*Ara pov*
Hai namaku Azzahra Wijaya, dari kecil sampai sekarang kebanyakan orang memanggilku dengan panggilan Ara. Usia ku 22 tahun dan sekarang sedang sibuk skripsi dan KKN. Aku kuliah di Universitas Peradaban Bumiayu, Jurusan Farmasi.
Mamah sama Papah tidak tinggal satu kota dengan ku sejak kecil. Mereka bekerja di luar kota yaitu Jakarta.
Mamah bernama Siska Adriana dan Papah bernama Arif Candra Wijaya, aku punya satu saudara laki-laki bernama Aditya Putra Wijaya dan satu saudari perempuan Anastasya Wijaya. Mamah setiap harinya di restoran turun temurun keluarga yaitu restoran NDS (Ngariung Di Saung). Sebagai koki utama dan juga pemiliknya.
Sedangkan papah sibuk sama bisnis tanaman dan bisnis propertinya. Kalau Aa Adit sedang kursus memasak ingin seperti mamah bisa menjadi koki. Kalau adikku Anna dia sedang sibuk mempersiapkan UTBK nya.
"Ra? Kamu sudah minta surat izin orang tua? Kalau kamu mau KKN di daerah Banyumas?" tanya Lia menghentikan lamunanku, Lia sahabat ku sejak SMK yang sekarang mengambil pendidikan S1 Farmasi bersamaku.
"Belum, lagian nggak perlu pakai surat izin ortu tetap bisa KKN kok. Li, kamu kan tau gimana kondisi keluarga aku, jauh semua" kataku pada Lia. Iya memang benar Lia merupakan sahabat yang sangat mengerti diriku.
Bahkan ketika semester awal kuliah, Lia selalu meminjamkan orang tuanya untuk menjadi wali bagiku.
Lia anak tunggal dari pasangan Tante Farah dan Om Mario. Karena aku sudah seperti anak mereka sendiri, jadi aku memanggilnya dengan panggilan ayah dan ibu. Amalia Cantika itulah nama lengkapnya.
"Iya udah kalau gitu, sekarang pulang yuk. Aku pengen makan bakso deh. Laper nih, ke Bakso Jenggot aja yuk" ajak Lia padaku.
Karena sekarang kami sedang berada di kampus lebih tepatnya lorong kampus. "Yaudah yuk" kataku dengan senyum. Aku dan Lia tidak menggunakan kendaraan pribadi, kami lebih memilih menggunakan kendaraan umum, seperti mikromini, dan angkot.
Di angkot Lia terus aja memainkan HPnya itu, "HP baru ya Li? Dari tadi main HP terus" tanyaku yang sedikit kesal dengan Lia karena memainkan hp saja.
"Hihi iya nih Ra, terus aku lagi PDKT sama mas-mas tentara" kata Lia dengan tersenyum, bahkan lesung pipitnya terlihat sangat manis. Ditambah juga penampilannya yang sopan menggunakan hijab, baju gamis, sungguh sangat membuatku iri. Kapan aku bisa sepertinya?
"Tentara? Kamu yakin? Aku nggak setuju Li. Mereka cuma cari kenyamanan doang bukan keseriusan. Kita wanita berpendidikan jangan mau dibaperin sama mereka" kata ku dengan sewot.
"Kiri pak" kata Lia menyetop angkot ini. Kami memang sudah sampai di depan bakso jenggot.
Aku menggandeng tangannya untuk menyebrang jalan. Di tempat bakso, aku memilih bakso dengan mie putih, kalau Lia bakso tanpa mie. Dan minumnya teh botol sosro dengan tambahan es batu. Seger banget pikirku. Aku masih diam dan Lia diam, karena kami akan diam dan menghormati makanan saat makan. Namun setelah makan kami akan mengobrol lama.
Beberapa menit kemudian.
"Ra, jangan punya pemikiran semua abdi negara, itu seperti 'dia'" kata Lia mencoba menjelaskan.
"Tapi, sama aja kan Li. Menurut ku, lebih baik langsung menikah dari pada jalin hubungan yang tidak ada kejelasan" kataku tidak mau kalah.
Lia memegang tanganku "Percaya sama aku, nggak semuanya seperti 'dia' oke?" kata Lia dengan sabar menghadapi aku yang blak-blakkan ini.
"Okeh deh, emang dia orang mana? Minta izin dulu sama aku kalau mau dekatin kamu" kata ku dengan santai.
"Dia tetangga aku lebih tepatnya" kata Lia, dan membuatku melongo.
"Hah? Siapa? Tetangga kamu yang mana Li?" tanya ku heran..
"Aa Satria, kakak laki-lakinya Sinta adik kelas kita di SMK, Aa Satria memang di atas kita 5 tahun dan dia pendidikan terus jarang pulang. Makanya kamu nggak tau" kata Lia menjelaskan.
"Oh gitu toh, ganteng?" tanya ku penasaran.
"Hihi iya, terus sopan banget. Dia besok pulang, kalau kamu mau ketemu besok ke rumah aku ya" kata Lia tersenyum.
"Ehhh kok blushing cieeeee" kataku mengejek Lia.
...***...
"Assalamu'alaikum Bi Ani. Gimana kabarnya hari ini?" tanya ku pada bi Ani yang menjaga ku di rumah bersama adikku Anna.
Sejak kecil kedua orang tua ku bekerja di luar kota. Jadi hanya aku dan Anna saja yang berada di rumah. Dijaga oleh Bi Ani, bi Ani usianya 35 Tahun dan sudah menikah, suaminya bernama Mang Udin dia bekerja dengan papah juga mengelola bisnis perumahan di daerah Bumiayu. Dan tinggal bersama kami, jadi di rumah ini hanya aku, Anna dan bi Ani serta suaminya.
"Waalaikumsalam neng Ara. Alhamdulillah baik. Neng Ara tadi dek Anna nyariin, katanya mau di ajak ke Purwokerto" kata Bi Ani padaku, sambil melipat celemek karena bi Ani baru saja selesai masak.
"Oh yaudah Ara ke kamar Anna dulu ya bi. Bibi makan aja sama mang Udin, Ara udah kenyang" kataku sambil tersenyum dan mengambil sebuah piring yang berisi potongan buah naga untuk adekku Anna.
...***...
"Dek? Nih teteh bawain buah naga untuk kamu." kataku pada Anna yang kini sedang belajar.
"Eh ada teteh, makasih teh" katanya beranjak dari meja belajar. Lalu mendekati ku untuk mengambil buah naga ini.
"Mau ngapain ngajak teteh ke Purwokerto?" tanya ku pada Anna yang kini duduk di sebelah ku.
"Hihi, anterin Anna ke Gramedia ya. Mau beli buku UTBK sama yang lainnya. Oh iya teh, di kamar teteh ada kiriman paket" kata Anya padaku.
"Oh gramedia, oke deh. Yaudah teteh ke kamar dulu ya. Kamu jangan lupa sholat ya dek." kataku pada Anna yang kini sedang sibuk makan buah naga.
"Siap teh" katanya sambil mengacungkan satu jempolnya.
Aku ke kamar ku yang bersebelahan dengan kamarnya. Dan langsung membersihkan diri.
Setelah itu, aku menggunakan baju santai. Yaitu kaos polos hitam longgar dengan celana pendek selutut longgar warna hitam juga.
Karena sudah senggang, aku meraih kiriman paket yang berada di meja belajar ku. Dan ternyata ini kiriman yang sama, yang selama 5 tahun terakhir ini sering aku terima.
Ntah lah belum semuanya aku buka, dan masih numpuk di dalam lemariku. Kenapa tidak aku buka?, karena, ah sudahlah 'dia' tidak perlu aku pikirkan lagi.
Ini adalah kiriman paket ke 10. Dan satupun belum aku buka. Aku tau kenapa aku bisa se egois gini. Hanya aku yang tau kenapa aku bisa egois begini. Hanya aku yang tau kenapa semua hal yang berhubungan dengan 'dia' aku selalu kesal. Hanya aku!.
*Ara pov end*
-Bersambung-
Jangan lupa votenya dong🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Caca❤🤍
Pengalaman ya Thor
2022-04-21
2