- Sahabatku -

***

Aku sudah menyelesaikan semua tugas semesterku, dan rencananya, aku akan meminta ijin pada ibu untuk pergi ke rumah kiki, untuk kumpul dengan para sahabatku, lalu pergi ke mall.

"Ibu, rara main sama kiki ya", ijinku pada ibu yang sedang menonton televisi.

"Bawa kue yang ada di meja, kasih ke kakek, sama pulangnya mampir kerumah nenek ambil titipan ibu", jawab ibu, sambil memberiku tugas.

"Tapi rara pulang sore bu", ujarku pada ibu.

"Yaudah nanti ibu ambil sendiri", jawab ibu yang masih belum mengalihkan tatapannya dari televisi.

Aku mengambil satu box kue yang ada di atas meja makan, lalu berjalan keluar, seusai mencium pipi ibu.

Setelah berjalan kurang dari satu menit, sampailah aku di rumah kiki.

Terlihat beberapa sandal yang sangat familiar di mataku, sudah berjejer di pintu masuk.

Aku masuk ke dalam rumah, dan mengucap salam, lalu memberikan kue ditanganku ke kakek yang sedang duduk di meja makan.

Setelah berbincang sebentar dengan kakek, aku langsung bergegas masuk ke kamar kiki.

Sesuai dugaanku, semua sahabatku sudah berkumpul.

Belum semua sih, masih ada satu yang telat seperti biasa.

"Nggak bawa jajan", tanya mia padaku saat aku membuka pintu kamar kiki, dan mia melihat tanganku yang kosong.

"Bawa kue kok, aku taruh di meja makan", jawabku, sambil menunjuk arah dapur.

Mia hanya memutar bola matanya, lalu pergi ke dapur, dan kembali dengan beberapa kue di tangannya.

Aku memutuskan untuk duduk di tempat tidur kiki, yang hanya ada nia dengan komik di tangannya.

Mia dan kiki duduk di karpet dengan kesibukan mereka masing-masing.

Kamar kiki cukup luas, begitu kita masuk ke dalam kamar, kita bisa melihat kasur dengan size queen yang ada di ujung tembok di bawah jendela.

Kemudian ada lemari baju kiki yang terletak persis di samping pintu masuk kamar, dan ada meja belajar di sebelah tempat tidur, serta karpet dengan ukuran yang cukup lebar untuk kami berlima duduk, atau tergeletak.

"Komik baru", tanyaku pada nia yang terlihat serius membaca komik ditangannya.

"Iya, ini komik diva, aku sewa lima volume", jawab nia.

"Udah selesai semua", tanyaku lagi.

"Baru sampe volume tiga", jawab nia dengan malas.

Kulihat mia sedang membaca komik diva volume pertama, dan kiki memilih untuk membaca majalah.

Majalah yang kiki baca, adalah majalah gadis sudah menjadi langganan kiki sejak kiki duduk di bangku kelas dua SMP.

Majalah gadis juga merupakan salah satu majalah favorit gadis-gadis di SMA kami.

Setiap kali kiki ke sekolah dengan membawa majalah gadis, teman-teman selalu antre untuk meminjam.

Tumpukan majalah gadis dari berbagai edisi, juga ada di kamar kiki, tertumpuk rapi di bawah meja belajar.

"Mau aku ramalin pakai tarot nggak", tanya kiki sambil melihat ke arahku.

Aku pun langsung turun dari tempat tidur dan duduk disamping kiki.

Ternyata majalah gadis edisi minggu ini, dilengkapi dengan bonus kartu tarot.

Kikipun langsung mengikuti arahan dari majalah gadis saat berusaha meramalku.

Cara kerjanya cukup sederhana, aku tinggal memilih kartu secara acak, setelahnya, kiki akan membacakan hasil dari kartu yang kupilih, sesuai dengan jawaban yang ada di lembar majalah gadis.

"Wah kamu masih terjebak di masa lalu nih", ujar kiki padaku, setelah dia melihat jawaban dari kartu ketiga yang kupilih.

Mia dan nia yang terlihat penasaran, langsung bergeser ke arah kami.

"Sama siapa, reyhan yang anak rohis itu", tanya mia.

Aku langsung melihat ke arah mia dengan mengerutkan dahiku.

"Bukan", tanya mia dengan matanya yang terbuka lebar.

"Aku sama reyhan cuma temen", jawabku tegas.

"Tapi dia suka sama kamu", ujar mia padaku dengan senyum lebarnya.

"Enggak tuh kata reyhan, kan aku pernah nanya", jawabku.

"Masa sih, orang reyhan waktu kita tanya bilangnya iya kok, ya kan ki", ujar mia sambil melihat ke arah kiki untuk mencari dukungan.

"Ngomong-ngomong reyhan kuliah dimana ra", tanya nia.

"Di fakultas ilmu komputer", jawabku.

"Satu kampus sama kamu ra", tanya mia.

"Iya tapi beda lokasi kampusnya", jawabku.

Reyhan memang salah satu teman dekatku, dia satu kelas dengan kami saat SMA.

Semua teman-teman mengira kami pacaran, karena kami sering bersama, tapi aku dan reyhan selalu menyangkal, setiap pertanyaan itu muncul.

Aku sendiri punya pacar saat aku duduk di kelas dua sekolah menengah atas, atau biasa kita singkat SMA.

Kami beda sekolah, dia di SMA enam, dan aku di SMA sebelas.

Sigit namanya, hubungan kita kandas setelah tiga bulan.

Mungkin karena perasaanku untuknya adalah perasaan yang didasari karena faktor wajahnya yang tampan, sementara perasaan dia untuk aku, hanyalah sekedar perasaan suka yang umumnya terjadi saat remaja.

Aku memutuskan hubunganku dengan sigit, setelah aku mengetahui kalau dia pergi ke mall dengan perempuan lain.

"Atau kamu masih belum ngelupain sigit ra", tanya mia menggodaku.

"Sigit yang sok ke gantengan itu", tanya nia ke mia.

"Sigit mah udah lewat", jawabku santai.

"Sigit mah tiap bulan pacarnya baru", ujar nia menambahi.

Memang tidak ada satupun dari sahabatku yang menyukai sigit, karena bagi mereka sigit itu suka tebar pesona, tapi setelah kupikir-pikir, mereka ada benarnya juga.

Meski kami tidak begitu percaya dengan ramalan, tapi kadang kami percaya, kalau ada hal-hal yang familiar, atau hasil ramalannya bagus.

Kalau hasilnya jelek, kita selalu beranggapan bahwa itu musrik, tidak perlu dipercaya.

Kiki kemudian meramal nia dan mia setelahku.

Tidak ada hal yang menarik dari jawaban kartu yang nia pilih, mungkin karena nia belum pernah pacaran saat SMA, jadi tidak ada banyak hal yang bisa dibahas.

Sementara mia, mia masih memiliki hubungan yang sangat baik dengan seto, pacarnya dari sekolah menengah pertama, sekaligus tetangganya.

Jawaban ramalan kartu yang di pilih mia dan nia hanya hal-hal general.

Kiki sendiri, entahlah, mungkin belum ada pria yang menurutnya cukup baik untuk dia miliki.

"Rani kemana ya kok lama banget", ujar mia, mulai protes.

"Coba aku bbm", ujar nia.

kami memang janjian untuk pergi ke Ambarukmo Plaza hari ini.

Selain ingin menonton film terbaru, kita juga sekalian mau makan siang disana.

Mia dan nia sudah di rumah kiki dari jam sembilan pagi, sementar aku, baru dateng tiga puluh menit setelahnya.

Tak lama, rani terlihat memasuki kamar kiki, dengan hanya separuh tubuhnya.

"Ayo cao guys", ajak rani, ketika membuka pintu kamar kiki, dengan helm motor miliknya yang masih menempel dikepala.

"Kamu telat satu jam rani", ujar mia komplain.

Mia memang paling cerewet di antara kami, dan tentu saja yang paling tepat waktu, kiki yang paling berani di antara kami, dan nia adalah yang paling pendiam, sementara aku dan rani merupakan tipe rata-rata.

Setelah pamit dengan kakek, kami langsung berangkat ke Ambarukmo dengan mobil nia.

Nia memang salah satu yang paling kaya di antara kami.

Rumahnya nia di salah satu perumahan paling mewah di jogja.

Dia hanya tinggal dengan ibunya di jogja, sementara ayahnya tinggal di jakarta.

Ayah nia merupakan direktur di salah satu perusahaan BUMN di jakarta.

Entah kenapa nia dan ibunya memutuskan untuk tinggal di jogja, tanpa ayah nia.

Kita juga tidak ingin mengganggu nia dengan banyak pertanyaan, jadi kita hanya berfikir kalau nia dan ibunya, lebih nyaman tinggal di jogja.

Karaoke masih menjadi kegiatan favorit kami, saat kami di perjalanan, atau kegiatan favorit kami kedua adalah, bercanda sambil mencela hal-hal remeh satu sama lain.

Rani duduk disamping nia, sementara aku, kiki dan mia di belakang.

"Ada yang mau ikutan masuk organisasiku nggak", tanya kiki tiba-tiba, setelah dia membaca pesannya.

"Organisasi apa", tanya rani penasaran.

"Organisasi sesat ya", tanya mia dengan muka datar.

"Bukan mia, ini tuh perkumpulan mahasiswa biasa", jawab kiki di depan muka mia.

"Namanya apa ki", tanyaku pada kiki.

Kiki kemudian menjelaskan organisasi yang kiki maksud, yang ternyata merupakan perkumpulan anak-anak pemilik motor vario.

Kiki mendapatkan undangan untuk bergabung dari broadcast BBM yang dikirim oleh teman kampus kiki, yang bernama susi.

Nia, mia dan rani langsung tereliminasi karena tidak memenuhi syarat.

Hanya aku yang memenuhi syarat, karena kebetulan motorku memang vario.

Aku mendapat motor itu dari kakek, kakek belikan untukku sebagai hadiah karena aku berhasil lulus dari SMA.

Saat kami tanya soal jumlah anggotanya, kiki tidak tahu, karena susi tidak menjelaskan secara rinci.

Kegiatan umum dari organisasi tersebut adalah berkumpul di graha saba pramana atau GSP, setiap hari sabtu jam delapan malam.

Kegiatan pokoknya adalah touring keluar kota setiap libur semester.

"kamu ikut ya ra", pinta kiki.

"Nemenin aku", ujar kiki lagi.

"Tapi aku males ah kalau harus kumpul setiap sabtu", jawabku.

"Nggak aktif juga gak papa kok, ikut ya ra, biar kalau touring aku ada temennya", ujar kiki berusaha membujukku.

Aku mengiyakan dengan berat hati, dan kiki langsung kembali sibuk dengan Blackberry miliknya.

***

Episodes
1 - Pesan singkat -
2 - Rumah Uti -
3 - Sahabatku -
4 - Teman Kampus -
5 - Awal Pertemuan -
6 - Masa Pengenalan -
7 - Pacar Baru Kiki -
8 - Akhir semester dua-
9 - Touring 2010 -
10 - Rasa yang merayap -
11 - Date Pertama -
12 - Ungkapan Dimas -
13 - Terlalu Cepat -
14 - Minggu terakhir liburan -
15 - Pertengkaran Pertama -
16 - Cinta yang semakin dalam -
17 - Hari lahir ku -
18 - Ketemu Mami Mita -
19 - Malam Di Bukit -
20 - Keluarga Dimas -
21 - Nia Sahabatku -
22 - Menghibur Nia -
23 - Cerita Nia -
24 - Kak alan putus -
25 - Date night -
26 - Nasehat Ibu -
27 - Toko Mami Mita -
28 - Minggu di solo -
29 - Rahasia Rani -
30 - Vila Dimas -
31 - Sentuhan Dimas -
32 - Undangan Pernikahan -
33 - Permintaan Dimas -
34 - Rasa Cemburu -
35 - Hari Kelulusan Dimas -
36 - Sebelum Badai -
37 - Pagi Waktu Solo -
38 - Zahra -
39 - Hati Dimas -
40 - Badai Pertama -
41 - Sebuah Kesempatan -
42 - Luka yang kuulangi -
43 - Badai yang bertahan -
44 - Berperang dengan rasa -
45 - Waktu yang enggan untuk membeku -
46 - Dari ada ketiada -
47 - Hidup yang harus di jalani -
48 - Hari Tenang -
49 - Harapan -
50 - Manisnya sebuah impian -
51 - Hari untuk kak alan dan rani -
52 - Perpisahan -
53 - Aku Pergi -
54 - Jakarta -
55 - Konsekuensi -
56 - Melepas rasa -
57 - Pulang ke jogja -
58 - Tahun berganti -
59 - Sosok Baru -
60 - Apa kabar -
61 - Dia kembali -
62 - Selalu untuknya -
63 - Namanya Rasya -
64 - Sikap manjanya -
65 - Arman pergi -
66 - Keputusan -
67 - Petaka pagi hari -
68 - Neraka dunia -
69 - Jalan keluar -
70 - Hati mia -
71 - Udara baru -
72 - Akhir dari cerita -
73 - Lembaran baru -
Episodes

Updated 73 Episodes

1
- Pesan singkat -
2
- Rumah Uti -
3
- Sahabatku -
4
- Teman Kampus -
5
- Awal Pertemuan -
6
- Masa Pengenalan -
7
- Pacar Baru Kiki -
8
- Akhir semester dua-
9
- Touring 2010 -
10
- Rasa yang merayap -
11
- Date Pertama -
12
- Ungkapan Dimas -
13
- Terlalu Cepat -
14
- Minggu terakhir liburan -
15
- Pertengkaran Pertama -
16
- Cinta yang semakin dalam -
17
- Hari lahir ku -
18
- Ketemu Mami Mita -
19
- Malam Di Bukit -
20
- Keluarga Dimas -
21
- Nia Sahabatku -
22
- Menghibur Nia -
23
- Cerita Nia -
24
- Kak alan putus -
25
- Date night -
26
- Nasehat Ibu -
27
- Toko Mami Mita -
28
- Minggu di solo -
29
- Rahasia Rani -
30
- Vila Dimas -
31
- Sentuhan Dimas -
32
- Undangan Pernikahan -
33
- Permintaan Dimas -
34
- Rasa Cemburu -
35
- Hari Kelulusan Dimas -
36
- Sebelum Badai -
37
- Pagi Waktu Solo -
38
- Zahra -
39
- Hati Dimas -
40
- Badai Pertama -
41
- Sebuah Kesempatan -
42
- Luka yang kuulangi -
43
- Badai yang bertahan -
44
- Berperang dengan rasa -
45
- Waktu yang enggan untuk membeku -
46
- Dari ada ketiada -
47
- Hidup yang harus di jalani -
48
- Hari Tenang -
49
- Harapan -
50
- Manisnya sebuah impian -
51
- Hari untuk kak alan dan rani -
52
- Perpisahan -
53
- Aku Pergi -
54
- Jakarta -
55
- Konsekuensi -
56
- Melepas rasa -
57
- Pulang ke jogja -
58
- Tahun berganti -
59
- Sosok Baru -
60
- Apa kabar -
61
- Dia kembali -
62
- Selalu untuknya -
63
- Namanya Rasya -
64
- Sikap manjanya -
65
- Arman pergi -
66
- Keputusan -
67
- Petaka pagi hari -
68
- Neraka dunia -
69
- Jalan keluar -
70
- Hati mia -
71
- Udara baru -
72
- Akhir dari cerita -
73
- Lembaran baru -

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!