Keberangkatan

Alaram dengan seruan Adzan subuh terdengar dari benda persegi yang disebut smartphone itu. Nayla sengaja memasang nada dering adzan karena daerah kampus mereka jauh dari yang namanya Masjid. Jadi akan susah bagi mereka untuk mendengar seruan panggilan salat.

Nayla yang sudah menguasai dirinya dari rasa kantuk beranjak menghampiri Keyla yang masih pulas. Tangannya bergerak menepuk-nepuk lengan Keyla dengan pelan.

"Key, bangun. Sholat subuh yuk," ujar Nayla dengan lembut. Belum ada respon dari Keyla.

"Key, ayok bangun," kini Nayla mulai menggoyangkan tubuhnya dengan pelan.

Gadis itu menggeliat sekedar mencari posisi nyamannya yang lain.

"Keeeyyyyy," kini suara Nayla mulai meninggi.

Namun Keyla tetap pada zona nyamannya.

"Man Rabbuka?????" Nayla setengah berteriak tepat di telinga gadis itu.

Seketika Keyla terperanjat dari tidurnya.

"Mamaaaa," pekiknya saat terbangun.

Nayla tertawa melihat Keyla yang ketakutan.

"Makanya, dah tau waktu sholat tapi gak segera bangun," hardik Nayla tanpa merasa bersalah.

"Tega kamu Nay, aku kan takut."

Keyla yang seperti akan menangis membuat terbesit rasa bersalah dari Nayla.

Gadis itu duduk dan merangkul Keyla yang kini sudah mengeluarkan air mata.

"Maafin aku. Kamu kan tau aku sering bercanda," Nayla mengelus lembut rambut gadis itu.

Keyla masih menangis namun menganggukkan kepala tanda ia memaafkan Nayla.

"Udah yah, Kita salat sekarang," pintah Nayla yang kini sudah berdiri kembali.

Ia mengulurkan tangannya pada Keyla seperti ibu yang akan menggendong anaknya dari tempat tidur. Dan gadis itu pun menerima uluran tangannya seraya tertawa. Mereka memang kadang bercanda kelewatan tapi keduanya bisa cepat saling memaafkan.

Keyla memang tipe cewek yang manja dan cengeng bila dibandingkan dengan Nayla yang tomboy dan dewasa. Usia mereka sama-sama telah menginjak angka 24 tahun tapi mereka berdua seperti tak ada niat untuk merasakan yang namanya cinta.

Bukan berarti mereka tak pernah pacaran. Hanya saja, dalam urusan cinta, mereka yang sudah dewasa tentu ingin menjalin hubungan serius. Tak ada waktu lagi untuk putus nyambung atau putus lalu mencari yang baru.

-----

Tak lebih dari lima menit mereka selesai menunaikan ibadah wajib 2 rakaat itu sebagai identitas umat muslim. Nayla yang selalu menjadi imam saat mereka salat. Dia menoleh pada Keyla yang ada disebelah kanannya, gadis itu tengah melipat mukena yang baru saja ia pakai.

"Nanti selama aku gak ada jangan lupa salat ya key," ia tersenyum.

"Siap Nayla sayang."

"Ingat, sesibuk apapun tetap harus salat, oke?"

"Iya-iya Nay, bawel banget sih kamu," dia tertawa kecil lalu bangkit untuk menyimpan mukena itu di nakas kecil samping ranjangnya.

"Habisnya kamu kalau gak diingetin gak bakal salat juga," Nayla mencibir. Ia mengikuti Keyla menyimpan mukena yang ia pakai.

Sedangkan Keyla hanya menampakkan cengirannya.

"jam berapa kamu flight Nay?"

tanya Keyla yang kini telah duduk di bibir ranjang. Ia melihat Nayla yang kini mulai berkutat dengan pakaian yang akan ia kenakan.

"Jam 8 pagi ini Key," jawab Nayla yang masih sibuk dengan baju-bajunya.

"Oh masih ada waktu 3 jam, mau sarapan dulu?" tanya Keyla yang memang selalu menjadi tukang masak gadis itu. Meski Keyla terkesan cewek manja tapi keahlian memasak gadis itu patut diacungi jempol.

"Boleh deh, Nasi goreng yah," Pintah Nayla sambil tersenyum lebar pada Keyla.

Keyla berdecih kemudian tertawa.

"Baik nyonya," kata gadis itu berlalu ke luar kamar untuk menuju dapur kotor yang ada dilantai kamar asrama mereka, sambil membawa rice cooker yang ia ambil dari dapur bersih dalam kamar berisi sisa nasi semalam yang tidak mereka habiskan.

Asrama mahasiswi ini terdiri dari tujuh lantai yang ditiap lantainya memilik dua dapur kotor yang terbagi pada tiap blok. Setiap blok menampung dua belas orang sedangkan satu kamar ditempati oleh dua orang. Di dalam kamar masing-masing memilik satu dapur bersih disertai kulkas mini dan satu kamar mandi.

Tak hanya itu, ada juga TV dan satu buah komputer yang bisa dipakai bersama roommate. Fasilitas itu memang disediakan oleh pihak universitas agar mahasiswa lebih merasa nyaman dari pada harus menyewa apartemen.

Kamar Keyla dan Nayla berada di lantai 5 blok J. Dan di blok ini hanya tersisa lima orang Mahasiswa yang tidak menikmati libur musim panas diluar.

Jadi Keyla bisa lebih leluasa memakai dapur layaknya dapur dirumahnya.

Keyla masuk ke dalam kamar dengan dua piring yang terisi nasi goreng beserta telur dadar dengan dua potong timun khas Jepang kesukaan Nayla.

Aroma menggoda menyeruak di dalam kamar mereka.

Nayla yang sudah berpakaian rapih dengan outfitnya yang kasual menghampiri Keyla yang sudah duduk manis dimeja makan mini mereka. Nayla ikut duduk dihadapan gadis itu.

Nayla melafalkan kata Bismillah sebelum akhirnya menyuap satu sendok nasi goreng ke mulutnya.

"Waaah, seperti biasa," gadis itu menunjukkan jempol sebagai tanda mantap akan masakan Keyla.

Sedangkan Keyla hanya tertawa melihatnya. Diapun mengikuti Nayla yang kian lahap. Mereka makan diselingi dengan obrolan ringan pasal tesis masing-masing.

-----

Tibalah Keyla dan Nayla di Fukuoka International Airport setelah menempuh perjalanan melalui jalan tol dari Universitas mereka menggunakan taksi online selama kurang lebih 15 menit.

Bandara Fukuoka sendiri berada di distrik Hakata yang akan terhubung ke pusat kota bila melalui jalan raya dan juga terhubung ke stasiun kereta api bawah tanah.

Mereka kini telah berada di terminal 4 untuk keberangkatan internasional. Di bandara ini, pengantar penumpang bisa masuk hingga ke area tunggu pintu keberangkatan jadinya kini gadis itu tengah menunggui Nayla yang sedang check-in sekalian mendaftarkan bagasi.

Tak butuh waktu lama untuk Menunggu, Nayla datang menghampiri Keyla dengan wajahnya yang nampak bahagia. Tangannya tengah bergerak memasukkan kembali paspor kedalam tas selempangnya.

"Bahagia amat sih buk kalau dah mau traveling," cibir Keyla saat gadis itu sudah ada di depannya.

Sedangkan Nayla hanya tertawa tak berniat menanggapi cibiran dari Keyla.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju area tunggu gate 3. Tinggal sisa dua puluh lima menit sebelum waktu keberangkatan Nayla.

Nayla mengajak Keyla duduk di kursi yang tak jauh dari petugas pintu keberangkatan.

Dari tempat duduk itu, mereka bisa melihat beberapa pesawat yang tengah terparkir bahkan ada yang baru sampai di area landasan.

Kedua tangan Nayla bergerak merogoh kantong tas selempangnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam.

Dia mencoba menelpon ibu dan ayahnya, tapi tidak ada yang menjawab. Akhirnya dia memilih untuk meninggalkan sebuah pesan untuk memberitahu orang tuanya bahwa ia akan segera berangkat.

Tanpa menunggu adanya balasan, gadis itu menonaktifkan lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

"Nay, jujur yah, sebenarnya aku gak ingin kamu pergi," ujar Keyla setelah beberapa menit tak ada topik pembahasan diantara mereka.

Nayla menoleh, "karena kamu bakal sendirian di asrama selama seminggu yaah," ujar gadis itu dengan candaan.

Tapi Keyla malah menatapnya dengan tatapan serius, "Aku gak bercanda Nay," ia kembali menatap landasan pesawat yang nampak dari jendela kaca besar dihadapannya.

"Entah kenapa aku gak ingin kamu pergi," lanjut Keyla.

Nayla tersenyum pada sahabatnya itu.

Ia merangkul Keyla dan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Keyla.

"Udah, cuma seminggu juga kok. Ingat kamu jangan lupa salat, oke?"

Keyla mengangguk menuruti kata Nayla.

"Jangan cuma nonton drakor mulu kamu key,"

Ujarnya sekali lagi memperingati Keyla yang selalu begadang dengan stok drama Koreanya.

Keyla kembali mengangguk dan menoleh pada Nayla.

"Bawain ole-ole yaahh," Ujarnya kini dengan tawa yang lebar.

Dia mencoba menepis segala pikiran negatif yang entah kenapa mulai menghantuinya.

"Iya-iya," jawab Nayla.

Terdengar panggilan untuk penumpang pesawat China Eastern Airlines dari pengeras suara yang ada pada tiap sudut terminal itu.

Seluruh penumpang diminta untuk segera melakukan boarding pass.

Nayla berpamitan pada Keyla. Gadis itu memeluk Nayla sangat erat walaupun tidak terlalu lama, akhirnya Keyla melepas kepergian Nayla dengan hati yang berat.

Setelah memperlihatkan tiket boarding pass itu, Nayla menoleh pada sahabatnya itu sambil melambaikan tangannya. Senyuman lebar manambah aura cantik dari gadis berjilbab abu-abu muda itu.

Hingga akhirnya dia benar-benar hilang dari pandangan Keyla.

Selama menuju pesawat, Nayla tersenyum mengingat raut wajah sedih sahabatnya itu.

Entah kenapa terbesit rasa khawatir dalam hatinya. Namun segera ia tepis perasaan itu. Dia ingin perjalanannya kali ini akan sama menyenangkan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bismillah. Ujarnya seraya melangkah masuk ke dalam pesawat.

------

Keyla yang tak lagi melihat sosok Nayla memilih untuk melangkah pergi dari area tunggu itu.

Hatinya masih berat melepas kepergian Nayla. Padahal tahun sebelumnya, ia merasa baik-baik saja saat ditinggal Nayla traveling.

Gadis itu menghela nafas panjang.

"Ya Allah, lindungilah Nayla sampai ke tempat tujuan," ujarnya pelan dan terus berjalan keluar dari bandara itu.

*****to be continued***

Semoga terhibur dengan cerita ini 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak like ataupun Vo-ment untuk sekedar mejadi support aku buat lanjut nulis kisah ini yah ☺️

Terimakasih 🤗**

Terpopuler

Comments

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE karyamu Feedback ya

PENDEKAR TAK PERNAH KALAH✋

2020-09-24

0

🗼࿈ᴸᵒᶠ⃟Bɪᴇ

🗼࿈ᴸᵒᶠ⃟Bɪᴇ

haii kaka aku hadirrr

2020-05-21

2

Citoz

Citoz

asyik sudah UP 😍 aku suka ceritanya 😍.. sampai aku kasih boomlike.. jangan lupa boomlike balik, komen dan vote karyaku yang baru UP yang berjudul "PACAR SETTINGAN PRESDIR" makasih ya 🙏

2020-05-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!