Mencoba Hal Baru

Kembali mereka bisa mengecoh orang-orang yang mengejar mereka. Entah bagaimana, orang-orang itu begitu ceroboh tidak menjaga pintu belakang hotel itu. Sehingga keduanya bisa lolos dengan mudah.

Lana kembali ndeprok. Tidak peduli dia ada di di tepi jalan. Nafasnya kembali tersengal.

"Gila ya mimpi apa gue semalam? Sial bener gue hari ini. Apa ini karma buat gue karena nggak nurut sama mama, papa. Tapi suruh meleng dari mas Rafa sama Hyung Hyun Ae. Aaahh bisa mokat gue" batin Lana.

"Ayo jalan!" ucap Vian.

Lana menggeleng. Demi apapun, dia tidak kuat lagi. Jangankan jalan. Mungkin disuruh berdiri saja, dia tidak sanggup.

"Jalan atau aku tinggal!" lagi Vian berucap kali ini diikuti ancaman.

"Bo-do-a-mat" Lana menjawab terputus-putus.

"Benar deh. Kapok..kapok...nggak lagi, lagi deh gue ngebantah mak sama bapak gue" batin Lana lagi.

Peduli amat dengan Vian, ditinggal ya sudah. Dia tinggal nyari taksi pulang. Vian sudah berjalan agak jauh. Ketika dia tiba-tiba berhenti. Memejamkan matanya sejenak. Ada pergolakan dalam hatinya. Antara meninggalkan Lana atau membawanya lagi.

"Haiisshh!" Vian mengumpat kesal.

Lantas berbalik. Kembali menghampiri Lana yang masih setia ndeprok di atas aspal. Nafas Lana sudah mulai kembali normal. Ada beberapa orang yang melintas. Nampak memperhatikan mereka sekilas. Namun lebih memilih mengacuhkan keduanya. Mereka pikir mungkin Lana dan Vian, pasangan yang sedang bertengkar.

"Berdiri!" ucap Vian membuat Lana mendongakkan kepalanya.

"Lah masih ada? Gue pikir sudah kabur ninggalin gue" batin Lana.

"Minum, aku mau minum" ucap Lana. Namun lebih terdengar seperti rengekan di telinga Vian.

"Manja!" ucap Vian pedas.

"Baru tahu ya" jawab Lana.

Vian berdecih kesal. Namun tak urung berlalu masuk ke minimarket di belakangnya.

"Ini.." Vian menyerahkan sebotol air mineral yang kembali sudah dibukanya.

"Terima kasih" ucap Lana manis. Membuat Vian memutar matanya malas.

Tidak perlu lama. Satu botol air minum itu langsung tandas. Habis diminum Lana dalam sekali teguk.

"Busyet deh. Ni orang apa galon" batin Vian setengah tidak percaya.

Melihat tingkah Lana. Tidak sadar seulas senyum tipis terukir di bibir Vian. Pelan Lana berdiri setelah menghabiskan air mineralnya.

"Jalan!" perintah Vian.

"Yey terserah gue. Kan ini sudah di luar. Lagian orang-orang itu sudah tidak ngejar kamu lagi kan. Jadi kita pisah di sini. Gue nggak mau ada urusan sama buronan kayak kamu" ucap Lana pedas.

"Sembarangan kalau ngomong. Aku bukan penjahat. Apalagi buronan. Kamu kira aku *******? Koruptor?" kilah Vian.

"Bodo amat. Sekarang siniin hape gue. Entar nyokap gue neleponin. Nggak gue angkat. Berabe lagi" pinta Lana menadahkan tangannya.

Tadinya Vian enggan menyerahkan ponsel Lana. Tapi mendengar kata "nyokap" mean Mama. Dia jadi penasaran. Seperti apa hubungan gadis judes ini dengan mamanya.

Tanp ba bi bu. Vian menyerahkan ponsel Lana. Membuat Lana langsung sumringah. Begitu ponsel dihidupkan. Nampaklah wall paper Lana yang menampilkan foto dua pria yang selalu membuat klepek-klepek hati Lana.

Dan sepertinya tebakan Lana benar. Karena tak berapa lama. Ponsel itu berdering.

"Ya Mamaku yang cantik" ucap Lana dengan mode merayu agar sang Mama tidak marah. Soalnya ini sudah panggilan yang kesepuluh yang dibuat sang Mama.

Membuat Vian rasanya ingin muntah. Mendengar rayuan gombal si gadis judes.

"Jangan merayu, dimana kamu?" jawab Tania diujung sana.

"Aduh Mama. Lana lagi semedi cari wangsit. Katanya disuruh meleng dari mas Rafa sama Hyung. Jadi Lana harus cari petunjuk buat cari ganti" jawab Lana asal saja.

Kembali membuat Vian geleng-geleng kepala.

"Mas Rafa? Hyung? Meleng? Apa itu" batin Vian.

"Iya...iya...Lana bisa jaga diri. Lana tidur di apartement papa ya malam ini. Buat ngelanjutin nyari wangsit" ucap Lana.

"Ya nanti mama bilang sama om Rey"

"Isshh Lana sudah gedhe Ma. Jangan dititipin mulu napa sama Om Rey. Mama kira Lana barang belanjaan" gerutu Lana.

Tak lama panggilan itu berakhir. Meninggalkan wajah manyun di wajah cantik Lana. Membuat Vian mengerutkan dahinya.

"Sudah? Balikin ponselnya" pinta Vian.

"Idih ogah. Ini kan ponsel gue. Enak aja main minta. Udah gue mau pulang" ucap Lana.

Bersamaan dengan ponsel Vian yang gantian berbunyi. Vian langsung mengeratkan rahangnya. Melihat siapa yang menghubunginya.

Vian baru saja menempelkan ponsel itu ke telinganya. Ketika dia kembali menjauhkannya. Menghindari teriakan yang terdengar dari ujung sana.

"Papa bilang pulang Vian!" begitulah teriakan yang didengar Vian.

"Tidak akan pernah!" jawab Vian tidak kalah keras.

Membuat Lana langsung menatap Vian yang kini wajahnya memerah menahan amarah.

"Alvian..." ucap Bryan.

"Dengar Pa...Vian sudah muak dengan semua ini. Jangan pernah memaksa Vian pulang ke Sydney. Karena itu tidak akan pernah terjadi!" lagi Vian berucap sambil mengeratkan rahangnya.

"Kau tidak akan bisa hidup tanpa fasilitas dari papa" ancam Bryan.

"Ooh Papa jangan salah. Seluruh perusahaan yang ada di Surabaya atas nama Vian. Jangan pikir Vian tidak tahu. Jadi berhenti mengejar Vi..biar aku hidup bebas. Vi muak dikurung di sangkar emas papa" ucap Vian lantas membanting ponselnya hingga hancur berkeping-keping.

Membuat Lana terlonjak saking kagetnya. Nafas Vian memburu. Menahan emosi yang masih berkecamuk di dadanya.

Tak kalah dengan Vian, sang papa,Bryan langsung menggebrak meja. Membuat Vera yang sedang menyiapkan makan malam terkejut.

"Sial! Berani sekali dia melawanku sekarang!" geram Bryan.

Bryan pikir Vian adalah putra yang penurut. Akan menuruti semua perintah dan permintaannya. Nyatanya salah. Putra tunggalnya kini dengan lantang menentang dirinya.

"Ada apa Sayang?" tanya Vera yang langsung masuk ke ruang kerja sang suami.

"Putramu ada di Surabaya" jawab Bryan singkat.

"Benarkah? Lalu apa masalahnya? Dia memang lahir di sana. Jadi biarkan saja dia disana. Sekalian dia bisa mengecek perusahaan Papa di sana" ucap Vera santai.

"Aku yang khawatir kalau dia sampai bertemu mereka. Tahu tentang masa lalu. Lantas balik menyerangku" batin Bryan cemas.

Bryan nampak diam.

"Sudahlah, biarkan saja dulu. Hentikan orang-orangmu untuk mengejar Vian. Lagipula Vian tidak pernah keluar Sydney. Anggap saja dia sedang liburan" lagi Vera berucap.

Membuat Bryan menggeram kesal.

***

"Vian.." panggil Lana.

Vian menatap Lana dengan tatapan penuh amarah.

"Nama kamu Vian kan?" ucap Lana takut-takut.

Takut kena banting seperti ponsel Vian yang hancur berkeping-keping. Padahal Lana tahu itu ponsel mahal. Dia aja kepengen beli. Tapi sayang dengan ponsel yang sekarang. Karena itu hadiah dari mas Rafanya. Kala gadis itu berhasil lulus kuliah dengan nilai sempurna.

"Apa?" tanya Vian galak.

"Isshh galak bener. Mau pulang nggak? Sekalian nyari taksinya" tanya Lana sekaligus menggerutu.

"Aku belum cari hotel lagi" jawab Vian dingin.

Lana diam.

"Kalau nginep di tempat papaku mau nggak. Katanya lagi nyari tempat sembunyi dari...papamu" ucap Lana pelan plus takut.

"Beuuh baru kali ini gue takut sama orang. Biasanya gue cuma takut sama hantu" batin Lana.

Mendengar pertanyaan itu tatapan tajam langsung Lana terima.

"Astaga, nawarin doang. Nggak mau ya beneran. Situ marah sama papanya, jangan gue dong yang jadi sasaran" lagi gerutuan terdengar dari bibir Lana. Membuat gemas Vian.

"Bisa nggak tu bibir sedetik aja nggak ngedumel" ucap Vian pedas.

"Bibir, bibir gue. Masalah buat kamu?" protes Lana.

"Masalah buat kupingku" balas Vian.

"Astaga...Mamaaaa kenapa sih ada orang yang nyebelin banget" Lana mulai mengeluarkan jurus andalannya, merengek.

"Dasar anak manja!" maki Vian.

Mendengar hal itu Lana ngambek. Berbalik lalu mulai berjalan menjauh.

"Hei mau kemana?" tanya Vian.

"Pulang! Gue kan punya rumah!" balas Lana. Membuat Vian mencelos.

"Hei, tunggu dulu" ucap Vian mencekal tangan Lana.

"Apa?!" tanya Lana kesal.Berusaha melepaskan cekalan tangan Vian.

Sedikit ragu ketika akan berucap.

"Apa lagi?!" desak Lana.

"Aku...aku ikut denganmu" ucap Vian lirih.

"What?!" tanya Lana tidak percaya.

"Tadi katanya nawarin buat nginep di apartemen papamu. Aku mau" ucap Vian.

Baru kali ini dia salah tingkah di depan orang. Apalagi seorang gadis. Sedang Lana mengedip-ngedipkan matanya tidak percaya.

"Dia nggak lagi kesurupan kan? Atau otaknya lagi gesrek. Kenapa tiba-tiba berubah pikiran" batin Lana.

"Sepertinya dia gadis yang baik. Meski galak dan manja. Kenapa tidak mecobanya. Sekali-sekali mencoba hal baru tidak akan rugi kan" batin Vian menatap wajah Lana yang telihat bingung.

****

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

semangat Vian...
untuk pertama kali nya aku mendukung anak yg kabur😆😉

2023-05-14

1

Memyr 67

Memyr 67

penasaran. ada hubungan apa vi dengan keluarga kai dan teman temannya?

2023-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Absurd
2 Rebellion Begin
3 Unforgetable First Meet
4 Pelarian Yang Manis
5 Mencoba Hal Baru
6 Awal Baru
7 Kejutan Manis
8 Calon Mantu Idaman
9 Bodyguard Cantik
10 Perasaan Aneh
11 Kamu Begitu Menggoda
12 Untung Cuma Mimpi
13 Itu Nyata, Lana
14 Rahasia Rafa
15 Kau Yang Rugi Kan?
16 First Meet, Jayden
17 Riko VS Kanaya
18 Bukan Orang Sembarangan
19 Bukan Orang Sembarangan
20 Pernah Dekat Di Masa Lalu
21 Kejutan Manis Untukmu
22 Benar-Benar Menyiksaku
23 Insiden
24 Bertemu Tania
25 Aku Pernah Merasakannya
26 Kena Kau!
27 A Simple Thing
28 Jangan Harap
29 Pertolongan Datang
30 Googling Aja Sana
31 Insecure
32 Riko VS Kanaya 2
33 Rasa Baru
34 Patah Hati?
35 I Got You
36 Belajar Membuka Hati
37 Seperti Adikmu
38 Sosok Ayah
39 Kita Akan Menikah Besok
40 Rezeki Anak Sholeh
41 Siapa Dia?
42 You Make Me Crazy
43 Kekhawatiran Jayden
44 Pertengkaran Manis
45 Terciduk
46 Gadis Yang Menarik
47 Ketika Masalah Datang
48 Percayalah Padaku
49 Badai Pasti Berlalu
50 Badai Pasti Berlalu
51 Tanda Minta Maaf
52 Calon Istri Saya
53 Kebenaran Terungkap
54 Tidak Bisa Menolakku
55 Ide Yang Bagus
56 Cinta Kok Pake Drama
57 Benar-Benar Kurang Ajar
58 Tergantung Situasinya
59 Habislah Aku
60 Bahaya
61 Biang Kerok Datang
62 Bonyok? Mantu Otewe?
63 Siap Bos!
64 Apalagi Itu?
65 Kenzo's Story
66 Rencana Bryan
67 Rencana Bryan 2
68 Penyesalan Bryan
69 The Wedding
70 The Wedding 2
71 Hadiah Untukmu
72 Akhirnya
73 Malam Pertama
74 Hilang dan Heboh
75 Di Rumah Baru
76 Di Rumah Baru 2
77 Liwetan Antimainstream
78 Senja Paling Indah
79 Senja Paling Indah
80 Pulang
81 Bahagia Itu Sederhana
82 Petuah Berdasar Pengalaman
83 Konflik
84 Awal Mula
85 Sederhana Tapi Mematikan
86 Mencoba Bertahan
87 Anugerah Terbesar
88 Semakin Rumit
89 Semakin Rumit
90 Sebelum Mulai Memanas
91 Mulai Dari Awal Lagi
92 Akhirnya
93 Cobaan
94 Tahap Rekonsiliasi
95 Terciduk Apanya?
96 Arya Dan Lia
97 Akhir Cerita
98 PENGUMUMAN SEQUEL NOVEL
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Keluarga Absurd
2
Rebellion Begin
3
Unforgetable First Meet
4
Pelarian Yang Manis
5
Mencoba Hal Baru
6
Awal Baru
7
Kejutan Manis
8
Calon Mantu Idaman
9
Bodyguard Cantik
10
Perasaan Aneh
11
Kamu Begitu Menggoda
12
Untung Cuma Mimpi
13
Itu Nyata, Lana
14
Rahasia Rafa
15
Kau Yang Rugi Kan?
16
First Meet, Jayden
17
Riko VS Kanaya
18
Bukan Orang Sembarangan
19
Bukan Orang Sembarangan
20
Pernah Dekat Di Masa Lalu
21
Kejutan Manis Untukmu
22
Benar-Benar Menyiksaku
23
Insiden
24
Bertemu Tania
25
Aku Pernah Merasakannya
26
Kena Kau!
27
A Simple Thing
28
Jangan Harap
29
Pertolongan Datang
30
Googling Aja Sana
31
Insecure
32
Riko VS Kanaya 2
33
Rasa Baru
34
Patah Hati?
35
I Got You
36
Belajar Membuka Hati
37
Seperti Adikmu
38
Sosok Ayah
39
Kita Akan Menikah Besok
40
Rezeki Anak Sholeh
41
Siapa Dia?
42
You Make Me Crazy
43
Kekhawatiran Jayden
44
Pertengkaran Manis
45
Terciduk
46
Gadis Yang Menarik
47
Ketika Masalah Datang
48
Percayalah Padaku
49
Badai Pasti Berlalu
50
Badai Pasti Berlalu
51
Tanda Minta Maaf
52
Calon Istri Saya
53
Kebenaran Terungkap
54
Tidak Bisa Menolakku
55
Ide Yang Bagus
56
Cinta Kok Pake Drama
57
Benar-Benar Kurang Ajar
58
Tergantung Situasinya
59
Habislah Aku
60
Bahaya
61
Biang Kerok Datang
62
Bonyok? Mantu Otewe?
63
Siap Bos!
64
Apalagi Itu?
65
Kenzo's Story
66
Rencana Bryan
67
Rencana Bryan 2
68
Penyesalan Bryan
69
The Wedding
70
The Wedding 2
71
Hadiah Untukmu
72
Akhirnya
73
Malam Pertama
74
Hilang dan Heboh
75
Di Rumah Baru
76
Di Rumah Baru 2
77
Liwetan Antimainstream
78
Senja Paling Indah
79
Senja Paling Indah
80
Pulang
81
Bahagia Itu Sederhana
82
Petuah Berdasar Pengalaman
83
Konflik
84
Awal Mula
85
Sederhana Tapi Mematikan
86
Mencoba Bertahan
87
Anugerah Terbesar
88
Semakin Rumit
89
Semakin Rumit
90
Sebelum Mulai Memanas
91
Mulai Dari Awal Lagi
92
Akhirnya
93
Cobaan
94
Tahap Rekonsiliasi
95
Terciduk Apanya?
96
Arya Dan Lia
97
Akhir Cerita
98
PENGUMUMAN SEQUEL NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!