Pagi harinya di kediaman keluarga Rasendriya mama Aida mulai membicarakan beberapa hal yang menyangkut tentang masa depan sang anak.
"Pa, gimana kalau kita cari pasangan buat Raka." ucap mama Aida memberikan idenya kepada sang suami.
"Maksud mama apa?" tanya papa Bagas.
"Ih, masa papa gak ngerti sih. Jadi mama mau cari wanita yang cocok buat Raka dan juga buat kita, kita jodohin aja rakanya pa! Mama gak yakin kalau Raka akan punya pacar kalau dia sendiri yang cari," sahut mama Aida lagi.
"Iya juga sih, tapi siapa ma? Kita kan gak tahu siapa yang cocok sama Raka," jawab papa Bagas.
"Iya pa, itu mah gampang biar mama yang cari," ucap mama Aida senang yang penting sang suami sudah menyetujui rencananya soal wanita, biar mama Aida yang mencarinya.
.
Beberapa hari kemudian sekarang ini adalah hari weekend jadi Vania menemani sang mama untuk membeli beberapa kebutuhan rumah yang kebetulan habis, mereka menuju ke supermarket di sekitaran rumah mereka.
"Ma, mau beli apa aja?" tanya Vania.
"Van, beli minyak goreng yuk di rumah sudah habis nih di minimarket juga cepet banget habisnya," ucap mama Devi.
"Kok cepet kenapa emangnya ma?" tanya Vania dasar nih anak katanya wartawan tapi minyak goreng naik aja gak tahu.
"Kamu itu jurnalis kok gak tahu kalau minyak goreng sekarang itu sulit banget," ucap mama Devi.
"Oh iya, Vania bukan gak tahu ma tapi lupa." pangkas Vania.
"Sama aja."
Mereka pun menjelajahi setiap sudut rak hingga hampir penuh troli belanjaan mereka dan membuat kaki Vania kecapean karena harus mengikuti mamanya belanja begitu banyak barang.
Di sisi lain mama Aida juga berada supermarket yang sama dengan mama Devi dan juga Vania, kebetulan saja lewat di daerah tersebut membuat mama Aida mampir sebentar.
Saat di kasir mama Devi sedang membayar begitu pun dengan mama Aida di sana, sedangkan Vania masih menunggu sang mama.
"Devi?!" panggil mama Aida setelah membayar di kasir begitu pun dengan mama Devi, tetapi mama Aida memanggil dengan penuh ragu karena takut jika salah mengenali.
"Aida!" jawab mama Devi saat melihat mama Aida di sana.
"Devi!"
"Aida!" pekik dua orang bersamaan dan saling berpelukan, sedangkan Vania yang tidak tahu ada hubungan apa antara mamanya dengan wanita seumuran dengan mamanya itu tetapi dari yang Vania lihat ibu-ibu tersebut sangat cantik dan juga kulitnya sangat terawat dan juga sangat lembut sekali.
Mama Devi dan juga mama Aida dulunya adalah sahabatan waktu masa kuliah begitu pun dengan sang suami bahkan saat kak Danar masih kecil dan juga Raka yang juga seumuran mereka masih sering bertemu namun sejak keluarga Pradipta pindah ke kampung halaman papa Wildan mereka sudah lost kontak dan tak pernah bertukar kabar sama sekali selama beberapa tahun ini.
"Astaga, Devi. Bagaimana kabar kamu sama Wildan?" tanya mama Aida.
"Baik, kamu gimana kabarnya sama Bagas?" tanya mama Devi balik.
"Alhamdulillah baik."
Mereka berdua pun saling bercerita dan bertukar kabar tanpa tahu ada Vania yang menunggu dari tadi, bahkan Vania sudah duduk di samping sang mama dari tadi yang terus saja bercerita banyak hal, entah Vania sendiri juga tidak tahu tentang apa itu.
"Oh ya anak kamu gimana Dev, siapa namanya Danar?" ucap mama Aida.
"Oh Danar, dia sudah menikah sekarang ini istrinya sedang hamil delapan bulan," jawab mama Devi.
"Wah selamat ya,"
"Anak kamu gimana da?"
"Udah Dev gak usah di tanya, kesel aku padahal umur Danar sama Raka itu sama tapi malah Danar duluan yang menikah, Raka mah pacar aja belum punya." jawab mama Aida dengan wajah sedih.
"Kamu yang sabar Raka pasti akan segera menikah," ucap mama Devi.
"Iya semoga saja ya Dev, oh ya itu gadis cantik di sebelah kamu siapa?" tanya mama Aida yang sebenarnya dari tadi penasaran dengan gadis cantik di samping sahabatnya itu.
"Oh ini Vania anak aku," jawab mama Devi.
"Wah Dev, kamu ternyata punya anak gadis cantik ya," sahut mama Aida.
"Kamu bisa aja, Van ini kenalin temen mama sama papa kamu dulu waktu kuliah suaminya juga temen mama papa," sahut mama Devi mengenalkan mama Aida kepada Vania.
"Salam kenal Tante, Vania," sapa Vania sambil menyalimi sahabat mamanya itu.
"Wah nama yang cantik sama kayak orangnya," ucap mama Aida.
"Terima kasih, tante."
Setelah lama berbincang mama Aida pun harus pamit karena sang suami tenyata sudah menunggunya di mansion.
"Dev, nanti aku kabari lagi ya biar kita bisa ketemu lagi. Kalau begitu aku pamit dulu," pamit mama Aida meninggalkan tempat.
"Iya, hati-hati ya."
Entah kenapa setelah pertemuan dengan sahabatnya itu mama Aida sangat merasa senang sekali bahkan beliau juga tak henti hentinya menyungging kan senyuman terbaiknya bahkan sampai di mansion nya.
"Mama kenapa?" tanya papa Bagas melihat sang istri pulang pulang dengan senyum yang aneh.
"Pa, papa! Mama ada kabar baik." sahut mama Aida.
"Kabar baik apa ma?" tanya papa Bagas.
"Asal papa tahu ya tadi mama itu ketemu sama Devi."
"Devi, Devi istrinya Wildan?"
"Iya, pa." ucap mama Aida.
"Wah mereka ada di kota ini?!" tanya papa Bagas dengan antusiasnya.
"Iya pa, Dan papa tahu dia tadi ke supermarket sama anak keduanya" jawab mama Aida.
"Terus?"
"Anaknya itu cewek pa dan umurnya juga tak jauh beda sama Raka mungkin terpaut beberapa tahun aja, gimana kalau coba tanyakan ke Devi dan juga Wildan apa kah anaknya sudah punya pacar atau tidak soalnya mama suka banget sama dia pa," sahut mama Devi.
"Mama yakin?"
"Iya, pa. Mama rasa dia itu kandidat yang sangat cocok buat jadi mantu mama, dan mama rasa Raka gak akan menolak deh kalau pun menolak mama akan coba buat ngeyakinin dia."
"Papa sih ngikut aja ma yang penting Raka menyetujuinya dan juga pihak sana juga setuju apa lagi anak dari Wildan karena nantinya yang menjalankan kehidupan rumah tangga adalah Raka dan sang istri jadi lebih baik kita juga coba bicara ke Raka ma," sahut papa Bagas.
"Iya, pa. Tenang aja."
Setelah itu mama Aida pun berencana untuk mengatur jadwal untuk bertemu dengan sang sahabat, mama Devi pun sudah mengatakan kepada sang suami bahwa dia bertemu dengan sahabatnya tadi dan sahabatnya baru saja mengabarinya kalau ingin bertemu bersama.
.
Besok malamnya mama Aida dan papa Bagas pun sudah berada di restoran tempat mereka ketemuan, sedangkan di sisi lain mama Devi dan papa Wildan yang akan berangkat tak sengaja bertemu dengan Vania yang baru saja pulang kerja.
"Mama sama papa mau kemana?" tanya Vania.
"Mama sama papa mau ketemu sama temen mama dulu ya sayang, kamu temenin Indri dulu ya sayang soalnya kakakmu belum pulang, pokoknya jangan kemana-mana!" perintah sang mama.
"Siap ma," jawab Vania.
Mama dan papa nya pun segera menuju ke restoran tempat ketemuan dengan sahabat lamanya yang baru saja di pertemukan itu.
Sampai di sana mereka segera mencari tempat di mana mama Aida sudah berada di sana, masuk ke ruangan VIP mereka pun saling kangen kangenanya.
"Wah Wildan," sapa papa Bagas bertemu dengan sahabatnya setelah sekian lama tak bertemu.
"Bagas," Palas papa Wildan.
Begitu lah awal pertemuan mereka setelah lama tak berjumpa, bahkan perbincangan mereka terus saja berlanjut ke meja makan dengan saling tertawa dan juga mengenang masa lalu.
Selesai makan mama Aida pun mulai berbicara serius tentang keinginannya untuk menjodohkan anak mereka berdua karena mama Aida sudah merasa cocok dengan Vania dan merasa Vania adalah kandidat yang sangat cocok dan pas.
.
.
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Zey
lanjut thor😀
2022-09-06
0
NANAHARA YUI
Mantap Sem-pai. 😁
2022-05-05
1
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
lanjut Thor 👍
2022-05-04
0