Happy Reading
*Ara pov*
Kemarin pulang dari Purwokerto sekitar jam 5 sore. Langsung istirahat pas sampai di rumah. Mamah sama papah juga nanyain kabar kami. Begitu pula dengan Aa Adit.
"Bi? Ara ke kampus dulu ya. Nah nanti kalau si Anna udah pulang sekolah langsung buatin susu vanila ya sama siapkan buah naga untuk dia" Kata ku pada bu Ani.
Kenapa aku bisa se perhatian ini ke adekku. Karena Anna adalah adekku satu-satunya, dan orang tua juga memasrahkan urusan Anna padaku.
Anna memang tegas, dan aku yang memanjakannya bukan Anya yang minta. Karena aku ingin Anna tidak merasakan kesepian yang aku rasakan saat remaja dulu.
Bahkan masa pubertas ku, aku lalui dengan sederhana dan awam sangat.
Beruntunglah Anna bisa aku arahkan ke arah yang benar.
"Iya neng Ara siap" kata bibi sambil tersenyum dan melakukan gerakan hormat padaku.
Aku pun membalasnya " Laporan diterima hihi" kataku dengan tersenyum.
Dan tak lupa menyalami tangan bibi,
"Assalamu'alaikum Ara berangkat ya bi" kata ku pamitan.
"Waalaikumsalam neng" kata Bibi menjawab.
Aku mengendarai sepeda motorku ini menuju kampus. Dan memparkirkan motorku di parkiran kampus, langsung menuju ke laboratorium.
Sampai nya di laboratorium, aku langsung saja menggunakan jas lab kebanggaan. Dan menggunakan masker serta *APD lainnya.
"Pagi, Mel." sapaku pada rekanku ini. Dia adalah rekanku menjadi asisten praktikum. Aku mengenal Melia ketika Masa Prabakti Mahasiswa atau yang biasa disebut MaPraM.
Dan ternyata dia juga masuk jurusan yang sama denganku yaitu Farmasi. Melia sudah lama menjadi Asisten Praktikum. Karena, nilainya yang bagus. Serta sopan juga anaknya asik sih. Nggak salah penanggung jawab laboratorium menunjuk Melia sebagai Asisten Praktikum mata kuliah penting yaitu Farmasetika.
Melia menunjuk aku sebagai rekannya. Bersyukur aja sih Melia mempercayai aku sebagai rekan asistennya.
"Pagi Ara. Kamu udah sarapan? Hati-hati loh kamu. Kalau kamu nggak sarapan nanti *tremor aku juga yang susah hihihi" kata dia sambil ngikik tertawa.
"Hahaha iya Mel. Aku udah sarapan kok" jawab ku tersenyum. Pernah kejadian aku limbung, dan hampir jatuh di dekat tangga. Karena pusing dan gemeteran. Dan itu dikarenakan belum makan sama sekali.
"Ra? Ini praktikum yang terakhir. Besok kita libur, nanti kita koreksi laporan ade tingkat lalu input nilainya ke Mas Arkan" kata Melia padaku.
"Okeh deh" jawabku singkat. Mas Arkan merupakan penanggung jawab lab. Dia sudah lulus sebagai S1 Sarjana Farmasi, lulusan terbaik kampus ku. Dan sekarang sudah menjadi dosen dan juga sebagai penanggung jawab lab.
Lab sudah digunakan, hari ini merupakan praktikum *infusa dengan menggunakan rimpang temulawak yang di rebus hingga suhu 90 derajat celcius. Lalu diberikan sirup simplek untuk tambahan rasa manis. Tapi tetap saja pahit. Hihi, dan ketika aku semester 3 merasakan *infusa itu rasanya getir gitu.
...***...
Praktikum sudah selesai 2 jam yang lalu. Aku sekarang sedang di toko perlengkapan bayi. Karena teman SMK melahirkan. Anaknya cewek, dan aku ingin melihatnya. Karena pulang dari kampus hari ini tidak terlalu sore. Makanya bisa mengunjungi teman ku di rumahnya. Dia memang menikah muda usia 20 tahun.
Sekarang usianya sudah 22 tahun sama dengan ku. Namanya Anisa dan suaminya Arya. Anaknya cewek bernama Calista. Sebaiknya aku memberikan 1 set tempat tidur berwarna pink dan juga 1 set tempat makan berwarna pink juga.
"Assalamu'alaikum Nisa." kataku padanya saat memasuki rumah Anisa. Rumah yang nyaman, merupakan pemberian dari suaminya sebagai hadiah pernikahan.
Masya Allah,, semoga bahagia selalu keluarga Anisa Aamiin.
"Waalaikumsalam ya ampun Ara, kamu ke sini sama siapa?" tanya mas Arya. Mas Arya merupakan suami Anisa. Mereka selisih 7 tahun, dan mas Arya merupakan manager Anisa di kantornya. Dan kantornya itu juga milik Papinya mas Arya.
Pokoknya kehidupan mereka Masya Allah tentram. Mas Arya menurut ku sosok yang baik, bertangung jawab dan setia terhadap pasangan.
"Hihihi aku sendirian mas. Maklum jomblo, oh iya Nisa mana mas?" tanyaku padanya.
"Nisa lagi menyusui di kamar Calista. Masuk aja, mas mau ke supermarket dulu. Jagain Nisa ya Ra" pesan mas Arya padaku.
"Oke" jawabku singkat dan langsung ke dalam.. Tak lupa mencuci tangan dulu sebelum menemui bayi.
"Nisa kangen udah lama nggak ketemu" kataku berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya.
"Masya Allah calon dosen makin cantik aja nih. Ikat dulu rambutnya Ra, ntar kena anak aku" katanya menyuruh ku mengikat rambutku yang panjang ini.
"Siap bunda" kataku sambil mengikat rambut.
"Eh, Lista imut yah Nis" lanjut ku sambil mengelus pipinya yang masih pink itu.
"Hihi iya, nggak nyangka juga bisa melahirkan bayi segemoy ini" kata Nisa tersenyum.
"Oh iya ini aku beliin hadiah untuk Lista, cepet gede ya dede Lista. Nanti TeRa bawa jalan-jalan" kataku sambil mencium pipinya Lista.
"TeRa? Apaan tuh?" tanya Nisa keheranan.
"Hihi Tera itu singkatan dari tante Ara. Pokoknya Lista harus panggil aku Tera oke" kataku dengan girang.
"Iya deh Tera cantik" kata Nisa mengiyakan.
Tak lama setelah itu Lista bobo. Pembantunya Nisa menyuguhkan aku minuman. Dan aku pun heran kenapa mas Arya tidak kembali-kembali?.
Dan,,, tiba-tiba....
"Ra... Mas Arya Ra hiks... Hiks..." kata Nisa yang menangis setelah mengangkat telpon.
"Kenapa oon? Jangan bikin jantungan!!" kataku emosi karena melihat Nisa yang sudah menangis.
"Mas Arya kecelakaan Ra,, hiks hiks.." katanya sambil menangis.... Dan membuatku dian tak bisa berpikir jernih. . . .
*Ara pov end*
-Bersambung-
Istilah :
*Tremor : Gemetar atau bergerak tanpa sadar, mulai dari ringan sampai berat, dan umumnya terjadi pada tangan, kaki, wajah, kepala, atau pita suara.
*Infusa : sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi (menyari) simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit. ... Saring selagi panas melalui atau dengan menggunakan kertas saring serta tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
Hayoo kecelakaan ya?....
Jangan lupa vote dan Like yah....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments