Kejujuran.

"Terserah apa katamu, Rey!" Hanum memejamkan matanya sejenak dan membiarkan bulir air mata kepedihannya lolos perlahan membasahi pipinya lagi.

Gadis itu menutup rapat bibirnya menyamarkan sengguknya yang kian membuatnya tersengal ketika ia hendak berucap.

Reynand hanya bisa tersenyum pahit. Bukan ini yang ingin ia dengar.

Harusnya perempuan ini menyangkal semua tuduhannya, bukan malah bersifat ambigu yang malah mendorong pikirannya menuju sebuah jawaban tak pasti penuh praduga.

"Kemari!" titahnya seraya menyeret paksa Hanum untuk mengikuti langkah kakinya. Ia telah gelap mata, hatinya yang hancur melenyapkan semua kesabaran dan juga kehormatan yang selama ini ia junjung tinggi terhadap wanita itu.

"Akh ....!" pekik lirih itu terdengar memilukan. Dimana setelah ia tadi sempat diseret paksa dari lantai bawah hingga sampai di kamar pribadinya, kemudian dengan kasar suaminya itu melepaskan tangannya dan menghempaskannya begitu saja di permukaan lantai. Tatap matanya nanar tatkala melihat pria di hadapannya itu telah kehilangan sisi lembut yang selama ini selalu diacuhkan olehnya, dipandangnya sebelah mata dan dianggapnya sebagai perhatian semu demi meluluhkan hatinya.

"Tunjukkan padaku, bagaimana pesona mu ketika kau bermain di atas sini," tunjuknya pada ranjang besar di hadapannya.

Ia telah bosan bersikap manis yang hanya berujung pada sebuah kehampaan.

Jika saja ia masih seorang yang brengsek seperti dulu, maka sudah pasti ia tak akan sudi menahan diri untuk menanti sebuah kesediaan.

Kesediaan yang bahkan mampu ia dapatkan dari banyak wanita di luaran sana yang bisa memuaskan kebutuhan biologisnya dengan sangat mudah.

"Rey, dengarkan penjelasan ku dulu. A-aku ...." Semua ucapannya tertahan kembali dalam rongga mulutnya. Ia bisu, terbungkam rapat oleh bibir reynand yang telah menyatu sempurna dengan bibirnya. Pria itu memejamkan matanya. Meresapi setiap rasa yang hadir melalui ciuman pertama mereka.

Menghadirkan bunyi kecipak yang mengalun mesra dengan sentuh jemari yang ikut membelai raga.

"Ah! Stop, Rey!" Hanum mengencangkan genggaman tangannya, mendorong lembut dada reynand untuk menjauh darinya. Wajahnya bersemu menahan malu tatkala ia sadar bahwa ia juga menikmati cumbuan itu.

Hanum masih berupaya untuk menstabilkan pernapasannya, dadanya masih naik turun bergolak antara sesak dan juga hasrat yang hadir dengan tiba-tiba.

Beberapa menit telah berlalu dengan hening. Hanya helaan napas yang perlahan mulai terdengar stabil dan juga tatap mata yang saling mengunci. Kedua insan itu masih saling terhanyut, tak sabar untuk memulai lagi suatu hal yang lebih bergelora dari sebelumnya.

Hanum menarik napasnya panjang, kemudian mengembuskannya perlahan seraya memajukan langkahnya, merapat pada dada bidang suaminya.

Ia merebahkan kepalanya di sana. Melingkarkan tangannya ke pinggang yang telah telanjang itu dan memejamkan matanya.

"Aku akan mengatakannya. Alasan ku meminta sebuah perceraian dari mu." Hanum semakin mengeratkan pelukannya, sedang linang air matanya kembali berjatuhan tak kuasa untuk mengucap sebuah kejujuran.

"Tau kah kau, Rey? Sesungguhnya selama ini aku tidaklah membenci mu. Hanya saja ... memang hatiku yang belum bisa berpaling dari Abang mu. Sungguh aku menyesal, menyia-nyiakan pria sebaik dirimu. Hanya saja ... aku terlalu ceroboh dan membuat semuanya menjadi semakin rumit untuk kelanjutan pernikahan kita."

Reynand masih bergeming, tatapannya kosong mengarah pada redupnya pencahayaan kamar yang masih tertutup rapat oleh tirai tebal yang membungkus jendela kaca.

"Kuharap, setelah ini kau bisa melepaskan ku, Rey. Ketahuilah bahwa aku ini tak lagi pantas untuk menjadi istrimu.

Aku telah kotor, Rey. Bukan karena perselingkuhan, tapi karena pe-perkosaan," ucapnya terbata.

Hanum menceritakan semua kejadian pada malam itu. Baik mengenai kebodohannya dalam melampiaskan kecewanya dan juga akhir tragis yang menimpa dirinya.

Seketika Reynand memalingkan wajahnya, menatap lekat pada bola mata istrinya yang terlihat sembab bercucuran air mata.

'Mungkinkah ini alasannya?' Reynand hanya membatin ucapannya. Namun hatinya tetap berdenyut nyeri mengingat bahwa ia juga pernah mendambakan sebuah kesucian dari wanita di hadapannya ini.

Isak tangisnya masih terdengar lirih, pelukannya yang semula erat perlahan mulai renggang. Ia hendak beranjak, menjauhkan diri dari Reynand yang mungkin saja saat ini telah menaruh kecewa terhadapnya.

Ia sadar diri bahwa seburuk apapun perangai seorang laki-laki, tetaplah mereka menginginkan seorang wanita yang suci terhadir dalam perkawinannya.

"Jangan menghindar lagi," tutur kata itu membuat kepalanya kembali mendongak, menatap wajah suaminya dengan pandangan penuh ironi. "Jangan pergi, tetaplah di sini. Bertahan dengan ku." Seraya merengkuh lembut tubuh Hanum dalam dekapannya.

"Aku memang kecewa, tapi aku bukanlah seorang munafik. Ketahuilah, bahwa aku juga bukanlah seorang pria yang bersih. Kau bukan wanita pertama yang singgah dalam hidup ku.

Jadi, mulai sekarang, singkirkan pikiran mu mengenai rasa kecewaku. Yang perlu kau ketahui sekarang kau adalah milik ku. Biarkan aku menghapuskan setiap jejak yang di tinggalkan pria itu dari tubuhmu."

Hanum hanya bisa menipiskan bibirnya, lalu kemudian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas permohonan suaminya.

Meringkuk pasrah dalam dekap hangat yang ditawarkan Reynand terhadapnya. Haruskah ia bahagia atau malah ia akan merasa kecewa akan dirinya yang tak lagi sempurna sebagai seorang wanita yang telah ternoda, tercemari oleh sentuh pria lain yang pernah menjamahnya?

Hanum hanya bisa pasrah. Dengan sepenuh hati menerima uluran tangan suaminya dan menyambutnya dengan suka cita. Melepaskan segala resah dan juga kekhawatirannya akan suatu hal yang membebani akal dan juga batinnya.

Menyambut hal baik yang mungkin akan mengubah pandangan hidupnya mengenai makna pernikahan yang sebenar-benarnya.

Terpopuler

Comments

Rʜᴀʀᴀᴀ ᴘᴜᴛᴛʀɪɪ Aɴɢɢʀᴀᴇɴɪɪ 💕

Rʜᴀʀᴀᴀ ᴘᴜᴛᴛʀɪɪ Aɴɢɢʀᴀᴇɴɪɪ 💕

suka banget sama rey..

2020-09-06

1

Penulis Dadakan

Penulis Dadakan

bukan hatimu Hanum pandanglah rey

2020-09-05

1

Marhamah

Marhamah

masyaa allah.begitu lembut hatimu ray

2020-08-18

1

lihat semua
Episodes
1 Ivana
2 Hilang Kesucian.
3 Suatu Dosa
4 Kejujuran.
5 Malam Yang Tertunda
6 Canda.
7 Tanda-tanda.
8 Tertahan.
9 Peringatan.
10 Umpan.
11 Rival.
12 Cemburu
13 Luluh
14 Pregnant
15 Kecewa
16 Luka Perselisihan
17 Merangkai Dusta
18 Terjerat Lagi.
19 Asa.
20 Tak Sejalan
21 Berseteru
22 Menutup Telinga
23 Tak Bersua
24 Wanita Lusuh.
25 Terusik.
26 Paras Rupawan
27 Kecemburuan.
28 Rengkuh Asmara.
29 Berbaikan.
30 Awal
31 Diantara Dua Pilihan.
32 Seulas Senyum Pahit.
33 Akhir yang semu.
34 Cinta atau persinggahan.
35 Cinta tak Bertuan.
36 Waktu Yang Cepat Berlalu.
37 Syarat, lagi.
38 Bersua Lagi.
39 Sengit.
40 Rindu.
41 Masa Silam
42 Ada Apa?
43 Tak Sengaja Bertemu.
44 Sia-Sia
45 Perubahan Danill
46 Cek-Cok.
47 Mungkinkah ini cinta?
48 Rusia
49 Wanita itu bernama, Dayana.
50 Menyerahlah, Rey!
51 Pedih.
52 Seperti Maumu.
53 Kisah di balik pernikahan 1.
54 Kisah di balik pernikahan 2.
55 Sunyi yang telah terlewati.
56 Lembaran Baru.
57 Seberkas kisah.
58 Kisah yang belum tersampaikan.
59 Takdir yang berlaku.
60 Pinta yang tak bisa ku tunaikan.
61 Tidak apa-apa.
62 Jangan menangis.
63 Khayalan yang menyakitkan.
64 Hal yang tak ku pahami.
65 Maaf.
66 Panggil aku, Papa.
67 Bukan transaksi tawar menawar.
68 Salam terakhir.
69 Malam terakhir di Rusia.
70 Saling bicara.
71 Jangan panggil aku Mommy.
72 Menanti Waktu.
73 Kasih tanpa ikatan.
74 Sepintas lalu.
75 Last episode. I Miss you, Mommy.
76 Part Ivana sudah hadir, Guys
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Ivana
2
Hilang Kesucian.
3
Suatu Dosa
4
Kejujuran.
5
Malam Yang Tertunda
6
Canda.
7
Tanda-tanda.
8
Tertahan.
9
Peringatan.
10
Umpan.
11
Rival.
12
Cemburu
13
Luluh
14
Pregnant
15
Kecewa
16
Luka Perselisihan
17
Merangkai Dusta
18
Terjerat Lagi.
19
Asa.
20
Tak Sejalan
21
Berseteru
22
Menutup Telinga
23
Tak Bersua
24
Wanita Lusuh.
25
Terusik.
26
Paras Rupawan
27
Kecemburuan.
28
Rengkuh Asmara.
29
Berbaikan.
30
Awal
31
Diantara Dua Pilihan.
32
Seulas Senyum Pahit.
33
Akhir yang semu.
34
Cinta atau persinggahan.
35
Cinta tak Bertuan.
36
Waktu Yang Cepat Berlalu.
37
Syarat, lagi.
38
Bersua Lagi.
39
Sengit.
40
Rindu.
41
Masa Silam
42
Ada Apa?
43
Tak Sengaja Bertemu.
44
Sia-Sia
45
Perubahan Danill
46
Cek-Cok.
47
Mungkinkah ini cinta?
48
Rusia
49
Wanita itu bernama, Dayana.
50
Menyerahlah, Rey!
51
Pedih.
52
Seperti Maumu.
53
Kisah di balik pernikahan 1.
54
Kisah di balik pernikahan 2.
55
Sunyi yang telah terlewati.
56
Lembaran Baru.
57
Seberkas kisah.
58
Kisah yang belum tersampaikan.
59
Takdir yang berlaku.
60
Pinta yang tak bisa ku tunaikan.
61
Tidak apa-apa.
62
Jangan menangis.
63
Khayalan yang menyakitkan.
64
Hal yang tak ku pahami.
65
Maaf.
66
Panggil aku, Papa.
67
Bukan transaksi tawar menawar.
68
Salam terakhir.
69
Malam terakhir di Rusia.
70
Saling bicara.
71
Jangan panggil aku Mommy.
72
Menanti Waktu.
73
Kasih tanpa ikatan.
74
Sepintas lalu.
75
Last episode. I Miss you, Mommy.
76
Part Ivana sudah hadir, Guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!