Sudah enam hari Wirma terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan kondisi tangan kirinya tertusuk jarum infus. Dia benar-benar terpukul atas kabar yang Keyla beritahukan serta siaran berita terkini di TV.
Selama tiga hari sejak malam Keyla menyampaikan kabar dari manager China Eastern, Wirma tak pernah menyentuh makanan yang dibawa oleh Robbi--Suaminya. Selera makannya hilang. Pikirannya hanya tertuju pada anak satu-satunya itu. Bagaimana dia bisa makan enak, sementara ia tak tahu nasib putrinya seperti apa disana.
Tapi sejak dua hari yang lalu wanita berusia 55 tahun itu akhirnya mau membuka mulutnya untuk makan walau hanya sedikit. Berkat Keyla, dia tak ada hentinya membujuk Wirma untuk makan. Gadis itu sudah tiba di Indonesia sejak hari ke tiga Wirma dirawat. Keyla merasa bersalah karena musibah ini. Andai saja dia menahan kepergian Nayla, mungkin gadis itu masih ada bersama-sama dengan dia dan juga keluarganya.
Pintu ruang rawat VIP yang dominan berwarna putih itu terbuka. Nampak Keyla masuk dengan bingkisan buah ditangannya. Dia menghampiri Wirma yang masih tertidur setelah makan malam. Tangan Keyla bergerak meletakkan bingkisan buah itu di nakas yang tak jauh dari ranjang pasien. Dia duduk di kursi yang ada disebelah ranjang.
Kedua manik matanya menatap lekat wajah cantik yang mulai dihiasi kerutan itu.
"Yang tabah yah Makci. Nayla pasti senang kalau melihat kita sudah ikhlas dengan kepergiannya."
Air mata Keyla lolos begitu saja di pipi. Sungguh ia tak kuasa mengatakannya. Berulang kali ia menepis pikirannya yang seolah menginginkan ia untuk sadar bahwa kecil kemungkinan untuk selamat dari kecelakaan pesawat seperti itu. Ia yakin bahwa akan ada kabar baik selama proses evakuasi yang diperpanjang 5 hari ini.
Dan lima hari itu telah berlalu. Pihak tim evakuasi Militer Korea Selatan dan pihak maskapai China Eastern memberikan konfirmasi kedua kalinya bahwa tak ada lagi korban yang selamat. Black box pesawat juga telah ditemukan. Sehingga hari ini mereka telah resmi menutup proses evakuasi di lokasi pegunungan Seorak.
Berkat Keyla, wanita itu punya semangat hidup lagi. Walau hanya sedikit dan selalu diselingi dengan tangisan. Kehilangan seorang anak tentu merupakan kesedihan yang luar biasa bagi seorang ibu. Selama sembilan bulan mengandung, dan dua puluh empat tahun membesarkan serta merawat, bukanlah hal muda bagi seorang ibu untuk mengikhlaskan kepergian anaknya.
Wirma membuka kedua matanya. Keyla yang menyadari langsung memegang tangan kanan wanita itu.
"Makci? Makci nak ape? nanti Keyla ambilkan," gadis itu begitu sigap melayani Wirma.
Wirma tersenyum seraya menggeleng pelan.
"Makci mau salat isya," ujar Wirma dengan suara serak.
Keyla melirik jam dinding yang sudah menunjukan waktu pukul 19 lebih 45 menit. Gadis itu juga belum salat.
"Mau salat sama-sama Makci?" tawar gadis itu.
Wirma tersenyum dan mengangguk. Dengan sigap Keyla membantu dirinya untuk bangun dari tempat tidur. Walaupun kondisi badannya lemah, wanita itu harus tetap salat. Kewajibannya sebagai umat muslim.
Keyla menyalakan kran air untuknya. Perlahan ia mulai melakukan ritual wajib sebelum salat itu. Kemudian Keyla membantunya untuk menuju ranjang kembali. Tak lupa ia membantunya untuk memakai mukena.
"Makci tunggu Keyla sebenar. Key nak ambil wudhu."
Wirma mengangguk, kemudian gadis itu melangkah menuju toilet.
Tangan Keyla meraih keran air di depannya. Namun ia tertegun saat mengingat pesan terakhir Nayla.
Nanti selama aku gak ada, jangan lupa salat yah key.
Air mata Keyla mulai membanjiri pipinya. Ia begitu kehilangan sosok sahabat serta kakak yang selalu menasehatinya.
Wirma yang menungguinya mendengar suara tangisan gadis itu. Dia menyadari bukan hanya dirinyalah yang merasa kehilangan. Sahabat anaknya sejak kecil itupun pasti merasakan kehilangan.
Tak lama kemudian, Keyla keluar dengan wajahnya yang basah. Ia telah melepaskan jilbabnya. Kemudian ia segera memakai mukena dan berdiri disebelah kiri ranjang setelah menggelar sejadah.
Untuk pertama kalinya, dia menjadi imam salat untuk orang lain.
------
Keyla menyalami tangan kanan Wirma saat mereka telah selesai melaksanakan salat Isya. Gadis itu melepaskan mukena yang ia pakai dan menggantinya dengan jilbab. Kemudian ia membantu Wirma untuk melepaskan mukena wanita itu.
Sekarang mereka tengah duduk berhadapan diatas ranjang Wirma. Keyla menggenggam tangan kanannya yang bebas dari jarum infus.
"Key,"
"Ya Makci?"
"Makci akan ngelaksanain Salat gaib untuk Nayla," Wirma meneteskan air matanya lagi.
"Makci akan berusaha mengikhlaskan kepergian Nayla. Makci gak mau dia tersiksa dengan kesedihan kita."
Wanita itu berusaha kuat meski tak bisa menahan air matanya.
Keyla pun ikut menangis.
"Iya Makci. Keyla juga ingin Nayla tidak tersiksa disana."
Keyla langsung memeluk tubuh wanita paruh baya itu.
"Maafin key Makci. Seandainya key menahan kepergian Nayla pasti dia masih ada disini sama-sama dengan kita."
Ujar Keyla sambil terisak dipelukkan Wirma.
Tangan wanita itu bergerak mengelus punggung gadis itu.
"Ini bukan salah kamu nak. Ini sudah takdir Allah. Kita hanya perlu menerima apa yang sudah Allah tetapkan."
Wirma kini mulai membuka akal sehatnya kembali. Setelah sebelumnya ia seperti orang gila yang tak terima akan takdir yang telah terjadi ini.
Tangisan dari keduanya pun pecah. Wirma mengeratkan pelukkan nya pada Keyla. Dia memejamkan mata seraya menghayalkan bahwa gadis yang ada dipelukkannya ini adalah anaknya.
Ia berharap bisa memeluk Nayla sekali lagi, sebelum ia benar-benar merelakan kepergian gadis itu.
-------
Robbi yang baru pulang kerja masih mengenakan setelan jas kantornya.
Pria itu duduk dikursi kebesarannya, di ruang kerja yang ada dirumah mereka.
Ia nampak sedih seraya memangku bingkai foto kecil yang berisikan foto keluarganya. Foto yang terakhir kali diambil saat hari pertama anak gadisnya itu melanjutkan sekolah ke Jepang. Bandara Ir. Soekarno menjadi background dari foto itu.
Sejak menerima kabar mengenai Nayla, hati pria itu begitu hancur. Dunianya terasa runtuh. Anak gadis satu-satunya yang ia besarkan dan jaga sepenuh hati, kini harus ia ikhlaskan kepergiannya.
Robbi begitu pintar menyembunyikan kesedihannya di depan Wirma. Karena ia tak ingin wanita yang ia cintai itu tambah terpukul jika melihatnya menangis juga. Dia berusaha untuk menjadi penguat saat isterinya lemah.
"Maafin papa sayang," ujarnya seraya meneteskan air mata. Jemarinya bergerak mengusap wajah cantik milik anaknya itu.
"Maafin papa yang selama ini selalu keras ke kamu. Papa ngelakuin itu, karna papa sayang kamu nak," ia mengusap air matanya.
Berusaha untuk tersenyum, ia berujar,
"Kami akan ikhlaskan kamu pergi. Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa mu Nak. Kamu akan bahagia disisi Allah." ia memeluk bingkai foto itu.
Namun lagi-lagi, senyuman singkat itu diiringi dengan tangisan. Tangis pria itu memecah keheningan malam diruang kerjanya.
Dibalik pintu ruang kerjanya yang terbuka sedikit, Keyla berdiri dengan tubuh yang bergetar menahan isakan.
Gadis itu berniat untuk membicarakan perihal salat gaib yang Wirma akan lakukan untuk Nayla. Tapi saat ia mencapai ambang pintu yang sedikit terbuka itu, dia mendengar kata-kata pilu dari pria itu. Seorang ayah yang berusaha mengikhlaskan kepergian putri yang sangat ia sayangi. Setelah kehilangan yang pertama kali.
Gadis itu berlari kecil menjauh dari ruang kerja Robbi. Namun kakinya berhenti saat melewati sebuah kamar yang bagian depan pintunya tertulis "Nay's Room".
Tangannya bergerak menekan handle pintu kamar itu. Kamar yang sudah 2 tahun tak ditempati oleh pemiliknya. Hanya saja kamar ini selalu dibersihkan setiap hari oleh asisten rumah tangga keluarga Nayla. Sehingga tetap bersih walau tidak ditempati.
Keyla menekan saklar lampu yang ada pada dinding disamping kanannya. Seketika kamar yang semula gelap kini terang benderang. Keyla melangkah masuk ke kamar itu.
Kamar bernuansa putih dan hitam. Warna kesukaan Nayla.
Seketika ia mengingat moment saat Nayla menjelaskan kenapa dia menyukai kedua warna itu.
Aku suka warna putih dan hitam karena mereka mengingatkan aku tentang dosa dan pengampunan. Hitam itu identik dengan kekotoran, yang bisa diartikan itu dosa. Sementara Putih identik dengan kebersihan, yang bisa diartikan kesucian yang bisa kita dapatkan dari pengampunan. Aku tau, Allah maha mengampuni. Makanya aku ingin mendapatkan pengampunan dari Allah atas dosa-dosa yang aku perbuat.
Dan setiap kali melihat warna putih dan hitam mengingatkan aku agar selalu memohon ampun atas setiap dosa yang ku perbuat setiap harinya. Karena esensinya manusia tidak pernah luput dari dosa.
Di dunia ini, layaknya hanya memiliki dua warna, hitam dan putih. Seperti waktu hanya ada siang dan malam, terang dan gelap.
Keyla meneteskan air mata mengingat masa kala itu.
Dia melangkah mendekati sebuah rak susun yang berisikan foto-foto berukuran kecil milik Nayla.
Foto Nayla dan kedua orang tuanya. Foto Nayla dan dirinya saat junior high school. Foto Nayla saat kelulusan SMA serta S1 Dan juga foto Nayla dengan mendiang kakaknya, Naufal.
Sebelum kakaknya meninggal, Nayla bukanlah anak satu-satunya di keluarga Saputra.
Naufal Saputra adalah anak pertama di keluarga ini. Tapi karena insiden yang terjadi saat Nayla kelas 1 SMP, membuat kakaknya merenggang nyawa. Nayla mengalami stres yang luar biasa, hingga Robbi dan Wirma memutuskan untuk memindahkan Nayla ke Malaysia. Gadis itu melanjutkan sekolah bersama Keyla di Kuala lumpur. Kedua orang tuanya berharap, Nayla meninggalkan kesedihannya di Indonesia dan memulai hidup baru di Malaysia.
Keyla kembali menangis mengingat saat-saat dimana ia berusaha untuk menghibur Nayla dari kesedihannya. Hingga kesedihan itu perlahan memudar. Nayla memutuskan untuk kembali ke Negara kelahirannya.
Tangan Keyla bergerak mengambil bingkai foto yang ada dirinya dengan Nayla.
Mereka tersenyum lebar tidak menghadap ke kamera di dalam foto itu. foto candid, kalau kata Keyla.
Nayla memakai baju hitam dengan rambut yang selalu ia warnai saat di junior high school dan Keyla memakai baju putih dengan rambut lurusnya yang hitam pekat. Mereka berdua belum berjilbab kala itu. Keduanya terlihat manis saat tersenyum.
Keyla memeluk bingkai foto itu seraya terisak.
"Berbahagialah disana Nay. Aku sayang kamu."
Ia berujar dan menumpahkan seluruh tangisannya di kamar Nayla.
*****to be continued*****
Halo, Assalamualaikum guys 🙏
Kali ini aku menampilkan cast yang telah aku pilih sebagai tokoh dicerita ini yah. Nanti bakalan ada pengenalan tokoh juga kok 🤭
Biar lebih dalam aja imajinasinya.
Semoga kalian suka dengan cerita ku yaahh 🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak Like ataupun Vo-ment disetiap episode yang aku up.
Agar aku lebih semangat menghayal buat plot selanjutnya🤭
Terimakasih atas dukungannya.🔥
Assalamualaikum 🙏👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Ria Diana Santi
Salken!
Mari saling dukung Thor! 🤗🥰
2021-04-04
0
Icha Lawani
sedih
2020-12-26
0
Ria Rimadasari
ku menangis,,,
2020-12-19
0