Part 4

"Pagi, teman." sapa Daniel dengan senyum merekah ketika baru saja masuk ke dalam ruangan sahabatnya.

"Kau mau ku pecat, hah!" amuk Zafran sambil menatap sengit ke arah Daniel yang santai-santainya duduk di sofa.

"Hehe...pecat saja, Zaf. Aku kan bukan karyawan kantoran." elak Daniel dengan santai membalas amukan Zafran.

"Sialan kau!" Zafran melemparkan pulpen yang dia pegang ke arah Daniel.

Dengan sigap Daniel menangkap pulpen lemparan Zafran. "Beruntung pulpennya aku tangkap dan keadaannya selamat. Kalau cidera bisa bahaya kau, Zaf!" dengan tingkah gilanya Daniel berkata seperti itu.

"Bahaya di mananya, hah!?" amuk Zafran yang sudah berapi-api.

"Nada bicaramu jelek sekali. Jangan berteriak, Zaf. Simpan saja suaramu untuk bertugas nanti siang." ejek Daniel tanpa takut melihat Zafran yang kepalanya sudah seperti tanduk kerbau.

Gara-gara kejadian kemarin pagi, Zafran di tegur tegas oleh atasannya karena telah lalai menjalankan tugasnya. Ya, perkara gadis berusia 19 tahun itu yang lolos ketika menjalani razia.

"Sekali lagi kau bicara, akan ku tembak kepalamu tepat di dahi!" ancam Zafran.

Daniel langsung berlari kocar-kacir ketika di ancam. Daniel sangat tau kalau Zafran adalah penembak handal. Bisa bolong kepalanya kalau berhasil di tembak.

"Huft! Daniel sialan!" umpat Zafran sambi memijat pelipisnya saat pusing mendatangi.

Zafran membereskan peralatannya di atas meja yang berantakan. Berniat untuk mencari segelas kopi agar kantuknya hilang. Ya, semalam Zafran tidak terlalu banyak tidur. Karena apa? Karena semalam Zafran sedang bertugas.

"Daniel!" teriak Zafran saat baru saja keluar dari ruangannya. Mengabaikan tatapan-tatapan heran dari teman-temannya.

Daniel datang dengan tergopoh-gopoh. "Siap!" ujar Daniel sambil mengangkat tangannya hormat.

"Berlebihan." balas Zafran jengah. "Temani aku mencari kopi." pinta Zafran sambil melangkahkan kakinya diikuti oleh Daniel di sampingnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Zafran saat melihat Daniel yang terus menatapnya.

"Kau terlalu tampan, Zaf. Andaikan aku ini perempuan sudah dipastikan kau akan aku nikahi!"

Zafran sempat bergidik ngeri membayangkannya. "Dan aku pastikan itu tidak akan pernah terjadi. Tidak akan!" ujar Zafran yang di balas kekehan Daniel.

Setelah jam kuliahnya selesai, Ceisya berniat untuk mencari hiburan dengan pergi ke taman bermain. Jangan kalian pikir Ceisya akan menaiki ayunan seperti anak-anak ya!

Ceisya hanya berniat untuk mensterilkan otaknya yang sudah lama tidak beristirahat itu.

Sesampainya di sana Ceisya sudah disuguhkan pemandangan anak-anak yang tengah berlarian, tertawa riang. Suara jeritan tertawa begitu terdengar di telinganya membuat Ceisya tanpa sadar tersenyum.

Sangat indah di matanya.

Duduk sambil menikmati minuman, Ceisya terus memandangi arena taman bermain.

Ceisya tersadar saat tidak sengaja mendengar rintihan anak kecil.

Netra matanya terus mencari asal sumber suara itu. Ceisya bangkit menghampiri anak kecil yang di landa tangis itu.

"Hai, ganteng. Kok sendirian sih?" tanya Ceisya sambil berjongkok di dekat semak-semak.

Anak kecil tersebut langsung berhenti menangis saat menyadari ada orang asing yang mendatanginya. Dia mundur dua langkah ke belakang, takut dengan orang asing.

Ceisya cukup peka. Dia berusaha mendekati anak kecil tersebut.

"Tenang ya. Kakak bukan orang jahat kok." ujar Ceisya sambil berusaha mengajaknya mengobrol.

Anak kecil tersebut mendongakkan kepalanya. "Bukan orang jahat?" tanyanya dengan raut wajah polos.

"Iya. Masa cantik-cantik begini di katain orang jahat." ucap Ceisya sedikit cemberut.

Sedikit lagi. Pikirnya.

"Kata Mama malah banyak orang cantik yang suka jahat." balasnya langsung membuat Ceisya meringis pelan.

"Lihat Kakak deh. Memangnya Kakak ada bawa karung atau pisau? Atau Kakak bawa tali?" tanya Ceisya mengimbangi sikap polosnya.

Anak kecil tersebut menggeleng.

"Nah, kan. Sini deketan sama Kakak. Janji deh Kakak bukan orang jahat."

"Jaminannya apa?" tanyanya membuat Ceisya berpikir.

"Nanti Kakak kasih satu set sikat gigi berserta pastanya. Mau?" tawar Ceisya.

"Sikat gigi? Untuk apa, Kak?" Ceisya tersenyum saat merasa berhasil mendekati anak kecil tersebut.

"Begini ya, ganteng. Sebentar, namanya siapa dulu, hem?"

"Namaku Elang, Kak." jawabnya.

"Dengarkan Kakak ya, Elang. Sikat gigi memangnya untuk apa?" ujar Ceisya malah bertanya.

"Menyikat gigi, Kak." jawab Elang polos.

"Nah. Sekarang Kakak tanya. Elang sudah sikat gigi belum?"

Elang menggelengkan kepalanya.

"Coba Kakak lihat giginya Elang dulu!" pinta Ceisya.

Elang refleks memperlihatkan gigi-gigi putihnya.

"Wow! Elang rajin sikat gigi ya?" ujar Ceisya kaget saat melihat gigi Elang yang putih bersih. Biasanya anak seumuran Elang susah untuk di ajak membersihkan giginya.

"Iya, Kak. Elang rajin sikat gigi. Kata Mama supaya gigi Elang tidak bolong terus ada ulatnya. Memang benar begitu, Kak?"

Ceisya mengangguk. "Benar sekali. Elang suka makan coklat atau permen?" tanya Ceisya.

"Suka, Kak." jawab Elang berbinar.

"Nanti kalau sehabis makan coklat atau permen Elang langsung sikat giginya. Ya? Kalau tidak di sikat nanti giginya bolong seperti yang Mamanya Elang bilang. Nanti ada ulatnya. Memangnya Elang mau giginya bolong terus ada ulatnya?"

Elang menggeleng. "Tidak mau, Kak."

"Pintar."

Tanpa sadar Ceisya tersenyum dan mengacak rambut hitam Elang dengan gemas. "Ikut Kakak, yuk!" ajak Ceisya sambil manarik pelan tangan Elang.

"Mau ke mana, Kak?"

"Ke tempat Kakak kok. Tidak kemana-mana."

Sampai lah mereka di kursi tempat Ceisya tadi duduk. "Bisa, Elang?" tanya Ceisya saat melihat Elang ingin duduk.

"Bisa, Kak." jawab Elang yang sudah bertengger manis di kursi. Kakinya bergelantungan sambil diayunkannya.

"Sekarang Kakak mau tanya. Elang kenapa sendirian di sini?" tanya Ceisya sambil mengelus kepala Elang.

Wajahnya berubah menjadi sendu.

"Tadi Elang izin sama Mama. Terus pas Elang mau balik lagi tapi, Mama sudah tidak ada. Elang takut, Kak."

Sekarang Ceisya sudah tau letak permasalahannya dimana. Elang tersesat di taman bermain.

"Terakhir tempat Mama Elang dimana?"

Elang menunjukkan tempat dimana terakhir Mamanya berada. "Duduk di situ, Kak."

"Ya sudah. Kakak bantu Elang cari Mama ya?"

"Terima kasih, Kak."

Elang langsung masuk ke dalam pelukan Ceisya.

"Sudah?" tanya Ceisya. "Sekarang kita cari Mama!" Ceisya menurunkan tubuh Elang yang sedang duduk di kursi.

Ceisya berjala sambil menggandeng pergelangan tangan Elang. Menyusuri sudut-sudut taman bermain.

Hampir semua tempat telah mereka temui. Tapi, belum juga ada tanda-tanda keberadaan Mamanya Elang.

"Elang capek?" tanya Ceisya sambil mendudukkan Elang di salah satu kursi.

"Tidak kok." jawab Elang.

"Tidak boleh bohong lho, Elang. Itu mukanya sudah keringetan. Sini! kakak lap dulu."

Ceisya mengeluarkan tisu dari dalam tasnya. Dengan telaten dia menyeka keringat di wajah, leher, dan tangan Elang.

Lama merdeka duduk di sana. Tanpa sadar Elang terisak.

"Hiksss..."

Begitu mendengar tangisan Elang, Ceisya segera menarik Elang ke dalam pelukannya sambil sesekali melontarkan kalimat-kalimat semangat.

"Elang takut, Kak. Elang mau Mama." lirih Elang sambil mengeratkan tangannya di leher Ceisya.

"Cup cup cup. Elang jagoan tidak boleh menangis. Nanti tidak ada cewek yang mau sama Elang kalau lihat Elang menangis." ucap Ceisya menghibur Elang. "Elang tenang aja. Nanti pasti ketemu kok sama Mama. Tunggu ya?"

Ceisya mendekap erat tubuh Elang yang bergetar. Hatinya ikut tercubit melihat Elang.

Terlihat seorang wanita berlari ke arah mereka sambil menyeka air mata di sudut matanya.

"Elang."

Elang langsung melepaskan pelukannya dan menoleh saat namanya di panggil.

"Mama." teriak Elang langsung melompat dari pelukan Ceisya.

"Maafkan Mama, Sayang." satu kalimat yang membuat tubuh Ceisya bergetar.

Ceisya menunggu di tempatnya sampai kedua orang yang memiliki ikatan darah tersebut berhenti menangis.

"Maaf sudah merepotkan?"

"Ceisya, Mbak." jawab Ceisya.

"Terima kasih ya, Ceisya. Terima kasih sudah menemani Elang. Maaf, saya sebagai orang tua telah lalai dalam menjaga anak saya."

"Tidak masalah, Mbak. Lain kali lebih berhati-hati lagi. Dan dipastikan kejadian ini tidak terulang lagi."

Elang menatap Ceisya dengan wajah yang masih sembab. Dia berlari ke arah Ceisya dan langsung memeluk kakinya.

"Terima kasih, Kak."

"Sama-sama, Elang. Oh, iya. Bukankah tadi Kakak janji akan memberikan Elang hadiah."

Ceisya membuka tasnya dan mengambi satu set sikat gigi besert pastanya yang sudah dia persiapkan sewaktu kejadian seperti ini terjadi.

"Ini." Ceisya mengunjukkannya. "Ambil, Elang."

Elang menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih banyak, Kakak."

Elang tersenyum manis.

"Elang harus janji ya sama Kakak."

"Iya, Kak. Elang janji!"

"Janji apa coba?" tanya Ceisya.

"Janji akan rajin gosok gigi. Benar, Kak?" tebak Elang.

Ceisya mengacak-acak rambut Elang gemas. "Pintar. Elang juga harus rajin belajar ya?"

"Iya, Kak. Elang janji. Kan sebentar lagi Elang akan masuk sekolah. Iya kan, Ma?" ujarnya.

"Iya, Sayang. Sebentar lagi Elang akan sekolah." jawab Mamanya.

"Nah, sekarang sudah ada Mamanya Elang. Kalau begitu Kakak pamit dulu ya?" pamit Ceisya mengingat hari sudah semakin sore.

"Hati-hati ya pulangnya, Ceisya. Sekali lagi terima kasih."

"Sama-sama, Mbak."

Elang melambaikan tangannya saat motor yang dikendarai Ceisya melesat.

"Elang. Kita pulang yuk, Sayang. Nanti Mama masakin makanan kesukaan Elang."

Terpopuler

Comments

🅝︎🅐︎🅝︎🅐︎🅩︎ Hiat🍀⃝⃟💙

🅝︎🅐︎🅝︎🅐︎🅩︎ Hiat🍀⃝⃟💙

kasian amel hidup dengan neneknya skrg mlh sendiri ditinggal pergi nenek selamanya..life must go on .semangat mel

2022-06-18

0

²²🇳​🇮​🇩​🇦​

²²🇳​🇮​🇩​🇦​

ya ampun zafran marah² mulu tr cepet tua loh 😁😁 kasian banget amel hidup cuma berdua sma neneknya tanpa orangtua pdhal ortunya msih hidup tapi tak pernah peduli sma amel 😌apa lagi untuk menjenguk nya dan sekarang harus hidup sendri karna ditinggal oleh nenek tuk selamanya 😌tetep semangat ya amel menjalani hidupmu

2022-06-18

5

🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ

🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ

sdh marahnya om nnt ndk ada yg berani dkt nii wkwkwkwkwkwkw ..tensinya lgi naik yaa om ...kasian idup mu amell .idup sma nenek tanpa orgtuanyaaa..

2022-06-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!