Viral

Sesuai janji mpok Munah, ia telah berbicara dengan anaknya Salim. Untuk mengizinkan Nur Amalina Mayasari atau Maya guna membuat konten tiktok dirumahnya.

Salim sendiri tak masalah, asal setelah itu tempatnya di bersihkan dan jangan dirusak. Begitulah ia berkata pada Maya.

Tentu saja Maya pun sangat berterima kasih pada mpok Munah dan juga Salim. Ia lalu membuat beberapa video tiktok. Ada yang langsung di upload hari itu juga dan ada pula yang di simpan di draft, untuk di upload pada keesokan harinya.

Sebab bilamana di upload semuanya, kerapkali semuanya itu tidak masuk ke dalam beranda for your page atau FYP. Kita sebagai penggiat akan rugi konten, sebab konten di draft tak bisa di batalkan apabila telah di upload. Dan konten tersebut akan tergerus oleh konten-konten baru dari orang lain.

"May, menurut gue lo harus menciptakan koreografi atau hal baru dalam konten joget yang lo buat."

Salim berkata pada Maya di beberapa hari berikutnya. Ketika Maya sedang mampir ke rumah mpok Munah untuk membuat konten.

"Maksud lo, koreo gue monoton ya Sal?" tanya Maya pada Salim.

"Iya, tapi bukan berarti nggak bagus ya. Buktinya lo FYP mulu kan?" Salim menatap Maya.

"Maksud gue, lo bikin kreasi dan gebrakan. Biar lo viral sekalian. Heboh, heboh sekalian jangan nanggung. Seenggaknya buat dapat nama dulu. Kalau lo udah di undang ke tipi-tipi, untuk selanjutnya endorse udah bakal ngalir terus." ujar Salim lagi.

"Iya sih." tukas Maya.

"Saingan kita di dunia digital itu banyak, May. Ambil ilmu dari para pengembang produk aja. Kalau nggak berinovasi, kita bakal tenggelam." tukas Salim.

"Iya sih. Produk aja saingannya banyak, apalagi kita. Sekarang kita mikir gimana caranya supaya kita tetap laku." ujar Maya.

"Nah itu dia yang gue maksud." Salim menimpali.

Maya pun akhirnya mengerti. Di hari-hari berikutnya ia mulai memikirkan inovasi apa yang bisa ia lakukan. Agar dirinya tetap terus masuk FYP dan kalau bisa booming.

Pertama-tama Maya membuat konten joget malam-malam di depan sebuah pohon beringin, yang terkenal angker di area sekitar tempat tinggalnya. Ia mendapat ide tersebut karena melihat antusiasme warganet terhadap konten horor.

Sambil menahan rasa takut yang berkecamuk di dalam hati, ia memberanikan diri berjoget dan mencoba koreo yang baru beberapa jam lalu ia ciptakan.

"Duh may, inget target. Lo mesti FYP terus, biar bisa kaya dan punya iPhone. Pake tas Balenciaga, LV dan lain-lain. Capek pake tas harga cepek-an mulu."

Maya mengingatkan diri sendiri, ketika ketakutan kembali menyerang. Maka ia pun berjoget di depan pohon beringin itu dengan penuh antusias.

Ia membawa lighting serta power bank sebagai sarana penerangan. Ia benar-benar melakukannya sendirian, demi konten dan demi FYP. Tak peduli mungkin saat ini para demit sedang melihat tingkah lakunya.

"Akhirnya jadi juga."

Maya menggotong peralatannya lalu berlarian meninggalkan pohon beringin itu, ketika semuanya sudah usai. Tak hanya sampai disana, ia pun harus mengendap-endap masuk ke rumah kontrakan agar tak ketahuan ibunya. Bisa-bisa ibunya melempar panci jika ketahuan malam begini ia baru pulang.

"Dari mana, May?"

Ayah tiri Maya yang tengah bermain catur bersama sang adik tiri, kini menegur gadis itu. Maya kaget karena mengira semuanya sudah tidur.

"Dari bikin konten, pak." jawab Maya.

"Tapi ada teman kan?" tanya ayah tirinya itu lagi.

"Ada koq, pak. Maya nggak sendirian." Lagi-lagi Maya menjawab.

"Jangan bohong lo mbak Maya, ntar di lecehkan orang aja lo."

Adik tiri Maya yang berusia 13 tahun itu ikut-ikutan.

"Iye, Indra Junaedi." ujarnya kemudian.

Maya pun lalu masuk ke dalam kamar dan meletakkan semua peralatan.

"Huh, upload dulu deh." ujar Maya, ketika ia telah rebahan di kasur Palembang.

Ia meraih Handphone lalu hendak mengupload video yang tadi. Ketika sudah menentukan sampul, ia teringat sesuatu.

"Apa gue buat gimmick aja ya, biar makin heboh." pikir gadis itu.

Maya pun tersenyum, lalu mengembalikan kursor handphone ke belakang dan mengedit tulisan pada video tiktok tersebut.

"Sesama teman yang indigo, kalian liat apa di belakang?"

Ia menulis kata-kata itu di videonya. Tak lama kemudian,

"Klik."

Video tersebut berhasil di upload. Maya menarik nafas, mengecas handphone, lalu pergi mandi. Setelah mandi ia pun pergi tidur.

***

"Ting."

"Ting."

"Ting, ting, ting, ting, ting, ting."

"Ting, ting, ting, ting, ting, ting."

Maya kaget dan terbangun akibat bunyi suara notifikasi di handphonenya, yang tak kunjung berhenti.

"Hoahm."

Ia menguap lalu memperhatikan layar dan betapa terkejutnya ia melihat notifikasi apa itu.

"Anjir, segini banyak?" ujarnya tak percaya.

Ia sempat bengong sebentar lalu buru-buru membuka tiktok. Ternyata videonya telah ditonton lima juta kali dalam tempo semalam dan meraih ratusan ribu like serta begitu banyak komentar.

"Oh my God. Video gini doang viral?" ujarnya masih tak percaya.

"May, lo viral anjir."

Sebuah pesan singkat masuk di laman WhatsApp milik Maya, disusul pesan-pesan lainnya bahkan sampai ratusan. Semua isi pesan itu sama, yakni membicarakan seputar keviralan Maya hari itu.

"Lu viral, may."

"Maya lo viral, sejak kapan lo Indigo?"

"Maya, video loh viral, ga nyangka ternyata lo Indiana John. Wkwkwk."

"May, viral tau."

Pesan-pesan dari teman SD, SMP, SMA, teman main, teman di komunitas drakor semuanya sama.

"Anjir gue viral. Gue viraaaal."

Maya berteriak.

"Heh Maya, kesurupan lu?"

Kedua orang tua dan adik Maya terbangun dari tidur mereka dan berlarian ke kamar Maya. Mereka mengira Maya telah melihat penampakan.

"Kenapa lu?" tanya ibunya lagi.

"Bu, Maya viral bu. Maya viraaaal."

Maya berteriak-teriak kegirangan lalu mengajak ibunya menari-nari.

"Eh May, piral apaan?" tanya ibunya tak mengerti.

"Maya viral, bu."

"Iya apaan?"

Adik Maya, Indra lalu membuka laman tiktok miliknya dan melihat video mana yang dikatakan Maya viral. Ia kemudian mendapatinya dan memperlihatkan hal tersebut pada sang ibu.

"Astaga ini di depan beringin angker?" teriak ibunya lagi.

Ia bersiap hendak melayangkan panci ke kepala Maya. Sampai kemudian,

"Mpok, mpok Indah. Mpoook."

Beberapa suara dari ibu-ibu sekitar tampak memanggil ibu Maya. Sontak ibu Maya pun berbalik arah dan menuju ke depan. Disana sudah ada ibu-ibu yang terdiri dari tetangga sekitar.

"Ade ape ye mpok?" tanya ibu Maya heran.

"Si Maya, mpok. Maya terkenal." Mereka berujar dengan antusias.

"Bakalan jadi artis dadakan ini mpok, bentar lagi." ujar ibu-ibu lainya.

"Bakalan kaya lu mpok, seriusan."

"Oh gitu ye, hehehe."

Ibu Maya yang tadinya hendak murka, kini cengengesan di hadapan para tetangganya tersebut. Sementara Maya mulai merasa bangga pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Is Wanthi

Is Wanthi

May untung Lou gak ketempelan penghuni pohon beringin 😁😁😁

2023-03-30

0

Bunda dinna

Bunda dinna

kalau lidah ibu2 memang g bisa ngomong f sama v..jadinya piral 🤣🤣

2022-11-15

0

Imas Aisha Raya

Imas Aisha Raya

hahahaha maya maya

2022-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!