"Hy guys! Mam, Dad, I'm coming!" Teriaknya penuh keceriaan memeluk Daddy dan Mami-nya yang tengah bersandar di sofa sembari melihat layar televisi yang menampakkan sebuah film.
"Jangan berisik ih! Lagi serius nontonnya." Sarkas Mami Lauren memarahi tingkah sang putri yang selalu bar-bar setiap saat, berbeda dengan Daddy-nya yang justru memilih untuk mengecup sayang kening putrinya. Wajar, Tasya memang sangat menempel pada sang Daddy.
"Ya elah, nonton apa sih Mam?"
"Azab melakukan taruhan!"
Deg!
Nih Film nyindir gue, baru pulang bukannya disuguhi teh, malah disuguhi azab!
"E..emang azabnya apaan Mam?"
"Belum juga ending, kamu mah buru-buru." Tutur Nyonya Lauren masih dengan memfokuskan pandangannya ke arah layar televisi yang menyala terang.
"Ya sudah, aku ke kamar dulu yah." Ucap Tasya seraya beranjak dari pelukan lengan kekar Daddy-nya menuju tangga ke kamarnya di lantai atas dan hanya diangguki oleh Mami Lauren.
"Makan dulu, tinggal hangatin di meja makan tuh!"
"Iya Mam, nanti aja."
⭐
⭐
"Bintang Hadijaya?" Tasya duduk berselonjor dengan punggung yang bersandar santai di headboard ranjangnya. Memegang gawai seraya mengamati pesan yang dikirim oleh Monica.
Targetmu adalah seorang pria matang yang masih joteng alias jomblo ganteng. Beberapa hari yang lalu aku sempat beradu argumen dengannya karena sebuah kesalahpahaman, aku benar-benar geram. Sekarang buat dia merasakan karma yang sesungguhnya, biodatanya sudah aku kirim!~Monica
"Usia 30 tahun, pekerjaan Asisten manager. Wah, si Monica kurang kerjaan banget, dia benar-benar menemukan salah seorang karyawanku!" Tasya berdecak kagum, sepertinya Monica memang memiliki dendam abadi pada orang yang bernama Bintang tersebut.
Tasya membuka satu persatu foto yang pria yang bernama Bintang tersebut yang telah dikirim oleh Monica. Pria berkulit putih dengan rahang tegas ditumbuhi rambut-rambut halus. Mata yang bersinar berwarna hazel dan bulu mata lentik yang indah dipandang. Garis hidung yang mancung dipadukan dengan bibirnya yang tidak begitu tebal, nikmat mana lagi yang kau dustakan?
⭐
⭐
Bintang Hadijaya, pria matang yang misterius dengan wataknya yang pendiam dan sangat sulit untuk didekati walau pria itu tidak jarang tersenyum ramah pada siapapun.
"Bintang, tolong kamu cek data-data keuangan perusahaan. Saya masih ada urusan sebentar, setelah ini saya akan langsung kembali." Ujar Pak Sundoko yang merupakan manager Bintang di perusahaan milik Tasya itu.
Perusahaan yang bergerak di bidang kuliner, arsitektur, serta di bidang pangan. Memiliki beberapa gedung-gedung yang biasanya disewa sebagai tempat pernikahan atau bahkan pesta, memiliki beberapa restoran yang tersebar di berbagai pulau di Nusantara. Serta bergerak di bidang pangan sehat bagi orang-orang yang menyandang kelainan.
"Baik Pak." Tanpa banyak bicara, Bintang segera mengambil alih berkas-berkas yang dipegang Pak Sundoko. Kemudian pria itu mulai memasang kacamatanya dan membaca serta mengamati diagram yang tertera di layar laptopnya dengan saksama.
Drttt..drtt...
Handphone Bintang tiba-tiba saja bergetar, ia menghentikan pekerjaannya. Menoleh sejenak, ada nomor tertera tanpa nama tetapi Bintang lebih memilih untuk mengacuhkan karena baginya pekerjaan lebih penting. Ini bukan kali pertama ia mendapatkan panggilan dari nomor tidak dikenal dan banyak dari mereka adalah orang salah nomor.
.
Di seberang sana, Tasya tengah berdecak sebal karena pria yang merupakan targetnya itu sama sekali tidak mengangkat panggilannya walau ia sudah beberapa kali mencoba untuk menelfon.
"Pak Sundoko, pokonya saya minta posisi besok di perusahaan."
"Iya, saya memiliki misi penting yang harus saya selesaikan. Berikan saya posisi sebagai asisten Anda!"
"Baiklah, besok saya akan datang ke perusahaan! Tetap sembunyikan identitas saya, selamat siang." Tasya tersenyum kemenangan, dengan bekerja di perusahaanya sendiri sebagai asisten manager mungkin bisa mempermudahnya menjalankan misinya.
"Sus!" Ujar Tasya memanggil manager di restorannya yang tengah sibuk dengan pekerjaan di hadapan. Susi menoleh.
"Iya Nona?"
"Mulai besok restoran saya titipkan sama kamu. Karena saya ada misi penting."
"Siap Nona, ngomong-ngomong misi apa ya Nona?"
"Menaklukkan Joteng."
"Joteng apa, Nona?"
"Saya bayar kamu untuk jadi manager bukan jadi pewawancara!"
Susi cengengesan segera kembali ke tempatnya dan berkutat dengan pekerjaannya sedangkan Tasya jangan ditanya, wanita itu sudah melenggang pergi sejak beberapa detik yang lalu.
⭐
⭐
Vote like and komennya say....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments