waktu terus berputar, hari terus berganti. Kini hanya tinggal tiga hari lagi menuju hari pernikahan Rea dan Raka.
"Re, tolong batalin pernikahan kita," ucap Raka.
Rea tak menghiraukan perkataan Raka, ia tetap diam sambil menatap bunga-bunga yang tumbuh bermekaran di halaman rumahnya.
"Re, aku punya pacar. Tolonglah kamu mengerti," ucap Raka lagi.
"Kakak pikir aku gak punya pacar? aku juga punya pacar," saut Rea.
"Kalau gitu batalin pernikahan kita. Kamu bilang sama mama kalau sebenarnya aku gak apa-apain kamu," ucap Raka.
"Gak mau. Kalau aku hamil gimana?"
"Astaga Rea, aku berani bersumpah demi apapun aku gak nyentuh kamu. Aku tidak mungkin melakukan hal itu," jelas Raka.
"Bohong." Rea melangkahkan kakinya berjalan beberapa langkah menjauhi Raka.
"Re percaya sama aku." Raka mengikuti kemana arah langkah Rea.
"Kakak tahu? saat ini akulah orang yang paling menderita," ucap Rea.
"Maksudmu?"
"Aku masih kuliah, aku masih ingin menghabiskan masa mudaku dengan bersenang-senang bersama teman-temanku tapi setelah kakak datang aku jadi harus menikah muda yang menyedihkan lagi, aku menikah karena sudah ditiduri sama laki-laki itu," jelas Rea.
"Maaf." Raka meminta maaf atas kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.
"Kata maaf tidak bisa mengembalikan kesucianku yang telah hilang," saut Rea.
"Baiklah aku akan bertanggungjawab, aku akan menikahimu dan aku akan membuktikan kalau aku tidak melakukan apa-apa padamu, nanti setelah kita menikah," ucap Raka lalu meninggalkan Rea di tempat itu.
Rea menatap punggung Raka hingga sosok laki-laki yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu sudah tak terlihat lagi.
*** *** ***
Waktu terus berputar dan tibalah dihari pernikahan Rea dan Raka.
Raka hanya bisa pasrah, ia tidak bisa lari dari pernikahan yang sebenarnya tidak ia inginkan.
"Maafkan aku Lisa," Lirih Raka didalam hatinya sebelum ia mengucapkan ijab kabul.
Acara pernikahan Rea dan Raka digelar secara pribadi hanya ada beberapa saksi dan orang-orang terdekat saja yang hadir.
Setelah terdengar kata sah dari sang penghulu dan beberapa saksi, akhirnya Rea dan Raka resmi menjadi pasangan suami istri yang sah dimata agama dan negara.
Setelah acaranya selesai satu-persatu orang-orang mulai pergi meninggalkan kediaman Tika.
Kini hanya ada keluarga saja yang berada di kediaman Tika.
Rea berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian disusul dengan Raka yang ingin mengganti pakaiannya jugak. Mereka berdua masuk ke kamar Masing-masing.
Setelah lima menit Rakyat sudah selesai dan sudah kembali ke ruangan keluar untuk berkumpul bersama Santai dan Tika.
"Tante maaf ya," ucapan Raka setengah ia duduk di hadapan Tika.
"Tante sudah memaafkan kamu setelah kamu bersedia menikahi Rea," sahut Tika.
Raka tersenyum getir, sebenarnya ia sangat tidak ingin berada di posisi saat ini.
Tak lama Rea tiba di ruangan itu. Rea duduk di samping Raka yang kini telah bersetatus sebagai suaminya itu.
"Aku harap tidak ada satupun temanku yang mengetahui pernikahan ini," ucap Rea dengan nada dingin.
"Untuk membahagiakan kamu. Aku pastikan tidak ada seorangpun temanmu yang tahu tentang ini. Silakan habiskan masa bahagiamu bersama siapapun dan aku pastikan kamu tidak akan hamil sebelum kamu menggapai cita-citamu," ucap Rendy panjang lebar.
Rea menatap Raka sekilas, "aku pegang janji kakak," ucap Rea.
"Semoga saja Rea tidak hamil ya," ucap Tika.
"Aku pastikan Rea tidak hamil karena aku tidak melakukan hal yang membuat Rea bisa hamil," ucap Raka penuh percaya diri.
"Biar waktu yang menjawabnya. Raka sekarang kamu sudah menjadi seorang suami, Mama harap kamu dapat menjadi suami yang baik dan bertanggungjawab kepada istrimu," ucapan Santi kepada putranya.
"Mama sama tante tenang aja, aku gak akan membiarkan Rea lecet sedikitpun. Meski pernikahan ini adalah pernikahan yang tak diinginkan tapi aku akan menjalankan tugasku sebagai seorang suami," ucap Raka.
"Mulai sekarang panggil tante dengan sebutan Mama dan kamu juga Rea panggil tante Santi, Mama," ucap Tika kepada Raka dan Rea.
Keduanya hanya mengangguk paham.
"Rea sayang, maafkan Raka ya, Nak. Sekarang semua sudah terjadi dan kita tidak bisa lari dari semua ini, Mama harap kamu bisa memaafkan Raka dan bisa menerima Raka sebagai suami kamu," ucap Santi.
Rea tak menjawab ucapan Santi, ia hanya diam dalam seribu bahasa.
Diusia Rea yang terbilang masih muda itu, wajar saja jika Rea menampakkan kekesalannya didepan keluarganya karena memang diusia segitu Rea belum bisa berpikir dewasa apalagi sifatnya yang manja membuat Rea kesulitan menerima sesuatu yang dipaksakan.
Berbeda dengan Raka yang memang sudah dewasa dan sudah mengerti bagaimana cara harus bersikap seperti apa didepan orang-orang tertentu.
"Maaf ya, San mungkin Rea butuh waktu untuk menerima ini semua," ucap Tika yang tak enak kepada Santi karena sikap Rea kepada Santi.
"Tidak masalah, aku mengerti dengan perasaan Rea saat ini," sahut Santi.
"Re, aku mau bicara berdua sama kamu. Bisa kamu ikut aku sebentar?" ucap Raka pada Rea.
"Mau bicara apa? bicara saja disini," ucap Santi.
"Kami perlu bicara berdua, Mam." Raka menggenggam tangan Rea lalu membawanya ke halaman rumah!
"Apa?" ucap Rea yang masih tak terima dengan semua yang telah terjadi.
"Kamu punya pacar aku juga punya pacar. Kamu boleh melanjutkan hubunganmu dengan kekasihmu itu asalkan kamu juga membiarkan aku melanjutkan hubungan aku dengan kekasihku," jelas Raka.
"Lalu?"
"Karena aku yakin aku tidak menyentuh kamu malam itu maka bisa dipastikan kamu tidak akan hamil. Setelah satu tahun kita akan bercerai," jelas Raka.
"Kita akan menjalankan kehidupan kita masing-masing?" ucap Rea.
"Ya, terkecuali didepan mama. Kita akan bersikap layaknya sebagai sepasang suami-istri yang harmonis," ucap Raka.
"Oke. Deal!" Rea menjabat tangan Raka dengan senyuman yang mengembang dibibirnya.
"Sekarang hubungan kita baik-baik saja kan?" ucap Raka.
"Sebenarnya tidak. Tapi karena aku gak mau persahabatan mamaku dengan tante Santi rusak aku harus bersikap seolah kita baik-baik saja," ucap Rea. Seketika senyum manis dibibirnya hilang begitu saja.
"Hubungan kita akan baik-baik saja. Akan aku pastikan itu." Raka menggenggam tangan Rea dengan lembut.
"Kalian lagi ngomongin apa? serius banget. Ayo masuk, makan malam udah siap," ucap Tika.
Rea dan Raka saling pandang lalu mereka mengikuti Tika dari belakang.
Setelah selesai makan malam Rea berjalan menuju kamarnya disusul dengan Raka di belakang Rea.
Saat Raka hendak masuk ke kamarnya Tika menghentikan langkah Raka.
"Udah nikah mau tidur pisah kamar. Kemarin belum sah malah pura-pura salah kamar," ucap Tika yang masih merasa kesal kepada Raka.
"Tante."
"Tidur di kamar Rea," ucap Tika.
Raka tak menjawab ucapan Tika, ia segera masuk ke dalam kamar Rea!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Sely Ina
lama," jadi bucin 🤭
2022-07-11
1
Cichio23
aku mampir kak, jangan lupa main ke novel aku ya kak " Lintang Gumelar "
2022-05-10
0