Part 02

Golongan darah Nara dan Vero ternyata memiliki kecocokan yang sangat akurat. Nara langsung bersiap untuk segera melakukan tranfusi mengingat kondisi Vero yang semakin menurun..

"Kamu akan baik baik saja semoga darahku akn bisa menyelamatkan mu." ucap Nara sembari menatap laki laki yang wajahnya di tutup oleh perban sehingga Nara sama sekali tak bisa melihat wajah asli Vero...

Satu jam sudah akhirnya tranfusi darah pun selesai,kini Nara masih berada di ruang overvasi untuk melihat kondisi Nara sendiri. Dokter Frenki pun menemui Nara dan mengucapkan terima kasih..

"Terima kasih Nara karena kamu telah menolong keponakanku. Aku tak tahu harus membalasmu dengan cara apa?"

Dokter Frenki menatap kearah Nara dengan tatapan yang tak biasa, di era modern seperti ini jarang sekali ada seorang wanita yang amu berkorban untuk membantu lelaki yang sama sekali tak dia kenal namun ternyata Nara justru sebaliknya..

"Dokter bukankah sesama manusia itu harus saling tolong menolong? Dan kedua orang tua saya selalu mengajarkan hal itu jadi Insyaallah saya ikhlas membantu keponakan Dokter tanpa meminta imbalan apapun."

Dokter Frenki pun tersenyum..

"Baiklah Nara kalau begitu saya pamit dulu mau visit ruangan,oh iya tadi kakak saya berpesan beliau ingin kamu menunggu mereka karena mereka ingin sekali berterima kasih kepadamu."

Nara pun hanya mengangguk..

"Iya Dok saya akan menunggunya.." ucap Nara sembari tersenyum...

Setelah Dokter Frenki pergi,Nara pun langsung meninggalkan rumah sakit setelah sebelumnya melihat kondisi Vero terlebih dahulu..

"Sepertinya dia baik baik saja, tugasku sudah selesai dan aku harus segera pulang untuk melihat Ayah."

Nara pun bergesas meninggalkan ruangannya tanpa sepengetahuan suster yabg berjaga..

Sesampainya di rumahnya Nara langsung membersihkan diri dan melihat sang Ayah..

"Assalamualaikum Ayah maaf ya Ayah,Nara pulang telat tadi sedikit repot." ucap Nara terpaksa berbohong a karena Nara tak mau membuat sang Ayah khawatir..

Ayah Nara pun tersenyum..

"Iya Nara yang penting kamu sudah pulang? Maafkan Ayah ya Nara karena Ayah kamu harus bekerja sepeti inu Ayah memang seseorang yang tidak berguna." ucap Ayah Hendrawan sembari menunduk..

Nara pun langsung memeluk sang Ayah dengan lembut..

"Ayah ini ngomong apa? Aku gak merasa terbebani ataupun apa aku bisa memiliki Ayah saja Nara susah sangat bahagia,sudah sekarang Ayah makan ya tadi Nara beli makanan." ucap Nara sembari berdiri dan berjalan ke dapur untuk mengambil makanan yang dia bawa...

Setelah menyuapi sang Ayah makan, kini Nara'pun makan dan ketika sudah selesai dan Nara sudah berada di kamarnya Nara baru sadar bahwa kalung liontin miliknya hilang,padahal itu adalah barang yang paling berharga peninggalan sang Bunda..

"Ya Allah kalung ku dimana? Apa mungkin jatuh pas aku menolong laki laki itu? Padahal itu barangku yang paling berharga." ucap Nara sembari menunduk karena merasa kehilangan hadiah terakhir dari sang Bunda sebelum Bundanya meninggal..

Pada malam harinya orang tua Vero pun sampai Jakarta setelah menempuh perjalanan yang jauh. Meraka langsung menuju rumah sakit tempat Vero dirawat..

Dokter Frenki yang sedang mencari keberadaan Nara pun menjadi bingung pasalnya Dokter Frenki sendiri telah berjanji untuk mempertemukan sang kakak dengan Nara..

"Aduh Nara kamu kemana si? Mana Mas Suhendar sebentar lagi datang?" ucap Dokter Frenki sedikit gelisah..

Tak lama kemudian Taun Suhendar dan Nyonya Sintia pun sampai di ruang sakit mereka langsung menuju ruangan Vero..

"Frenki bagaimana kondisi Vero? Apa dia baik baik saja " ucap Tuan Suhendar sesaat setelah sampai di ruangan Vero.

Dokter Frenki pun menatap kearah sang kakak..

"Alhamdulillah sudah baik baik saja kok Mas tinggal menunggu dia sadar saja.." ucap Dokter Frenki sembari memeriksa kembali kondisi Vero..

Tuan Suhendar dan Nyonya Sintia pun menanyakan dimana keberadaan gadis baik hati yang telah menolongnya..

"Frenk dimana gadis baik hati itu, saya ingin menemuinya untuk mengucapakan terima kasih." ucap Tuan Suhendar dengan lembut..

Dokter Frenki pun menatap kearah sang kakak..

"Dia kabur Mas, padahal aku susah menyuruhnya untuk menunggu. Bahkan dia menghilang begitu saja." ucap Dokter Frenki sembari menatap Vero..

Tuan Suhendar dan Nyonya Sintia pun tak habis pikir kalau masih ada gadis sebaik Nara..

Mereka juga berharap untuk mempertemukan mereka di kemudian hari...

Terpopuler

Comments

Eko Wulan

Eko Wulan

lanjut Thor

2022-04-21

0

Sumawita

Sumawita

Lanjut

2022-04-21

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2022-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!