waktu menunjukkan pukul 9 pagi,Fahmi belum juga datang.
"katanya jam sembilan harus sudah siap dan berangkat,tapi belum juga terdengar suara motor bututnya itu."gerutu maira dengan kesal.
"neng,kenapa nak Fahmi belum juga datang?"tanya Bu Lastri menghampiri maira.
"gak tau Bu,mungkin macet atau mogok motornya itu."
"eh..eh...gak boleh berbicara seperti itu,ucapan adalah do'a,mungkin sebentar lagi datang."Bu lastri menenangkan maira.
di tengah perjalanan Fahmi melihat seorang anak kecil yang sedang menangis,dia lalu menghampirinya.
"kenapa nangis dik?"tanya Fahmi mengusap kepala anak kecil itu.
"berasnya jatuh kak,aku takut pulang ke rumah takut mamah marah"isak anak itu.
"ya sudah jangan menangis lagi,kakak ganti ya biar kamu gak di marahin mamah."Fahmi mengeluarkan uang beberapa lembar dan memberikannya pada anak kecil itu.
"iya kak,aku janji bakal ganti uang kakak".
"gak usah itu buat adik aja,hati-hati membawa berasnya".Fahmi memberikan senyuman kepada anak itu.
"makasih kak",sambil tersenyum lebar dan berlari ke tempat penjual beras.
Fahmi melajukan kembali motornya,sesampainya di halaman depan,terlihat maira yang sudah menunggu dan asyik main hp sambil duduk di temani Bu Lastri yang duduk di sebelahnya.
"assalamualaikum",salam Fahmi yang masih duduk di atas jok motor.
"waalaikumsalam",jawab maira dan Bu Lastri serentak.
maira menghampiri Fahmi,"maaf ya,kakak terlambat".ucap Fahmi.
"gak apa-apa,sudah biasa",jawab maira dengan jutek."Bu,maira dan kak Fahmi berangkat".
"iya neng,hati-hati dijalan,nak Fahmi jangan ngebut- ngebut ya,jaga adikmu",nasihat Bu Lastri.
"siap Bu",Fahmi sambil hormat, Bu Lastri pun tersenyum.
merekapun berangkat,di perjalanan Fahmi bercerita kepada Humaira alasan dia telat menjemput.
di sebuah ruangan di restauran sedang duduk seorang laki laki yang sedang membaca buku,sesekali dia melihat ke arah pintu.
dia adalah seorang dr spesialis anak tapi sekarang dia sudah lama pensiun,kebaikannya di kagumi banyak orang.
tiba-tiba saja hp kakek berdering.
drett...drett...
"antarkan mereka kesini",jawab laki laki itu yang sedang menerima telepon.
maira dan Fahmi sedang mengobrol dengan seseorang."mari pak ikuti saya",ajak seorang pria tegap yang memakai kemeja polos warna abu.
sesampainya di ruangan tersebut,pria itu membukakan pintu dan mempersilahkan untuk masuk.
setelah masuk maira dan Fahmi di sambut oleh seorang laki-laki yang langsung berdiri dan mengulurkan tangan.
"kenalkan saya dr Ibrahim",laki-laki itu memperkenalkan diri.
"Fahmi",menyambut tangan pak Ibrahim dan berjabat tangan.
"ini Humaira adikku",maira pun mencium punggung tangan pak Ibrahim dan di sambut dengan tangan kiri pak Ibrahim yang mengusap lembut belakang kepala Humaira sambil terkesima melihat perlakuan maira.
"silahkan duduk",titah pak Ibrahim.
"maaf,kami terlambat",Fahmi membuka pembicaraan.
"tidak apa-apa,saya sudah pesan makanan mungkin sebentar lagi datang".
"terima kasih",sahut Fahmi.
waktu menunjukkan pukul 10 pagi,sepertinya Humaira ingin ke kamar kecil kelihatan dari sikapnya yang gelisah.
"kamu kenapa?"bisik Fahmi.
"aku ingin ke kamar kecil tapi gak tahu dimana?"jawab maira.
"ada apa nak?",tanya pak Ibrahim kepada maira.
"tidak a-pa-apa",jawab maira gugup.
"adik saya ingin ke toilet",Fahmi ikut menjawab.
"toiletnya ada di luar,setelah keluar dari ruangan ini,kamu berjalan ke arah kiri dan di sana ada tulisan toilet tepatnya di sebelah kanan ruangan paling belakang",pak Ibrahim mengarahkan maira.
"makasih pak".
maira bergegas keluar ruangan dan mencari toilet.
sepeninggalnya Humaira,pak Ibrahim dan Fahmi membicarakan soal panti.
"saya sangat senang bisa bergabung dan memberikan sebagian harta saya pada anak-anak panti",tutur pak Ibrahim.
"saya juga dengan senang hati menerima bantuan bapak".
"berapa jumlah anak yang tinggal di sana?",tanya pak Ibrahim.
"jumlahnya 12",jawab Fahmi.
"kira-kira berapa umur mereka?",tanya nya lagi.
"10 anak sekitar 8-14 tahun,dan 2 anak yang masih kecil umur 4 dan 6 tahun".
"apa problem mereka berbeda-beda?"
"iya,ada yang langsung menitipkan,ada juga yang hanya dibiarkan di pintu panti saja",Fahmi menjelaskan.
"heem,kasian juga mereka yang masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua",pak Ibrahim merasa iba.
"Iya pak,sama seperti saya dan juga maira,kami juga tumbuh tanpa kasih sayang orang tua".
"maaf,saya tidak bermaksud untuk membuka kenangan anda"
"tidak apa-apa pak".
tidak lama kemudian makanan dan minuman yang sudah dipesan sudah datang.
"maaf karena ini restauran seafood jadi makanannya seputar seafood",pak Ibrahim sambil terkekeh.
"terima kasih menurut saya ini lebih dari cukup",sahut Fahmi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments