Satu minggu telah berlalu, Rea dan Raka sudah saling kenal dan hubungan mereka juga baik-baik saja.
Rea menganggap Raka sebagai kakaknya sendiri begitu juga dengan Raka yang menganggap Rea sebagai adiknya.
Suatu hari Raka ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan, akhirnya hari itu Raka lembur pada hari itu.
Waktu menunjukkan pukul 02:25 wib.
Raka baru tiba di rumah, semua lampu sudah dimatikan dan semua orang di rumah itu sudah tidur. Perlahan Raka berjalan menaiki anak tangga satu-persatu dengan minimnya pencahayaan.
Raka membuka pintu kamarnya perlahan lalu ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Karena terlalu lelah dan mengantuk Raka langsung tertidur tanpa membersihkan diri atau mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
*** *** ***
Pagi sudah tiba, matahari mulai menampakan sinarnya.
Rea baru bangun dari tidurnya, ia membuka matanya perlahan dan, "Aaaaa!"
Rea berteriak sekuat tenaga saat ia melihat Raka sedang tertidur di tempat tidurnya.
Suara teriakan Rea yang begitu kencang membuat Raka dan semua orang di rumah itu terkejut.
Rea memukuli Raka dengan bantal yang ia pegang! tak disadari air mata Rea sudah membanjiri pipinya.
"Kakak ngapain tidur disini, kakak apain aku semalam?" ucap Rea sembari terus memukuli Raka dengan bantal.
"Re aku gak apa-apain kamu. Dengar dulu penjelasanku," ucap Raka.
Sebenarnya Raka juga kebingungan kenapa ia berada di kamar Rea.
Rea terus berteriak dan tangisnya pun semakin pecah.
Tika yang mendengar ada keributan langsung menghampiri Rea dan Raka di kamar yang berada di lantai dua rumahnya.
"Ada apa pagi-pagi sudah ribut?" tanya Tika yang baru tiba di kamar Rea.
"Ma, semalam dia meniduri aku," ucap Rea dengan air mata yang terus mengalir.
"Nggak, Tante. Aku bisa jelasin semuanya," ucap Raka sembari mendekati mamanya Rea.
"Kamu ini apa-apaan sih, Raka! tega ya kamu lakuin ini sama anak tante," ucap Tika yang mulai emosi.
"Tante ini tidak seperti yang tante dan Rea bayangkan. Dengerin dulu penjelasanku," ucap Raka pada Tika.
"Kamu harus bertanggungjawab." Tika berjalan menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa!
Raka mengekor dibelakang Tika untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Tika mengambil telpon genggamnya lalu menelpon Santi.
📞 "Halo." Santi mulai berbicara pada Tika.
📞 "San, sekarang juga kamu kesini," ucap Tika dengan nada tinggi.
📞 "Ke bandung? ada hal penting apa hingga kamu meminta aku datang secara mendadak seperti ini?" tanya Santi.
📞 "Anakmu meniduri Rea."
📞 "Apa!" Santi shock saat mendengar ucapan Tika.
📞 "Aku ingin Raka bertanggungjawab atas perbuatannya."
📞 "Tik kamu jangan apa-apain Raka. Aku kesana sekarang ya."
Santi memutuskan sambungan teleponnya. Ia segera bergegas pergi menuju kota bandung.
"Raka, apa yang kamu lakukan," lirih Santi.
Selama diperjalanan Santi terus memikirkan kenapa putranya bisa melakukan hal itu padahal selama ini Raka adalah anak yang baik dan setahunya Raka tidak pernah dekat dengan wanita.
Di rumah Tika.
"Tante, aku gak sengaja tidur di kamar Rea tolong tante dengar dulu penjelasanku." Raka terus mencoba meyakinkan Tika kalau ia tidak melakukan apa-apa terhadap Rea.
"Semua laki-laki akan berbicara seperti itu untuk menutupi kebusukannya," ketus Tika.
"Tante ... ."
"Kamu harus bertanggungjawab atas apa yang sudah terjadi semalam," ucap Tika.
"Tapi semalam tidak terjadi apa-apa. Bahkan aku baru sadar kalau aku salah masuk kamar setelah mendengar teriakan Rea," jelas Raka.
"Tante tidak percaya. Sekarang mamamu sedang dalam perjalanan ke sini untuk membicarakan masalah ini," ucap Tika sembari melangkah menuju kamar Rea.
Raka mengacak rambutnya, "Astaga, kenapa jadi seperti ini?"
Raka masih duduk ditempat semula, ia mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi semalam.
Tika menghampiri Rea yang masih menangis ditempat tidurnya.
"Sayang ... ."
Rea langsung berhamburan memeluk Tika!
"Mama, aku ... ," Rea kesulitan berucap akibat telalu lama menangis.
"Semua akan baik-baik saja, Nak. Sekarang kamu mandi, tante Santi sedang dalam perjalanan kesini untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Tika sembari mengelus rambut Rea.
Tanpa menjawab ucapan mamanya, Rea segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tika turun ke lantai utama.
"Raka cepat bersihkan dirimu dan hari ini kamu tidak usah ke kantor dulu. Kita perlu bicara," ucap Tika yang melihat Raka masih diam ditempat semula ia duduk.
Raka tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa mengikuti keinginan Tika.
Empat jam sudah berlalu, kini Santi sudah berada di rumah Tika.
"Duduk!" ucap Tika sinis.
Santi hanya diam dan menurut saja kepada Tika. Santi tahu sekarang Tika sedang marah pada putranya dan ia juga mengerti dengan perasaan sahabatnya sekarang.
Di tempat itu sudah ada Santi, Tika dan Raka mereka duduk tanpa satupun yang mengeluarkan suara.
"Bik, tolong panggilin Rea," ucap Tika kepada asisten rumah tangganya.
asisten rumah tangga itu segera bergegas ke kamar Rea.
Tanpa menunggu lama Rea sudah datang dengan mata sembab akibat terlalu lama menangis.
Rea duduk disamping Tika kepalanya tertunduk mencoba menyembunyikan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"Aku minta, Raka menikahi Rea secepatnya," ucap Tika membuka pembicaraan.
"Apa? menikah!" Raka terkejut dengan permintaan Tika.
"Kamu harus bertanggungjawab Raka!" ucap Tika.
Santi menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya secara perlahan.
"Raka pasti bertanggungjawab Tik, aku pastikan Raka akan menikahi Rea secepatnya," ucap Santi.
"Tapi, Ma. Aku gak ... ."
"Kamu akan nikahin Rea," tegas Santi pada Raka.
Rea hanya diam sambil terus menundukkan kepalanya. Pikirannya kacau hingga ia tak bisa mencerna setiap perkataan tiga orang yang sedang duduk bersamanya.
"Rea masih kuliah, Ma," ucap Rendy.
"Kuliah bisa dilanjutkan setelah kalian menikah. Jangan mencoba lari dari tanggungjawab, Raka," ucap Tika dengan nada bicara sedikit dinaikkan.
"Nikah?" tanya Rea namun ucapannya hanya ia simpan didalam hatinya.
Rea menatap Raka yang tengah duduk dihadapannya. "Tidak. Aku tidak mau nikah sama kamu," ucap Rea dalam hatinya samil terus menatap Raka.
Merasa diperhatikan Raka balik menatap Rea.
"Re, aku gak berbuat apa-apa sama kamu. Percaya sama aku," ucap Raka pada Rea.
"Maling mana ada yang ngaku," ketus Rea.
"Keputusannya Raka akan tetap menikahi Rea. Tik, aku gak mau persahabatan kita hancur gara-gara hal ini" ucap Santi.
"Aku juga gak mau San. Aku tidak akan membenci kamu ataupun anakmu asalkan Raka mau bertanggungjawab atas apa yang sudah dia lakukan terhadap putriku," ucap Tika.
"Ma, apa tidak ada cara lain selain menikah?" ucap Rea.
"Tidak ada, sayang. Mama gak tahu semalam kamu diapain aja sama Raka. Biar Mama tenang kamu harus nikah sama Raka," jelas Tika.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
temi rusli
Aku suka ceritamu kak
2022-06-12
1
Cahyaning Fitri
Mampir lagi Thor...🥰🥰
Feedback ya Hidden Rich Twins....🤗🤗
2022-05-04
2