? " Alis Sean menaut, anak yang mana?? fikirnya.
"Yang mana? " Raga berdecak.
"Waktu lo nolongin cewek baru itu yang lagi di bully sama gengnya si Fanya, terus lo meluk tuh cewek. " Seketika bayangan kejadian tadi pagi berputar lagi di otaknya. Entah dorongan dari mana, Sean memeluk gadis itu, seakan dia sebuah benda berharga yang harus di jaga oleh pemiliknya.
"Oh itu, emang gue sengaja. "
"Alhamdulillah!!! akhirnya sahabat gue doyan cewek!!!"
Plak!!!
Raga meringis ketika mendapat pukulan dari Sean.
"Gue masih normal! ya kali gue gak doyan cewek! " Sean memberi jeda. " Lagian apa salahnya gue nenangin dia? kan gue cuma bantu? "
"Ya gak harus di peluk coba kali. "
"Gimana lagi? udah terlanjur. "
"Boleh gak gue mukul pala lo pake palu?!" Raga hendak memukul kepala Sean kalau saja dirinya tidak ingat bahwa Sean sahabatnya. "Nyesel gue punya sahabat kek lo. "
"Ya sono pergi! gak usah temui gue lagi. " Ketus Sean.
"Sabar Raga, sabar.... orang sabar banyak pacarnya banyak. "
"Lo tahu dari mana tuh cewek murid baru? kok gue gak tahu sih? "
"Gimana lo hak tahu?! lo aja selalu molor di kelas sampek pelajaran habis. "
"Iya ya. " Sean mengangguk mengiyakan. " Lo tahu gak kalo tuh cewek buta? "
"Tahu lah!! semua anak juga udah tahu. " Kali rasa simpatinya berubah menjadi perasaan yang sulit untuk di artikan. Jauh dari lubuk hati paling dalam, jujur Sean ingin sekali menjaga cewek itu, Aninda Sakura, cewek berwajah korea tapi mempunyai nama seperti bunga di Jepang itu, berhasil membuatnya tertarik. Hanya karena tatapan kosong manik mata itu, Sean sudah terbawa ke dalam arus manik mata itu. "Kenapa sih?! lo tertarik sama tuh cewek? " Sean tersenyum penuh kemenangan.
"Gue rasa, gue udah tertarik sama tuh cewek. " Raga mengedipkan beberapa kali matanya mendengar penuturan dari Sean.
"Lo sehat kan Sean? " Sean hanya mengacuhkannya dan tersenyum sendiri. Entah mengapa, membayangkan wajah itu, membuatnya ingin memilikinya. Bukan sekedar untuk memiliki, tapi menjaganya dari siapa pun yang berbuat jahat padanya.
"Eh Sean! lo mau kemana?! "
"Nemuin bidadari gue!!!! "
"Bidadari???? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
@azma@
Lannjoooottt
2021-04-23
0
Mumut Sah
next
2020-11-06
0