01 : Mas Tentara

*Ara pov*

Hai namaku Azzahra Wijaya, dari kecil sampai sekarang kebanyakan orang memanggilku dengan panggilan Ara. Usia ku 22 tahun dan sekarang sedang sibuk skripsi dan KKN. Aku kuliah di Universitas Peradaban Bumiayu, Jurusan Farmasi.

Mamah sama Papah tidak tinggal satu kota dengan ku sejak kecil. Mereka bekerja di luar kota yaitu Jakarta.

Mamah bernama Siska Adriana dan Papah bernama Arif Candra Wijaya, aku punya satu saudara laki-laki bernama Aditya Putra Wijaya dan satu saudari perempuan Anastasya Wijaya. Mamah setiap harinya di restoran turun temurun keluarga yaitu restoran NDS (Ngariung Di Saung). Sebagai koki utama dan juga pemiliknya.

Sedangkan papah sibuk sama bisnis tanaman dan bisnis propertinya. Kalau Aa Adit sedang kursus memasak ingin seperti mamah bisa menjadi koki. Kalau adikku Anna dia sedang sibuk mempersiapkan UTBK nya.

"Ra? Kamu sudah minta surat izin orang tua? Kalau kamu mau KKN di daerah Banyumas?" tanya Lia menghentikan lamunanku, Lia sahabat ku sejak SMK yang sekarang mengambil pendidikan S1 Farmasi bersamaku.

"Belum, lagian nggak perlu pakai surat izin ortu tetap bisa KKN kok. Li, kamu kan tau gimana kondisi keluarga aku, jauh semua" kataku pada Lia. Iya memang benar Lia merupakan sahabat yang sangat mengerti diriku.

Bahkan ketika semester awal kuliah, Lia selalu meminjamkan orang tuanya untuk menjadi wali bagiku.

Lia anak tunggal dari pasangan Tante Farah dan Om Mario. Karena aku sudah seperti anak mereka sendiri, jadi aku memanggilnya dengan panggilan ayah dan ibu. Amalia Cantika itulah nama lengkapnya.

"Iya udah kalau gitu, sekarang pulang yuk. Aku pengen makan bakso deh. Laper nih, ke Bakso Jenggot aja yuk" ajak Lia padaku.

Karena sekarang kami sedang berada di kampus lebih tepatnya lorong kampus. "Yaudah yuk" kataku dengan senyum. Aku dan Lia tidak menggunakan kendaraan pribadi, kami lebih memilih menggunakan kendaraan umum, seperti mikromini, dan angkot.

Di angkot Lia terus aja memainkan HPnya itu, "HP baru ya Li? Dari tadi main HP terus" tanyaku yang sedikit kesal dengan Lia karena memainkan hp saja.

"Hihi iya nih Ra, terus aku lagi PDKT sama mas-mas tentara" kata Lia dengan tersenyum, bahkan lesung pipitnya terlihat sangat manis. Ditambah juga penampilannya yang sopan menggunakan hijab, baju gamis, sungguh sangat membuatku iri. Kapan aku bisa sepertinya?

"Tentara? Kamu yakin? Aku nggak setuju Li. Mereka cuma cari kenyamanan doang bukan keseriusan. Kita wanita berpendidikan jangan mau dibaperin sama mereka" kata ku dengan sewot.

"Kiri pak" kata Lia menyetop angkot ini. Kami memang sudah sampai di depan bakso jenggot.

Aku menggandeng tangannya untuk menyebrang jalan. Di tempat bakso, aku memilih bakso dengan mie putih, kalau Lia bakso tanpa mie. Dan minumnya teh botol sosro dengan tambahan es batu. Seger banget pikirku. Aku masih diam dan Lia diam, karena kami akan diam dan menghormati makanan saat makan. Namun setelah makan kami akan mengobrol lama.

Beberapa menit kemudian.

"Ra, jangan punya pemikiran semua abdi negara, itu seperti 'dia'" kata Lia mencoba menjelaskan.

"Tapi, sama aja kan Li. Menurut ku, lebih baik langsung menikah dari pada jalin hubungan yang tidak ada kejelasan" kataku tidak mau kalah.

Lia memegang tanganku "Percaya sama aku, nggak semuanya seperti 'dia' oke?" kata Lia dengan sabar menghadapi aku yang blak-blakkan ini.

"Okeh deh, emang dia orang mana? Minta izin dulu sama aku kalau mau dekatin kamu" kata ku dengan santai.

"Dia tetangga aku lebih tepatnya" kata Lia, dan membuatku melongo.

"Hah? Siapa? Tetangga kamu yang mana Li?" tanya ku heran..

"Aa Satria, kakak laki-lakinya Sinta adik kelas kita di SMK, Aa Satria memang di atas kita 5 tahun dan dia pendidikan terus jarang pulang. Makanya kamu nggak tau" kata Lia menjelaskan.

"Oh gitu toh, ganteng?" tanya ku penasaran.

"Hihi iya, terus sopan banget. Dia besok pulang, kalau kamu mau ketemu besok ke rumah aku ya" kata Lia tersenyum.

"Ehhh kok blushing cieeeee" kataku mengejek Lia.

...***...

"Assalamu'alaikum Bi Ani. Gimana kabarnya hari ini?" tanya ku pada bi Ani yang menjaga ku di rumah bersama adikku Anna.

Sejak kecil kedua orang tua ku bekerja di luar kota. Jadi hanya aku dan Anna saja yang berada di rumah. Dijaga oleh Bi Ani, bi Ani usianya 35 Tahun dan sudah menikah, suaminya bernama Mang Udin dia bekerja dengan papah juga mengelola bisnis perumahan di daerah Bumiayu. Dan tinggal bersama kami, jadi di rumah ini hanya aku, Anna dan bi Ani serta suaminya.

"Waalaikumsalam neng Ara. Alhamdulillah baik. Neng Ara tadi dek Anna nyariin, katanya mau di ajak ke Purwokerto" kata Bi Ani padaku, sambil melipat celemek karena bi Ani baru saja selesai masak.

"Oh yaudah Ara ke kamar Anna dulu ya bi. Bibi makan aja sama mang Udin, Ara udah kenyang" kataku sambil tersenyum dan mengambil sebuah piring yang berisi potongan buah naga untuk adekku Anna.

...***...

"Dek? Nih teteh bawain buah naga untuk kamu." kataku pada Anna yang kini sedang belajar.

"Eh ada teteh, makasih teh" katanya beranjak dari meja belajar. Lalu mendekati ku untuk mengambil buah naga ini.

"Mau ngapain ngajak teteh ke Purwokerto?" tanya ku pada Anna yang kini duduk di sebelah ku.

"Hihi, anterin Anna ke Gramedia ya. Mau beli buku UTBK sama yang lainnya. Oh iya teh, di kamar teteh ada kiriman paket" kata Anya padaku.

"Oh gramedia, oke deh. Yaudah teteh ke kamar dulu ya. Kamu jangan lupa sholat ya dek." kataku pada Anna yang kini sedang sibuk makan buah naga.

"Siap teh" katanya sambil mengacungkan satu jempolnya.

Aku ke kamar ku yang bersebelahan dengan kamarnya. Dan langsung membersihkan diri.

Setelah itu, aku menggunakan baju santai. Yaitu kaos polos hitam longgar dengan celana pendek selutut longgar warna hitam juga.

Karena sudah senggang, aku meraih kiriman paket yang berada di meja belajar ku. Dan ternyata ini kiriman yang sama, yang selama 5 tahun terakhir ini sering aku terima.

Ntah lah belum semuanya aku buka, dan masih numpuk di dalam lemariku. Kenapa tidak aku buka?, karena, ah sudahlah 'dia' tidak perlu aku pikirkan lagi.

Ini adalah kiriman paket ke 10. Dan satupun belum aku buka. Aku tau kenapa aku bisa se egois gini. Hanya aku yang tau kenapa aku bisa egois begini. Hanya aku yang tau kenapa semua hal yang berhubungan dengan 'dia' aku selalu kesal. Hanya aku!.

*Ara pov end*

-Bersambung-

Jangan lupa votenya dong🤗🤗

Terpopuler

Comments

Caca❤🤍

Caca❤🤍

Pengalaman ya Thor

2022-04-21

2

lihat semua
Episodes
1 00 : Perpisahan
2 01 : Mas Tentara
3 02 : Bagaimana Cara Melupakannya?
4 03 : Rutinitas Ku
5 04 : Satu Profesi Ternyata
6 05 : Sosok Farhan
7 06 : Fakta Membenci Farmasi
8 07: KKN
9 08 : Tampil Beda
10 09 : Tak Ada Lagi Namamu
11 10 : Kepercayaan Yang Dirusak
12 11 : Tio dan Adi Serta Pasangannya
13 12 : Masih dicintai 2 pria masa lalu
14 13 : Terlanjur Mencinta
15 14 : Dibedakan Itu Tidak Enak
16 15 : Orang Tua Yang Durhaka?
17 16 : Rahasia?
18 17 : Menyelesaikan Masalah
19 18 : Masih jaman pernikahan wasiat?
20 19 : Hasil Dari Sabar, Ikhlas, Serta Syukur
21 20 : Berbaikan dengan teman lama
22 21 : Sahabat Sampai Nanti
23 22 : Mendekati atau Menghindari?
24 23 : Wishlist
25 24 : Berdoa sudah waktunya berusaha
26 25 : PDKT
27 26 : Step One
28 27 : Lamaran ?
29 28 : Jawaban Itu
30 29 : Pertemuan Atau Perpisahan?
31 30 : Sakit Ini Tak Seberapa
32 31 : Hujan Malam Hari
33 Menjauh Atau Menjalin?
34 33 : Siapa Prioritas?
35 34 : Mencintai seseorang yang tidak diinginkan
36 35 : Memohon Kepada Sang Pencipta
37 36 : Surga Seperti Apa Yang Akan Aku Dapatkan?
38 37 : Jalan Pintas
39 38 : Mungkin Ini Jawaban Dari Setiap Doa-Doaku
40 39 : Jawaban Untuk Farhan
41 40 : Menikah
42 41 : Hujan deras membawa berkah
43 42 : Belenggu
44 43 : Khawatir
45 44 : Bertemu dengan mu mengingat kembali kenangan buruk itu
46 45 : Azam Datang Lagi
47 46 : Makan Siang Termanis
48 47 : Di Fitnah
49 48 : Viral
50 49 : Amarah Farhan.
51 50 : Belum Ikhlas
52 51 : Kejujuran Azzahra
53 52 : Menjadi Istri sesungguhnya
54 53 : Gugatan
55 54 : Papua atau Istri
56 55 : Duka mendalam
57 56 : Masa Lalu Mu Bagaimana?
58 57 : Wanita Gila
59 58 : Akhiri dengan Ku atau Dengannya?
60 59 : Malam terakhir bersama dia
Episodes

Updated 60 Episodes

1
00 : Perpisahan
2
01 : Mas Tentara
3
02 : Bagaimana Cara Melupakannya?
4
03 : Rutinitas Ku
5
04 : Satu Profesi Ternyata
6
05 : Sosok Farhan
7
06 : Fakta Membenci Farmasi
8
07: KKN
9
08 : Tampil Beda
10
09 : Tak Ada Lagi Namamu
11
10 : Kepercayaan Yang Dirusak
12
11 : Tio dan Adi Serta Pasangannya
13
12 : Masih dicintai 2 pria masa lalu
14
13 : Terlanjur Mencinta
15
14 : Dibedakan Itu Tidak Enak
16
15 : Orang Tua Yang Durhaka?
17
16 : Rahasia?
18
17 : Menyelesaikan Masalah
19
18 : Masih jaman pernikahan wasiat?
20
19 : Hasil Dari Sabar, Ikhlas, Serta Syukur
21
20 : Berbaikan dengan teman lama
22
21 : Sahabat Sampai Nanti
23
22 : Mendekati atau Menghindari?
24
23 : Wishlist
25
24 : Berdoa sudah waktunya berusaha
26
25 : PDKT
27
26 : Step One
28
27 : Lamaran ?
29
28 : Jawaban Itu
30
29 : Pertemuan Atau Perpisahan?
31
30 : Sakit Ini Tak Seberapa
32
31 : Hujan Malam Hari
33
Menjauh Atau Menjalin?
34
33 : Siapa Prioritas?
35
34 : Mencintai seseorang yang tidak diinginkan
36
35 : Memohon Kepada Sang Pencipta
37
36 : Surga Seperti Apa Yang Akan Aku Dapatkan?
38
37 : Jalan Pintas
39
38 : Mungkin Ini Jawaban Dari Setiap Doa-Doaku
40
39 : Jawaban Untuk Farhan
41
40 : Menikah
42
41 : Hujan deras membawa berkah
43
42 : Belenggu
44
43 : Khawatir
45
44 : Bertemu dengan mu mengingat kembali kenangan buruk itu
46
45 : Azam Datang Lagi
47
46 : Makan Siang Termanis
48
47 : Di Fitnah
49
48 : Viral
50
49 : Amarah Farhan.
51
50 : Belum Ikhlas
52
51 : Kejujuran Azzahra
53
52 : Menjadi Istri sesungguhnya
54
53 : Gugatan
55
54 : Papua atau Istri
56
55 : Duka mendalam
57
56 : Masa Lalu Mu Bagaimana?
58
57 : Wanita Gila
59
58 : Akhiri dengan Ku atau Dengannya?
60
59 : Malam terakhir bersama dia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!