Bab 2. Pertemuan Pertama.

Gendhis sudah merasakan ada yang salah dengan sepeda motor yang sedang dikendarainya ini. Jalannya sedikit meleot dan oleng ke sana kemari. Ia pun akhirnya menepikan sepeda motor ke pinggir jalan. Gadis itu memasang standar motor dengan kakinya, lalu turun dan memeriksa roda bagian belakang.

"Owalah, kempes," ujarnya sambil menghela napas berat. "Gimana ini?" Ia menoleh ke kanan kirinya, mencari-cari barangkali ada tempat untuk menambal ban di sekitarnya. Yang ia lihat hanya bengkel aksesoris mobil.

Gendhis melepas helm di kepalanya dan meletakkannya di atas kaca spion. Lalu merogoh ponsel di dalam tas selempang. Gadis itu menggulir layar gawainya mencari nomer adiknya, Lingga. Namun, ia mengurungkan niatnya. Tentu saja saat ini adik remajanya itu masih berada di sekolah.

Bingung, Gendhis berjongkok sambil menekan-nekan roda motornya yang kempes, meskipun hal yang dilakukannya itu tidak akan membantu sama sekali.

"Kempes, Mbak?"

Gendhis mendongak, lalu betdiri. Seorang pemuda berkulit sawo matang berseragam biru tua menghampirinya. "Iya ini, Mas. Nggak ada tukang tambal ban di sekitar sini kan, ya?"

"Iya, nggak ada e, Mbak." Danang memandang iba pada Gendhis. "Rumahnya mana, Mbak?"

"Kota Gede."

"Walah, yo jauh." Danang menggaruk-garuk kepalanya. "Sek, Mbak. Aku tanya ke temenku dulu ada alat nggak di bengkel," ujarnya sambil menunjuk bengkel aksesoris mobil di sebelah tempat mereka berdiri.

"Iya, makasih, Mas." Gendhis sedikit merasa lega.

Pemuda yang mengajak Gendhis bicara, Danang, berjalan menuju ke bengkel dan masuk ke dalamnya. Beberapa saat kemudian ia keluar dengan seorang temannya.

"Bocor?" tanya pemuda yang baru saja ikut Danang keluar dari bengkel pada Gendhis.

Seraut wajah tampan dengan tubuh altletis, terbalut seragam biru tua dengan bagian lengan digulung, memperlihatkan sebagian tato bergambar naga di kulit putihnya, membuat Gendhis yang sedang memandangi roda motornya, terkesiap. "Iya nih, Mas," jawab pemuda itu, Shaka, berjongkok di depan roda motor Gendhis dan mulai memainkan kunci ring yang dibawanya. Ia melepas satu persatu baut di sekeliling roda.

"Nggak ada alat buat nambal di sini," ujarnya sambil menyerahkan roda yang dipegangnya pada Danang. "Lo cari tukang tambal ban di sekitar sini, Nang. Nih, pake mobil gue aja." Ia merogoh saku celananya dan menyerahkan kunci mobilnya pada Danang. Pemuda berbadan ceking itu mengiyakan.

"Aduh, ngerepotin, Mas," ucap Gendhis yang merasa tidak enak hati.

"Nggak papa, tunggu di dalem aja, Mbak ... di luar panas." Shaka mempersilahkan gadis manis berambut panjang itu untuk masuk ke dalam bengkel dan menunggu di kursi ruang tunggu.

"Dari mana, Mbak?" tanya Shaka basa-basi. Kasihan juga melihat gadis ini menunggu sendirian sampai Danang selesai menambal ban. Jadi, ia memutuskan untuk menemani.

"Abis pulang ngajar, Mas." Gendhis menjawab dengan kikuk.

Oh, benar. Di balik sweater rajut warna hitam yang tampak kebesaran di tubuh kurusnya, ada seragam warna hijau tua dengan kerah motif bathik. "Oh, guru, ya?"

"Iya, Paud, Mas." Gendhis mengangguk.

"Asli Jogja?" tanya Shaka. Ia perhatikan wajah ayu di hadapannya itu. Ayu khas perempuan Jawa yang lembut. Sepertinya cocok kalau gadis ini berprofesi sebagai penari.

"Iya, saya asli sini."

"Daerah mana?" Shaka mengambil sebungkus rokok dari celananya lalu menyalakan sebatang.

"Kota Gede, Mas."

"Owh ...." Shaka melirik name tag yang menempel di pakaian gadis itu. Gendhis Ayuning R. "Namamu Gendhis?"

"Pripun (Gimana)?" tanya Gendhis memastikan. Pasalnya pemuda di hadapannya ini menanyakan sesuatu sambil menghisap rokoknya.

"Itu, nama kamu Gendhis?" ulang Shaka setelah menghembuskan asap rokok ke udara. Meskipun ia hanya menebak arti satu kata pertanyaan dalam bahasa Jawa yang diucapkan oleh gadis itu.

"Oh, iyaa ... saya Gendhis." Si gadis meringis. "Masnya kalau mau lanjut kerja monggo loh, saya nunggu sendiri aja nggak papa. Udah makasih banget direpotin."

"Santai kok saya." Shaka menoleh ke arah seorang rekan kerjanya di dalam sana, yang sedang mengambil alih pekerjaannya, mengganti cover jok mobil sedan tahun sembilan puluhan. Lalu mengalihkan pandangannya kembali pada gadis ayu di hadapannya itu. Wajah cantik yang dipoles riasan tipis itu sedikit berkeringat dan bersemu merah. "Rodanya udah tipis juga. Mungkin udah saatnya ganti."

"Ah, iya ... belum sempat."

"Bahaya juga tuh kalau nggak cepet-cepet diganti."

"Iya, sih."

"Tempat kerjanya di mana emang?"

"Masih sekitar Gejayan sini juga."

"Nah, lumayan kan, jaraknya dari Kota Gede. Masuk tiap hari, kan?"

"Senin sampai jum'at, Mas."

"Iya, maksudku, hampir tiap hari bolak-balik, kan ... repot juga kalau nggak cepet-cepet diganti."

"Iya e, Mas." Gendhis terkekeh. Pemuda ini, dari logatnya, pastilah bukan orang Jogja. Ia tebak, mungkin ia berasal dari Jakarta.

Dua puluh menit berlalu, Danang kembali dengan membawa roda motor Gendhis yang sepertinya sudah ditambal. Tidak membutuhkan waktu lama untuk Shaka memasang kembali roda pada tempatnya.

"Makasih banget ya, Mas." Gendhis mengucapkan terimakasih berkali-kali sebelum berpamitan pada dua pemuda yang telah menolongnya itu.

"Sami-sami, Mbak Gendhis," sahut Shaka dengan logat Jawanya yang lucu. Gadis itu membunyikan klakson sekali, kemudian melajukan motornya ke tengah jalan berbaur dengan kendaraan lainnya.

"Uwayuu yo, Mas," kikik Danang sembari mengekori Shaka masuk kembali ke dalam bengkel.

"Manis." Shaka menyahut. Senyum tipisnya tersungging di bibirnya.

"Nggak minta nomer telpone to, Mas?"

"Yaelah, emangnya lo. Sembarang cewek diminta nomer telpon!"

Danang terkikik. Ia lalu membantu Shaka yang kini sudah berkutat dengan pekerjaannya kembali. Bersama dengan satu rekan kerjanya mengerjakan interior sebuah mobil sedan warna hitam tahun sembilan puluhan yang masih tampak gagah.

***

Terpopuler

Comments

Emi Wash

Emi Wash

setelah melalang buana dgn anak band dn bule2 absur...saatnya kembali kearifan lokal....semangat lady.....😍😍

2024-01-04

0

Dewa Qin

Dewa Qin

mau cerita orang bule atau orang lokal,kak lady tetep bikin ceritanya mudah dipahami dan bahasanya ngena ke readers.emang TOP BGT dah👍👍

2023-11-14

0

Ersa

Ersa

waahh gejayan e ngendi ki

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pambuka.
2 Bab 1. Di Sudut Berbeda Yogyakarta.
3 Bab 2. Pertemuan Pertama.
4 Bab 3. Saat Alam Semesta Berkonspirasi.
5 Bab 4. Mengakrabi.
6 Bab 5. Gemulai Gerakanmu.
7 Bab 6. Esem-mu.
8 Bab 7. Nurani.
9 Bab 8. Ketidaksengajaan.
10 Bab 9. Tahap Paling Pertama.
11 Bab 10. Tahap Paling Kedua.
12 Bab 11. Tato-mu, Shaka.
13 Bab 12. Berkuasa Dalam Benakku.
14 Bab 13. Serba Salah.
15 Bab 14. Kriteria.
16 Bab 15. Pasir Putih
17 Bab 16. Para Penanti Cinta.
18 Bab 17. Intimidasi Yang Tersirat.
19 Bab 18. Egois Narsis.
20 Bab 19. Kita Fokus Dengan Kita.
21 Bab 20. Love Is On The Way
22 Bab 21. Proses Awal Tidak Selalu Mudah.
23 Bab 22. Keduanya Menyebalkan.
24 Bab 23. Pangrasa Ning Ati.
25 Bab 24. Ngapunten, Bu.
26 Bab 25. Namanya Mbak Gendhis.
27 Bab 26. Semakin Jatuh.
28 Bab 27. Kambing (Guling) Hitam.
29 Bab 28. Hari-Hari Indah Namun Penuh Perjuangan.
30 Bab 29. Ketakutan Akan Benteng Runtuh.
31 Bab 30. Ucapan Adalah Do'a.
32 Bab 31. Bersedia Babak Belur Untuk Kamu.
33 Bab 32. Kesialan Awal.
34 Bab 33. A Shoulder To Cry On.
35 Bab 34. Cara Menutupi Kesalahan Adalah Dengan Menyalahkan Orang Lain.
36 Bab 35. Runyam.
37 Bab 36. Such A Gloomy Day.
38 Bab 37. Tidak Baik-Baik Saja.
39 Bab 38. In Case This Is The Last Time.
40 Bab 39. Pangrasa Ingkang Ajur Lulur.
41 Bab 40. How Do I Live Without You.
42 Bab 41. Tidak Mampu.
43 Bab 42. Jejakmu.
44 Bab 43. Emptiness.
45 Bab 44. Sesal?
46 Bab 45. Sorot Mata Penuh Duka.
47 Bab 46. Jakarta, 12 Februari.
48 Bab 47. Daydreaming.
49 Bab 48. Jogjakarta
50 Bab 49. Pulang Ke Kotamu.
51 Bab 50. Saling Membayangkan.
52 Bab 51. Berharap Kembali Berkonspirasi.
53 Bab 52. Bayangan Nyata.
54 Bab 53. Makhluk Berbalut Dress Bunga-Bunga.
55 Bab 54. First New Chapter For Gendhis And Shaka.
56 Bab 55. Ide-nya Itu Modus.
57 Bab 56. Proses Awal (Lagi).
58 Bab 57. Restui Aku, Ibu.
59 Bab 58. Terulang.
60 Bab 59. Faith.
61 Bab 60. Kamu Bukan Malaikat.
62 Bab 61. Pamit.
63 Bab 62. Benarkah?
64 Bab 63. Be Rational, Dhis!
65 Bab 64. Menjadi Korban Yang Jahat.
66 Bab 65. Entahlah.
67 Bab 67. Yang Maha Membolak-balik Hati.
68 Bab 68. Kerikil Kecil Terakhir.
69 Bab 69. Kerikil Kecil Terakhir (2).
70 Bab 70. Perasaan Yang sudah Lama Terpupuk.
71 Bab 71. Chaos.
72 Bab 72. Ich Liebe Dich, Gendhis.
73 Bab 73. Menuju Bahagia.
74 Bab 74. Menuju Bahagia (2).
75 Bab 75. Menuju Bahagia (3).
76 Bab Tetangga Usil.
77 Bab 77. Keceplosan.
78 Bab 78. Menghadapi Perempuan Cemburu Itu Tidak Mudah. (THE END).
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Pambuka.
2
Bab 1. Di Sudut Berbeda Yogyakarta.
3
Bab 2. Pertemuan Pertama.
4
Bab 3. Saat Alam Semesta Berkonspirasi.
5
Bab 4. Mengakrabi.
6
Bab 5. Gemulai Gerakanmu.
7
Bab 6. Esem-mu.
8
Bab 7. Nurani.
9
Bab 8. Ketidaksengajaan.
10
Bab 9. Tahap Paling Pertama.
11
Bab 10. Tahap Paling Kedua.
12
Bab 11. Tato-mu, Shaka.
13
Bab 12. Berkuasa Dalam Benakku.
14
Bab 13. Serba Salah.
15
Bab 14. Kriteria.
16
Bab 15. Pasir Putih
17
Bab 16. Para Penanti Cinta.
18
Bab 17. Intimidasi Yang Tersirat.
19
Bab 18. Egois Narsis.
20
Bab 19. Kita Fokus Dengan Kita.
21
Bab 20. Love Is On The Way
22
Bab 21. Proses Awal Tidak Selalu Mudah.
23
Bab 22. Keduanya Menyebalkan.
24
Bab 23. Pangrasa Ning Ati.
25
Bab 24. Ngapunten, Bu.
26
Bab 25. Namanya Mbak Gendhis.
27
Bab 26. Semakin Jatuh.
28
Bab 27. Kambing (Guling) Hitam.
29
Bab 28. Hari-Hari Indah Namun Penuh Perjuangan.
30
Bab 29. Ketakutan Akan Benteng Runtuh.
31
Bab 30. Ucapan Adalah Do'a.
32
Bab 31. Bersedia Babak Belur Untuk Kamu.
33
Bab 32. Kesialan Awal.
34
Bab 33. A Shoulder To Cry On.
35
Bab 34. Cara Menutupi Kesalahan Adalah Dengan Menyalahkan Orang Lain.
36
Bab 35. Runyam.
37
Bab 36. Such A Gloomy Day.
38
Bab 37. Tidak Baik-Baik Saja.
39
Bab 38. In Case This Is The Last Time.
40
Bab 39. Pangrasa Ingkang Ajur Lulur.
41
Bab 40. How Do I Live Without You.
42
Bab 41. Tidak Mampu.
43
Bab 42. Jejakmu.
44
Bab 43. Emptiness.
45
Bab 44. Sesal?
46
Bab 45. Sorot Mata Penuh Duka.
47
Bab 46. Jakarta, 12 Februari.
48
Bab 47. Daydreaming.
49
Bab 48. Jogjakarta
50
Bab 49. Pulang Ke Kotamu.
51
Bab 50. Saling Membayangkan.
52
Bab 51. Berharap Kembali Berkonspirasi.
53
Bab 52. Bayangan Nyata.
54
Bab 53. Makhluk Berbalut Dress Bunga-Bunga.
55
Bab 54. First New Chapter For Gendhis And Shaka.
56
Bab 55. Ide-nya Itu Modus.
57
Bab 56. Proses Awal (Lagi).
58
Bab 57. Restui Aku, Ibu.
59
Bab 58. Terulang.
60
Bab 59. Faith.
61
Bab 60. Kamu Bukan Malaikat.
62
Bab 61. Pamit.
63
Bab 62. Benarkah?
64
Bab 63. Be Rational, Dhis!
65
Bab 64. Menjadi Korban Yang Jahat.
66
Bab 65. Entahlah.
67
Bab 67. Yang Maha Membolak-balik Hati.
68
Bab 68. Kerikil Kecil Terakhir.
69
Bab 69. Kerikil Kecil Terakhir (2).
70
Bab 70. Perasaan Yang sudah Lama Terpupuk.
71
Bab 71. Chaos.
72
Bab 72. Ich Liebe Dich, Gendhis.
73
Bab 73. Menuju Bahagia.
74
Bab 74. Menuju Bahagia (2).
75
Bab 75. Menuju Bahagia (3).
76
Bab Tetangga Usil.
77
Bab 77. Keceplosan.
78
Bab 78. Menghadapi Perempuan Cemburu Itu Tidak Mudah. (THE END).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!