Peran Jahat

Kakinya jenjangnya tersandung beberapa kali kerap menyeimbangi lawannya yang sekarang menarik rambutnya kencang. Bibirnya mengatup rapat untuk tak mengeluarkan tangisan yang saat ini ia tahan. Suasana koridor masih sepi, oleh karena itu, mereka lebih leluasa untuk menyiksa bahkan memakinya. Meskipun berontak pun itu hanya sia-sia,

Karena tidak akan ada yang berani melawan gengsnya Joanna.

Kini mereka bertiga telah sampai di kamar mandi dan dengan teganya, mendorong tubuh Aninda hingga terbentur ke tembok. Aninda meringis pelan.

Ini sungguh sakit....

"Dengerin gue baik-baik. " Tangannya dengan kasarnya menarik rambut Aninda hingga kepalanya pun ikut. "Sean milik gue, kalo sampe gue lihat lo deketin Sean lagi, gue bakal ngelakuin lebih buruk dari ini. "

Aninda sangat menyesali hidupnya yang seperti ini.

Tidak sempurna.

Kegelapan selalu jahat padanya. Aninda membutuhkan seseorang saat ini.

"Gu-e gak de-deketin d-dia argghh!!!"

"Gak deketin kata lo?! terus kemarin tuh apa sampek lo meluk Sean?! gak usah sok lugu deh lo?!! " Kedua temannya yang di belakang Joanna hanya diam sambil tersenyum mengejek. Entah bagaimana keadaan tubuhnya saat ini, Aninda ingin mati sekarang juga. "Sean pacar gue, dan lo... " Joanna mendorong kepala Aninda keras, menjambak lagi rambut panjang itu. "Lo itu hanya hama yang harus di musnahin, ngerti? "

"Sikat aja Anne, kalo di biarin ngelunjak tuh anak. " Tambah salah seorang temannya yang berambut panjang berwarna merah.

"Lo tahu kan, Mel? gue pengen lihat nih curut kesiksa. "

"Gue rasa dia butuh di kasi pelajaran. " Joanna tersenyum miring mendengar ucapan dari Manda, teman satunya lagi.

"Woyyyy!! Kalian kagak ada kerjaan lain ala selain nyiksa orang?!!!! " Mereka bertiga menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah sumber suara itu. Semua melotot kaget siapa di balik sumber suara itu.

"Anjirrrr!!! itu Sandra adeknya Sean!! Kalo Sean tahu bisa mampus kita!! " Seorang cewek sedang berdiri di dekat pintu dan bersandar sambil berkacak pinggang. Seragam di keluarkan, lengan pendek yang di tekuj, di tambah topi yang terbalik. Menambah kesan garang pada wajahnya.

Sandra Alfabeth.

seorang murid yang terkenal akan bad girlnya setelah Sean Alfabeth. Sandra mengemut permennya. Memandang remeh ketiga cewek itu dengan tatapan menjijikkan.

"Lo... " Jari telunjuknya menunjuk ke arah Joanna. " Kalo gak pengen Sean tahu, mending lo pergi sama ke dua dayang-dayang lo ini, sebelum gue robek rok mini kalian, CEPAT!!! " Dengan cepat mereka bertiga lari terbirit-birit. Sandra melihat Aninda yang kini sedang meringkuk di pojok kamar mandi. Sandra mendekatinya.

"Gak usah takut, gue Sandra adiknya Sean, lo tahu kan? " Sandra mengernyit karena tidak ada respon dari cewek di hadapannya ini. Sandra mencoba menjabat lengan Aninda, tapi masih tidak ada respon. "Lo anak baru itu kan? yang sempet di tolong Sean kan? " Sandra menghela nafas panjang. Apa mereka bertiga telah melakukan kekerasan fisik padanya hingga dia setakut ini.

"Gue tahu lo lagi takut sekarang, tapi lo harus percaya sama gue, gue emang cewek bandel, bar-bar, dan terkenal nakal, tapi gue gak sejahat si Joanna, gue bakal nolong lo. " entah mengapa fikirannya kosong saat ini. Bahkan Aninda mengabaikan perkataan dari cewek yang telah menolongnya tadi.

"Kok lo malah cuekkin gue sih?! ah lo mah gitu... " Rengeknya seperti anak kecil. "Lo-"

"Percuma lo kenalan sama dia. " Sean datang meskipun terlambat.

"Maksud lo? " Sandra menaikkan sebelah alisnya.

"Karena dia buta. "

Terpopuler

Comments

Mumut Sah

Mumut Sah

lanjut

2020-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!