Chika berusaha untuk menenangkan Bintang, butuh waktu yang lama untuk Bintang bisa meredakan tangisannya.
Setelah Bintang lebih tenang, guru penjaga perpustakaan meminta Chika untuk mengantarkan Bintang ke ruang UKS agar bisa istirahat, untuk menenangkan diri.
" Bintang, sebenarnya ada masalah apa ? mengapa kamu seperti ini ? " tanya Chika saat sudah berada dalam ruangan UKS.
Bintang perlahan menyerahkan sebuah surat dari Surya. Dengan seksama Chika membaca kalimat demi kalimat yang tertulis di lembaran kertas putih tersebut.
Tak terasa air mata Chika menetes, ia merasakan sebuah kesedihan, ia paham mengapa Bintang bisa menjadi histeris seperti itu, nyatanya Chika yang hanya membaca surat tersebut bisa menjadi ikut sedih, apa lagi Bintang yang menjadi tokoh utama dalam cinta Segitiga antara 3 sahabat.
" Bintang, mungkin kak Surya hanya sudah menikah dengan wanita lain, bukan meninggalkan dunia ini. " ucap Chika.
" Kalau hanya menikah dengan wanita lain, mengapa ia bilang akan membawa cintanya sampai ke liang lahat ? mengapa ia meminta hadiah surat Al-fatihah dari ku ? "
" Kau tau hari terakhir aku bertemu dengannya, ia dalam keadaan sakit, meskipun ia tidak mengatakan sakit apa yang ia derita. "
" Apakah kau ingat saat aku mencari kak Surya di saat pengumuman kelulusan dan saat pengambilan ijazah ? aku sama sekali tidak menemukan kak Surya. "
" Aku hanya bertemu dengan kak Gala, bahkan kak Gala waktu itu juga tidak bertemu dengan kak Surya. " jelas Bintang.
" Apakah kau tau dimana rumah kak Surya ? kita akan tau segalanya saat kita sudah sampai di rumahnya. " usul Chika.
" Kau benar, kita harus ke sana ! " ucap Bintang sambil mengusap air matanya.
Setelah membulatkan tekadnya, Bintang bangkit dan segera membasuh wajahnya, merapikan penampilannya kemudian ia mengajak Chika segera mengunjungi rumah Surya.
Kebetulan di saat siswa baru menjalani masa orientasi, maka kelas yang berada di atasnya belum memulai kegiatan belajar mengajar dengan efektif.
" Bintang ! Chika ! mau kemana ? mengapa terlihat sangat tergesa-gesa ? " tanya pak Yudi sambil membukakan pintu Gerbang untuk mereka.
" Iya kami akan mengunjungi kak Surya, aku dengar dia sedang sakit. " jawab Bintang.
" Ia sewaktu mengikuti ujian sekolah, beberapa bulan yang lalu, Surya memang sakit dan ia terlihat sangat pucat sekali. "
" Nanti titip salam ya buat Surya, soalnya sejak saat itu bapak tidak pernah bertemu dan tidak pernah tau lagi bagaimana kabarnya. " ucap pak Yudi.
" Ok ! siap bapak. " jawab Chika dan Bintang secara bersamaan.
" Bintang tunggu ! " teriak Kepala Sekolah saat melihat Bintang dan Chika hendak melajukan motor metiknya.
" Iya pak, maaf ada apa ya pak ?" tanya Bintang saat Kepala Sekolah sudah berada di samping mereka.
" Bintang mau kemana ?" tanya Kepala Sekolah.
" Saya ingin berkunjung ke rumah kak Surya pak. " jawab Bintang.
" Kalau begitu tolong tunggu sebentar ya, bapak akan menitipkan ijazah Surya. " ucap Kepala Sekolah dan segera meninggalkan mereka.
Bintang, Chika dan pak Yudi saling pandang, pasalnya peraturan di Sekolah tersebut, ijazah harus di ambil oleh siswa yang bersangkutan, atau keluarga yang di percaya untuk mengambil Ijazah tersebut.
Setelah beberapa saat, Kepala Sekolah menghampiri mereka dengan membawa sebuah map yang berisi Ijasah.
" Chika orang tua Surya waktu itu berpesan, agar ijazah Surya di titipkan kepada Bintang, saat Bintang hendak mengunjungi rumah Baru Surya. "
" Memangnya Surya tinggal di mana sekarang ? apakah ia mengambil beasiswa untuk melanjutkan studi di salah satu Universitas-universitas yang menawarkan beasiswa untuknya ? " tanya Kepala Sekolah.
" Maaf pak saya tidak tau soal itu, makanya saya ingin mengunjungi rumah kak Surya, agar mengetahui keadaan kak Surya yang sekarang.
" Ok, salam buat Surya ya. " ucap Kepala Sekolah dan segera meninggalkan mereka.
Setelah itu Bintang dan juga Chika segera melajukan mobilnya menuju ke Way Kalam. Sepanjang perjalanan Chika banyak berbicara agar bisa mengalihkan pikiran Bintang tentang meninggalnya Surya.
" Bintang, jika kita sampai sana dan ternyata kak Surya tidak di rumah, karena sedang kuliah di salah satu Universitas yang menawarkan beasiswa untuknya, bagaimana ? " tanya Chika.
" Ya kita tinggal menyerahkan ijazah ini, dan meminta no telepon kak Surya, setelah basa-basi kita pulang. " jawab Bintang.
" Iya juga si, namun mengapa orang tua kak Surya tidak mengambil ijazah kak Surya sendiri ya ? " tanya Chika lagi.
" Mungkin beliau sangat sibuk. " jawab Bintang asal.
Sepanjang perjalanan Bintang masih teringat kata demi kata yang tertulis di dalam surat yang di tulis oleh Surya.
Setelah beberapa lama akhirnya, keduanya sampai di Way Kalam . Setelah itu mereka segera menuju rumah Surya.
Namun rumah tersebut sangat sepi sekali, beberapa kali Bintang mengetuk pintu, namun tidak ada seorang pun yang menjawab panggilannya.
" Bintang kau datang kesini ?" tanya Najib yang merupakan teman satu Sekolah dengan Chika dan juga Bintang.
" Kak Najib, bagaimana kabarnya ? " tanya Chika.
" Baik, kalian bagaimana ? " tanya Najib.
" Kami baik kak, oh ya kak, mengapa rumah kak Surya sangat sepi sekali ya ?" tanya Bintang.
" Sebenarnya ibunya Surya ada di dalam, tapi semenjak kepergian Surya, beliau hanya diam seperti patung di dalam kamar Surya. " jelas Najib.
" Memangnya kak Surya pergi ke mana ? " tanya Bintang dan juga Chika secara bersamaan.
" Kalian belum tau kabar tentang Surya, dan kamu Bintang apakah selama ini tidak ada yang memberikan kamu kabar ?" tanya Najib. Lalu Bintang dan juga Chika menggelengkan kepalanya.
" Lalu apa tujuan kalian kesini ?" tanya Najib.
Najib kemudian teringat permintaan terakhir Surya agar tidak memberi tau tentang kenyataan yang terjadi terhadap Surya, terutama untuk Bintang dan juga Gala. Kecuali mereka berkunjung ke Way Kalam.
" Kak memangnya di mana Rumah baru kak Surya ? " tanya Bintang.
" Mari kakak antar, tapi sebentar ya kakak akan mengambil sesuatu terlebih dahulu. " ucap Najib kemudian menuju rumah yang tak jauh dari rumah Surya.
Setelah beberapa saat akhirnya, Najib kembali dengan membawa tas dan juga plastik.
" Ayo kakak antara. " ucap Najib dan segera di ikuti oleh Bintang dan juga Chika.
" Kak, memangnya rumah kak Surya dimana ? mengapa kita naik ke atas, bukankah kita tidak akan pergi ke Curug ( air terjun ) ? " tanya Bintang.
" Sebentar lagi kita sampai. " jawab Najib. Dan benar saja tak lama akhirnya mereka sampai di sebuah pemakaman.
" Kak ini ... . " tanya Bintang saat melihat batu nisan yang bertuliskan nama Surya.
Perlahan air mata Bintang membasahi kedua pipinya. Najib menepuk pundak Bintang agar dia kuat menahan air matanya, sementara Chika segera memeluk tubuh sahabatnya yang sudah bergetar karena tangisnya.
" Bintang kamu harus kuat dan ikhlas ya, sekarang kita do'akan kak Surya, bukankah kak Surya sendiri yang meminta Al-fatihah dari Bintang. " ucap Chika sambil menepuk-nepuk punggung sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments