Hari itu Raka, sedang berada di kantornya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Raka segera mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk kedalam ruangannya.
Pintu terbuka dan nampak sosok Jhon tengah berdiri didepan pintu.
Jhon segera menghampiri bosnya itu dan tanpa basa-basi ia segera mengatakan bahwa ada masalah besar di perusahaannya yang berada di luar kota.
Raka menatap Jhon, "masalah apa?" tanya Raka.
"Orang kepercayaan anda telah menyelewengkan dana perusahaan yang cukup besar nilainya," jelas Jhon.
Raka menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.
"Kamu sudah mengurusnya?" tanya Raka. Pembawaannya yang selalu tenang dalam menghadapi masalah, membuat perusahaan yang ia bangun sulit untuk disingkirkan.
"Sudah, tapi beberapa hal tidak bisa saya selesaikan sendiri jadi anda harus ikut terbang ke sana," jelas Jhon.
"Baiklah. Tolong siapkan segala sesuatu keperluan saya," ucap Raka.
Jhon mengangguk paham ia segera keluar dari ruangan bosnya.
Setelah Jhon keluar dari ruangannya Raka beranjak dari duduknya. Raka akan pulang lebih awal hari ini karena ia harus bicara dengan mamanya dan juga minta izin kepada Lisa kekasihnya.
Raka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya Raka tiba di rumahnya.
Raka segera memarkirkan mobilnya lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya.
"Assalamu'alaikum." Raka mengucapkan salam.
Didepan rumah sudah ada mamanya yang menyambut kedatangan Raka.
"Waalaikumsalam." Santi menjawab salam dari putranya.
"Tumben pulang cepat?" tanya Santi karena tak biasanya putranya itu pulang lebih awal.
"Iya, Mam. Ada masalah pada perusahaan kita yang di bandung, besok aku akan berangkat kesana," jelas Raka pada mamanya.
"Masalah apa?"
"Cuma masalah kecil, Mama gak usah khawatir." Raka tak ingin membuat mamanya khawatir terpaksa ia membohongi Santi.
"Sayang, kapan kamu kenalin pacar kamu ke mama?"
"Ada pertanyaan lain gak sih, Ma? nanyanya itu lagi itu lagi," ucap Raka.
Tak ingin berdebat dengan mamanya, Raka segera pergi meninggalkan mamanya.
"Anak itu," ucap Santi sembari menggelengkan kepalanya.
*** *** ***
Waktu menunjukkan pukul 19:00 wib. Raka sedang bersiap untuk menemui kekasihnya.
"Ma, aku keluar sebentar ya," ucap Raka pada mamanya.
"Katanya besok mau ke luar kota? harusnya kamu istirahat."
"Cuma sebentar kok, Ma. Aku mau ketemu teman," ucap Raka sembari melangkahkan kakinya menghampiri mobil kesayangannya.
Tak butuh waktu lama Raka sudah tiba di kafe tempat ia janjian dengan Lisa.
Raka mengedarkan pandangannya ia mencari dimana keberadaan kekasihnya itu.
"Sayang!" Lisa melambaikan tangannya kepada Raka.
Raka tersenyum lalu segera menghampiri kekasihnya itu.
"Sayang ada apa, tiba-tiba kamu ngajak aku ketemu?" tanya Lisa tanpa basa-basi.
"Besok aku mau ke luar kota. Untuk sementara waktu kita tidak bisa ketemu dulu," ucap Raka.
"Ikut," ucap Lisa dengan gaya manjanya.
"Jangan, sayang. Aku kesana bukan untuk liburan tapi untuk menyelesaikan masalah yang sedang menimpa perusahaanku disana," jelas Raka.
"Kalau aku kangen gimana?" Lisa mengerucutkan bibirnya beberapa centi.
"Kan kita bisa telponan," ucap Raka sembari mengelus tangan Lisa.
Dengan terpaksa Lisa membiarkan Raka pergi ke luar kota.
*** *** ***
Pagi telah tiba. Raka sudah siap untuk berangkat ke luar kota.
Setelah selesai sarapan Raka berpamitan kepada mamanya.
"Hati-hati ya sayang, jangan lupa pulang bawa menantu buat Mama," ucap Santi.
"Gak ada permintaan yang lain?"
"Wanita disana cantik-cantik dan baik-baik loh."
"Kata siapa?" ucap Raka sembari terus melangkah menghampiri mobilnya.
"Tante Tika cantik, putrinya juga cantik," ucap Santi tak mau kalah dari putranya.
"Terserah, Mama aja, lagian aku gak kenal sama putrinya tante Tika aku cuma kenal sama tante Tika doang," ucap Raka yang kita sudah berada di dalam mobilnya.
"Aku pergi ya, Mam. Assalamu'alaikum."
Raka mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan perlahan.
Setelah melewati perjalanan yang cukup anjang akhir Raka tiba di kota yang ia tuju. Raka memarkirkan mobilnya didepan hotel yang mungkin akan ia singgahi selama ia tinggal di kota tersebut.
Raka turun dari mobilnya, lalu ia segera bergegas masuk kedalam hotel itu tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namanya.
"Raka!"
Raka mengedarkan pandangannya ke semua arah, mencari tahu siapa yang memanggil namanya.
"Tante," ucapnya setelah melihat Tika sedang berjalan menghampirinya.
"Kamu nginep disini?" tanya Tika setelah berada didekat Raka.
"Iya, Tan. Sebenarnya baru mau sih," saut Raka ramah, " tante apa kabar?" sambung Raka.
"Tante baik. Selama urusan kamu belum selesai, kamu tinggal di rumah tante aja."
"Tidak tante terimakasih, aku takut ngerepotin tante karena aku akan tinggal lama disini," ucap Raka yang menolak tawaran Tika tanpa menyinggung perasaan Tika.
"Sama sekali tidak merepotkan. Tante telpon mama kamu ya biar dia tahu kalau kamu nginep di rumah tante," ucap Tika yang sedikit memaksa Raka untuk tinggal di rumahnya.
Raka hanya diam tak menjawab perkataan Tika. "Pemaksaan," ucap Raka didalam hatinya.
Setelah berbicara dengan Santi lewat telpon, Tika mematikan sambungan teleponnya. Entah apa yang dikatakan oleh Tika kepada Santi.
Raka tersenyum saat melihat Tika kembali mendekatinya.
"Mama kamu setuju, jadi kamu akan tinggal di rumah tante sampai urusanmu selesai," ucap Tika yang tak ingin menerima penolakan.
"Baik tante, aku akan tinggal di rumah tante," ucap Raka dengan terpaksa.
Tika dan Raka pun bergegas pergi meninggalkan area hotel itu.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka tiba di depan rumah Tika. Keduanya turun dari mobilnya masing-masing.
"Selamat datang di rumah tante," ucap Tika.
Raka tersenyum sembari menatap rumah milik Tika. Raka melihat ada seorang gadis yang berdiri di depan pintu sedang memandang ke arah ia dan Tika.
"Ayo masuk," ajak Tika sembari melangkahkan kakinya menuju pintu utama di rumahnya.
Raka mengekor dibelakang Tika, saat mereka tiba didepan pintu Tika menghentikan langkahnya.
"Sayang kenalin ini Raka anaknya tante Santi," ucap Tika memperkenalkan Raka kepada anak gadisnya.
Rea tersenyum tipis lalu menjabat tangan Raka, "Rea," ucapnya menyebut namanya.
Mereka pun masuk kedalam rumah bersama-sama.
Tika langsung mengantar Raka ke kamar yang berada di samping kamar Rea.
"Ini kamarmu Raka. Anggap aja rumah sendiri," ucap Tika.
"Terimakasih tante," ucap Raka.
"Istirahatlah, Nak." Tika meninggalkan Raka sendiri di kamar tersebut.
Setelah Tika pergi, Raka merebahkan tubuhnya di tempat tidur ia merasa lelah setelah melewati perjalanan yang cukup panjang.
Tika duduk di ruang keluarga bersama Rea putri satu-satunya yang ia miliki.
"Itu anaknya tante Santi sahabat Mama itu ya?" tanya Rea.
"Iya sayang. Kamu masih ingat sama tante Santi?"
"Anaknya tante Santi ngapain nginep disini?"
Bukannya menjawab pertanyaan mamanya, Rea malah kembali bertanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
temi rusli
Aku mampir kak..
2022-06-12
1
Cahyaning Fitri
aku tinggalkan jejak dulu....💕💕
2022-04-29
1