bab 3 Apakah Rea hamil?

Rea tak menjawab ucapan mamanya ia hanya diam dalam seribu bahasa dengan air mata yang tiba-tiba mengalir semakin deras.

"Tapi aku tidak menyentuh Rea sedikitpun," ucapan Raka.

"Satu minggu lagi kalian akan menikah," ucap Santi.

"T-tapi ... ."

"Ini keputusan dan perintah, Mama. Kamu tidak bisa menolak," tegas Santi kepada Raka.

"Ma, kasihan Rea. Dia masih muda dia perlu waktu untuk menghabiskan masa mudanya dengan mengejar mimpinya dan bermain bersama teman-temannya," jelas Raka.

"Kamu benar Raka. Benar sekali, tapi gara-gara kamu anak tante jadi harus meninggalkan semua itu." Tika berucap dengan mengeraskan volume suaranya.

Raka menundukkan kepalanya, ia tak dapat berkata apa-apa. Memang benar ia tidur di kamar Rea tapi ia tinggal sepenuhnya bersalah.

"Tik, kita siapkan segala keperluan pernikahan dari saat ini," ucap Santi.

"San, kita tidak perlu mengadakan pesta, cukup kita dan beberapa orang saksi saja yang akan menyaksikan akad pernikahan anak kita biar Rea bisa tetap kuliah setelah menikah," jelas Tika.

"Terserah kamu aja Tik, aku ikut apa kata kamu aja," saut Santi.

"Kalian cepat bersiap kita akan mencari gaun pengantin dan cincin pernikahan," ucap Tika pada Rea dan Raka.

Tanpa penolakan keduanya berjalan beriringan menuju kamar masing-masing untuk berganti pakaian dan bersiap untuk pergi.

"Tik maaf banget ya. Aku yakin Raka tidak menyentuh Rea, tapi demi keutuhan persahabatan kita aku akan tetap meminta Raka untuk menikahi Rea," ucap Santi setelah Rea dan Raka pergi dari tempat itu.

"Tidak ada bukti yang bisa membuat aku percaya dengan semua kata-kata Raka, biar waktu yang menjawab semua itu," saut Tika.

Dua puluh menit berlalu Rea dan Raka sudah selesai dengan urusannya masing-masing.

Raka turun dari lantai dua lebih dahulu sedangkan Rea lima menit setelah Raka turun ia baru menampakkan wajahnya.

Baru mereka akan melangkahkan kakinya ke luar rumah tiba-tiba Rea pingsan.

"Rea!" Dengan sigap Raka segera menangkap tubuh Rea sebelum terjatuh ke lantai.

Santi dan Tika sangat terkejut melihat Rea yang tiba-tiba pingsan.

Raka segera memangku tubuh Rea lalu membaringkannya di sofa.

"Sayang," lirih Tika.

Tanpa disuruh Raka segera mengambil air minum dan minyak angin lalu memberikannya kepada Santi.

Setelah beberapa menit Rea tak kunjung sadar.

"Tante, apa sebaiknya kita bawa ke rumah sakit aja takutnya Rea kenapa-napa." Raka ikut khawatir kepada Rea.

"Raka tolong angkat Rea ke mobilnya," ucap Tika dengan nada lirih.

Baru Raka akan memangku tubuh Rea. Rea tersadar dari pingsannya.

"Re, kamu gak papakan, yang mana yang sakit?" ucap Raka yang tak menghiraukan Santi dan Tika yang sedang berdiri dibelakangnya.

Raka meraih air yang tadi ia ambil lalu memberikan Rea minum.

Tika segera menghampiri Rea untuk memastikan keadaan putranya itu.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Tika.

Rea memegang kepalanya! "kepalaku pusing," lirih Rea.

"Kita ke rumah sakit ya," ucapan Santi.

Rea menggelengkan kepalanya, "aku cuma butuh istirahat."

"Kamu harus ke rumah sakit Re, UN memastikan kamu baik-baik saja. Jika benar semalam aku melakukannya bisa saja kamu hamil," ucapan Raka meski ia tahu ia tidak melakukan hal kotor seperti itu.

Santi dan Tika saling pandang lalu menatap kearah Rea dan Raka.

"Tidak mungkin," lirih Santi.

Rea tetap tidak mau ke rumah sakit akhirnya Tika meminta dokter yang datang ke rumahnya.

Raka membantu Rea untuk ke kamarnya untuk beristirahat.

Setelah dua puluh menit dokter yang akan memeriksa Rea sudah tiba di rumah Tika. Dokter itu segera mengecek kondisi tubuh Rea.

Saat dokter itu sedang memeriksa Rea tiba-tiba Raka bertanya kepada dokter itu.

"Dok, apa dia hamil?"

"Tidak," jawab dokter itu singkat.

"Lalu kenapa dia pingsan?" tanya Raka lagi.

"Otaknya terlalu berpikir keras dan penyakit anemia nya kambuh, hal itu yang membuat gadis ini pingsan," jelas dokter itu.

"Rea memang punya penyakit anemia," jelas Tika.

Dokter itu memberikan resep obat untuk Rea lalu dokter itu berpamitan kepada semua orang yang berada di kamar Rea.

Tika menerima resep obat itu lalu mengantarkan dokter itu ke depan rumah.

Setelah dokter itu pergi Raka meminta resep obat dari dokter itu karena ia yang akan pergi ke apotek membeli obat untuk Rea.

Tanpa berkata apa-apa Tika langsung memberikan resep obat itu dan Raka segera pergi untuk membeli obat tersebut.

Santi dan Tika duduk dibibir ranjang sambil terus menatap Rea yang kini sedang memejamkan matanya.

Setelah sepuluh menit Raka tiba dengan membawa beberapa jenis obat yang ia bawa.

"Ma, ini obatnya," ucapan Raka sembari memberikan obat itu kepada Santi.

"Makasih ya sayang." Santi meraih plastik berisi obat dari tangan putranya.

"Tik, kasih obat dulu biar pusingnya ilang," ucap Santi pada Tika.

Tika membangunkan Rea karena Rea harus minum obat agar penyakit yang dideritanya cepat sembuh.

Sementara Raka memilih pergi dari kamar Rea, ia ingin menjernihkan pikirannya yang sedang kacau.

Raka pergi ke taman yang berada di halaman rumah Tika, ia duduk sembari menatap kedepan dengan tatapan kosong. Tak lama Santi datang dan duduk di samping Raka.

"Kenapa, Nak?" tanya Santi sembari mengusap bahu Raka.

"Mama tahu aku kenapa." Raka menjawab pertanyaan mamanya tanpa menoleh mamanya itu.

"Sayang ... ." Santi menggantung ucapannya.

"Aku tidak melakukan apa-apa sama Rea, Ma. Aku berani bersumpah demi apapun. Semalam aku pulang jam dua dini hari aku sangat lelah hingga aku tidak tahu kalau aku masuk ke kamar Rea," jelas Raka.

Santi menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya secara perlahan.

"Mama tahu kamu bukan laki-laki seperti itu tapi menikah dengan Rea adalah jalan satu-satunya untuk kamu mendapatkan nama baik kamu lagi didepan tante Tika," ucap Santi.

"Ma, aku belum siap menikah lagipula aku hanya menganggap Rea sebagai adikku," ucap Raka.

"Raka tolong, Mama tidak mau persahabatan Mama sama tante Tika rusak gara-gara ini. Ini akibat keteledoran kamu," ucap Santi.

Raka hanya diam tak menjawab ucapan Santi, memang ini karena keteledoran ia.

Di kamar Rea.

"Gimana, udah baikan?" ucapan Tika.

Rea menganggukkan kepalanya, "hanya sedikit pusing."

"Istirahat ya sayang, biar cepet sembuh. Jangan banyak pikiran," ucap Tika.

"Ma, aku tidak mau menikah sama kak Raka," ucapan Rea.

"Sayang tolong mengerti dengan keadaan sekarang. Kamu sudah tidur berdua sama Raka, kalau kamu hamil gimana? kamu mau anak kamu lahir tanpa ayah?"

Rea menggelengkan kepalanya!

"Kalau begitu minggu depan kamu akan menikah dengan Raka," ucap Tika.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Cahyaning Fitri

Cahyaning Fitri

menarik...🤗

2022-05-04

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 bab 1 Pergi ke luar kota
3 bab 2 Salah masuk kamar
4 bab 3 Apakah Rea hamil?
5 bab 4 Hari pernikahan
6 Bab 5 Matikan lampu
7 Bab 6 Berkenalan dengan kekasihnya Rea
8 Bab 7 menunggu Rea berpacaran
9 Bab 8 Melihat rumah baru
10 Bab 9 Kesalahpahaman Lisa
11 Bab 10 Mengerjai Rea
12 Bab 11 Pindahan
13 Bab 12 Rencana jahat Riko
14 Bab 13 Menolong Rea
15 Bab 14 Kesedihan Rea
16 Bab 15 Pengertian
17 Bab 16 Kembali tersenyum
18 Bab 17 Kekaguman Raka pada Rea
19 Bab 18 Ada Rasa Cemburu
20 Bab 19 Tidak Hamil
21 Bab 20 Mati lampu
22 Bab 21 Cemburu dan Marah
23 Bab 22 Patah hati
24 Bab 23 Putus
25 Bab 24 Kecelakaan
26 Bab 25 Kehangatan keluarga
27 Bab 26 Mengakui perasaan
28 Bab 27 Pemanasan
29 Bab 28 Tamu tak diundang
30 Bab 29 gelisah
31 Bab 30
32 Bab 31 keceplosan
33 Bab 32 Berdebat
34 Bab 33 Diganggu
35 Bab 34 Jebakan
36 Bab 35 Terkejut
37 Bab 36 Selalu jatuh cinta
38 Ban 37 Bukti
39 Bab 38 Menghapus video
40 Bab 39
41 Bab 40 Penculikan
42 Bab 41 Menolong Rea
43 Bab 42
44 Bab 43 Tetaplah bersamaku
45 Bab 44
46 Bab 45 Menepati janji
47 Bab 46 Malam Pertama
48 Bab 47 Jangan lihat
49 Bab 48
50 Bab 49 Kamu masih gadis
51 Bab 50 Hamil
52 Bab 51
53 Bab 52 Sun Jauh
54 Bab 53 Hukuman
55 Bab 54
56 Bab 55 Penculikan
57 Bab 56 Misi penyelamatan
58 Bab 57 Jatuh Ke Jurang
59 Bab 58
60 Bab 59 Perjanjian
61 Bab 60
62 Bab 61 Membuat Rea tersenyum
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 128
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Ban 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
bab 1 Pergi ke luar kota
3
bab 2 Salah masuk kamar
4
bab 3 Apakah Rea hamil?
5
bab 4 Hari pernikahan
6
Bab 5 Matikan lampu
7
Bab 6 Berkenalan dengan kekasihnya Rea
8
Bab 7 menunggu Rea berpacaran
9
Bab 8 Melihat rumah baru
10
Bab 9 Kesalahpahaman Lisa
11
Bab 10 Mengerjai Rea
12
Bab 11 Pindahan
13
Bab 12 Rencana jahat Riko
14
Bab 13 Menolong Rea
15
Bab 14 Kesedihan Rea
16
Bab 15 Pengertian
17
Bab 16 Kembali tersenyum
18
Bab 17 Kekaguman Raka pada Rea
19
Bab 18 Ada Rasa Cemburu
20
Bab 19 Tidak Hamil
21
Bab 20 Mati lampu
22
Bab 21 Cemburu dan Marah
23
Bab 22 Patah hati
24
Bab 23 Putus
25
Bab 24 Kecelakaan
26
Bab 25 Kehangatan keluarga
27
Bab 26 Mengakui perasaan
28
Bab 27 Pemanasan
29
Bab 28 Tamu tak diundang
30
Bab 29 gelisah
31
Bab 30
32
Bab 31 keceplosan
33
Bab 32 Berdebat
34
Bab 33 Diganggu
35
Bab 34 Jebakan
36
Bab 35 Terkejut
37
Bab 36 Selalu jatuh cinta
38
Ban 37 Bukti
39
Bab 38 Menghapus video
40
Bab 39
41
Bab 40 Penculikan
42
Bab 41 Menolong Rea
43
Bab 42
44
Bab 43 Tetaplah bersamaku
45
Bab 44
46
Bab 45 Menepati janji
47
Bab 46 Malam Pertama
48
Bab 47 Jangan lihat
49
Bab 48
50
Bab 49 Kamu masih gadis
51
Bab 50 Hamil
52
Bab 51
53
Bab 52 Sun Jauh
54
Bab 53 Hukuman
55
Bab 54
56
Bab 55 Penculikan
57
Bab 56 Misi penyelamatan
58
Bab 57 Jatuh Ke Jurang
59
Bab 58
60
Bab 59 Perjanjian
61
Bab 60
62
Bab 61 Membuat Rea tersenyum
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 128
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Ban 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!