Sedangkan di sisi lain seorang pria tampan nan gagah yang mempunyai sifat dingin dan cuek berusia 30 tahun yaitu Raka Tanaka Rasendriya atau yang biasanya di panggil Raka, seorang dokter bedah saraf dan juga direktur utama di rumah sakit Rasendriya medical yang juga rumah sakit yang sangat terkenal di kota ini dan CEO dari kerajaan Rasendriya company.
Anak semata wayang dari pasangan Bagas Rasendriya dan Aida Rasendriya dan juga pewaris satu satunya dari kerajaan Rasendriya company ini terkenal dengan sifat dinginnya dan cuek sekali bahkan mama Aida sudah sangat pusing menangani sang anak yang sudah berkepala tiga tapi masih betah menjomblo.
.
Raka keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan di mana di sana sudah ada orang tuanya yang menunggunya untuk sarapan bersama.
"Pagi," sapa Raka dengan dingin.
Dia memang terlihat dingin dan juga cuek di luar sana seperti tidak pernah bisa di gapai dan di sentuh tetapi jika bersama dengan keluarganya maka Raka akan menjadi seorang yang lebih penuh kasih sayang meski pun dia tetap sering diam dan tak banyak bicara.
"Pagi, sayang. Yuk sarapan dulu," ajak mama Aida.
"Kayaknya aku langsung ke ruang sakit aja deh ma soalnya ada operasi sebentar lagi," ucap Raka.
"Kalau begitu nih bawa bekalnya," sahut mama Aida memberikan bekal untuk sang anak karena beliau tahu kalau anaknya pasti akan mengatakan hal tersebut.
"Kalau begitu Raka berangkat dulu ya ma, pa." pamit Raka setelah mengambil bekal makanan dari sang mama.
"Hati-hati, ka." ucap papa Bagas.
"Hati-hati, sayang." lanjut mama Aida.
Raka pun pergi meninggalkan orang tuanya dan keluar dari mansion besarnya itu.
"Pa, kenapa ya Raka itu anaknya kok pendiem banget, susah banget kalau di suruh ngomong!" ucap mama Aida yang sedikit kesal dengan sikap sang anak.
"Kalau begini terus kapan coba mama bisa punya mantu, apa jangan jangan dia masih kepikiran sama mantannya yang ninggalin dia itu pa?" terka mama Aida karena anaknya setelah putus dengan pacarnya dulu tidak pernah sekali pun membawa pacar barunya kepada mama Aida.
"Udah ah ma, biarin aja dia mencari pasangannya sendiri kita gak usah ikut campur." ucap papa Bagas.
"Papa ini gimana sih, Raka itu udah umur tiga puluh tahun pa, bisa bisa jadi perjaka tua dia kalau tak juga mencari pasangan hidup, emangnya papa mau apa mati sebelum melihat Raka memiliki istri dan anak, mau apa papa gak lihat cucu dulu?!" ucap mama Aida yang ada benarnya juga.
"Yah papa gak mau lah, papa masih pingin lihat cucu imutnya papa nanti." ucap papa Bagas.
"Kan, makanya suruh anak mu itu buat cari pacar dan kalau bisa langsung nikah." ucap mama Aida.
Sedangkan Raka setelah keluar dari mansion besarnya, dia segera menaiki mobil mewahnya menuju ke rumah sakit Rasendriya medical karena memang dia ada operasi sebentar lagi dan juga akan ada rapat penting dengan para dokter dan juga profesor membahas tentang sebuah operasi.
Sampai di rumah sakit dia segera melakukan prosedur operasi yang sudah di jadwalkan, operasi ini memakan waktu kurang lebih dua belas jam membuat Raka harus ekstra hati-hati karena memang operasi ini sangat berbahaya, namun semua orang tahu yang mengoperasi pasien ini adalah dokter Raka sehingga semuanya sudah yakin kalau ini pasti akan berhasil.
Di luar perkiraan operasi hanya berjalan selama delapan jam dan juga operasi nya sangat sukses sehingga sebelum jam empat sore operasi sudah selesai, setelah di rasa opersi sudah selesai Raka pun berencana untuk mengadakan rapat untuk membahas sebuah operasi sulit lainya namun belum juga dia berganti pakaian saat dia melewati IGD di sana sudah banyak pasien dengan banyak luka maklum Raka belum mendengar akan kejadian kebakaran yang terjadi tadi pagi sehingga dia tidak tau para pasien tersebut kenapa.
"Sus, ini ada apa?" tanya Raka kepada salah satu suster.
"Dokter Raka, dok mereka adalah korban dari kecelakaan maut dari truk yang berisi minyak yang meledak." ucap suster tersebut.
Setelah itu Raka tidak tega melihat para dokter dan suster sepertinya sedang kekurangan tenaga karena untuk beberapa hari ini banyak dokter dan suster yang di kirim oleh rumah sakit untuk melakukan tugas di wilayah bencana di luar kota karena terkena tsunami, Raka pun akhirnya harus turun tangan untuk mengecek para korban dan dia harus menunda rapat tersebut menjadi besok atau pun lain harinya.
Sebagai dokter, Raka harus siap siaga selama dua puluh empat jam jika ada panggilan mendadak ke rumah sakit pun dia harus bersedia, begitu lah resiko menjadi dokter tetapi Raka tidak pernah merasa terbebani karena begitu lah jalan yang sudah ia pilih.
Hampir lima jam korban terus berdatangan akhirnya IGD pun mulai kondusif dan tidak banyak korban meninggal dunia meskipun ada beberapa yang tak terselamatkan mulai dari di perjalanan atau pun di rumah sakit karena itu sudah kehendak yang di atas seberapa kita berusaha takdir tuhan lebih tepat.
Sekarang ini sudah hampir jam sebelas malam, sebenarnya waktu pulang Raka sudah lewat yaitu jam enam atau jam tujuh biasanya tetapi sekarang hampir jam sebelas. Raka pun mulai mengemasi barangnya dan pergi dari rumah sakit menuju ke mansionnya, ada rasa penyesalan setiap kali dia harus mengumumkan kabar tentang kematian pasien karena baginya tidak ada yang berharga kecuali hidup dan nyawa manusia.
Saat masuk di sana sudah ada papa Bagas yang menunggu Raka pulang setelah mendapatkan kabar tentang kecelakaan maut tersebut.
"Papa, papa belum tidur?" tanya Raka.
"Belum ka, papa khawatir sama kamu. Gimana kondisi rumah sakit?" tanya papa Bagas yang tahu kalau sebagian besar korban di larikan ke rumah sakit Rasendriya medical.
"Ya begitu pa, karena banyak dokter dan suster yang ikut ke bantuan bencana dan juga ada yang sedang operasi jadi penanganan jadi sedikit lambat tapi untungnya tak lama dokter yang sudah selesai operasi juga membantu," ucap Raka.
"Ya sudah kalau begitu lebih baik kamu ke kamar bersih bersih kemudian tidur pasti capek kan, tadi kamu bilang juga ada operasi pagi gitu." sahut papa Bagas.
Raka pun berpamitan dan pergi dari ruang tamu menuju ke kamarnya di lantai dua, papa Bagas memang sering menanyakan soal rumah sakit kepada sang putra karena bagiamana pun ruang sakit tersebut adalah rumah sakit yang berarti untuk papa Bagas karena sebelum Raka yang mengambil alih rumah sakit tersebut beliau lah dulunya yang mengelola rumah sakit tersebut yang di berikan oleh sang papa yaitu kakek Raka.
.
.
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
sri afrilinda
Awal yg bagus...🤗🤗
2024-07-05
0
Surabaya Honda
Next Thor interesting 👍😊
2024-01-07
0
NANAHARA YUI
Lagi D Baca Dulu Sem-pai.
Semangat
2022-05-05
0