Hari itu sekitar pukul 07.50. Hendra sedang duduk bersantai di ruang tengah sambil meneguk segelas kopi buatan istrinya, sambil menonton sebuah acara ditelevisi. Dewi memang selalu menyiapkan kopi untuk Hendra sebelum meninggalkan rumah untuk ke sekolah.
Kondisi rumah memang sedang sepi, Dewi serta kedua Putrinya Berlian dan Mutiara sudah berangkat kesekolah menggunakan mobil yg dikemudikan oleh Dewi. Kini putri2 cantik itu telah bersekolah di sekolah dasar di mana sekolah tempat Dewi mengajar.
Situasi seperti inilah yg sudah sangat lama di nantikan Sekar, Dimana hanya ada dia dan Hendra saja di rumah itu.
Selama ini jika hanya berdua di rumah, Hendra selalu keluar untuk berjalan2 sampai waktunya anak dan istrinya pulang. Hal itu Hendra lakukan untuk menghindari berduaan dengan Sekar di rumah itu. Namun hari itu Ia sedang tidak enak bedan dan memutuskan untuk tetap di rumah.
Praakk..."Aaaaaaakkkkhhg" Teriak Sekar dari arah dapur.
Hendra segera berlari menuju sumber suara. Melihat Sekar yg sedang tergeletak di lantai, Hendra pun panik.
"Ada apa, apa terjadi sesuatu?" tanya Hendra saat melihat Sekar dan sepertinya Sekar sedang kesakitan.
"Aakkh sakit, hiks hiks" Rintih Sekar yg di selangi suara tangisnya yg palsu.
Hendra mencoba untuk mendekat, Namun Hendra tidak menyentuh Sekar. "Apa yg terjadi, apa kamu terluka?"
"Saya terpeleset mas, kaki saya sepertinya terkilir dan sakit sekali, hiks hiks" jawab Sekar masih tangisnya yg palsu.
"Ayo saya antar ke kamar mu, apa kamu bisa berjalan? sini saya bantu" Hendra mencoba untuk membantu Sekar untuk berdiri tapi lagi2.
"Aaaakhh" Jerit Sekar seperti sangat kesakitan.
Sebenarnya Hendra memang mulai percaya pada Sekar. Hendra tak begitu lagi manaruh rasa curiga pada Sekar, karena selama ini Sekar selalu menggunakan topengnya sebagai wanita yg bersifat sangat baik dan lembut. Akhirnya Hendra memutuskan untuk menggendong Sekar.
"Baiklah saya akan menggendong mu, maaf" Hendra pun langsung menggendong tubuh Sekar menuju kamarnya. Seketika senyum mengembang di wajah Sekar, namum lolos dari pandangan Hendra.
Hendra meletakkan Sekar di kasurnya, kemudian Hendra berniat untuk keluar meninggalkan Sekar.
"Istirahatlah" Ucapnya seraya melangkahkan kakinya untuk keluar.
"Mas tolong saya, kaki saya sangat sakit" Sekar mencoba menahan Hendra dengan pura2 kesakitan.
"Apa kamu butuh tukang urut, akan saya panggilkan"Hendra kembali ingin berlalu.
"Saya benar2 sudah tidak tahan Mas, kaki saya sakit sekali. bisakah Mas mengurutnya sedikit agar sakitnya sedikit hilang!" pinta Sekar mencoba memohon dengan masih menampilkan ekspresi kesakitannya yg palsu.
Hendra seperti enggan melakukannya, Hendra memang tidak ingin menyentuh perempuan selain istri tercintanya. Tetapi melihat Sekar yg terlihat sangat kesakitan, Iapun akhirnya mendekat dan menguruti kaki Sekar.
Belum berapa lama Hendra menguruti kaki sekar, tiba2 terdengar hentakan kaki yg datang dari pintu belakang rumah mereka. Belum sempat Hendra bangkit dari duduknya, dua pria itu telah masuk dan menerobos rumah mereka.
Jangan heran dari mana datangnya dua orang itu. Mereka memang dua orang yg telah di persiapkan Sekar untuk menjebak Hendra.
"Wah wah wah. Ternyata ada adegan mesum yg sedang terjadi di rumah ini ya" Ucap salah seorang pria itu saat berdiri di depan pintu kamar Sekar. Pintu belakang dan kamar Sekar memang jaraknya sangat dekat, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke kamar Sekar.
"Kalian siapa, kenapa kalian menerobos masuk ke rumah saya tanpa permisi?"kaget dengan kehadiran kedua pria itu, Hendrapun mendekati dua org yg telah lancang memasuki rumahnya itu tanpa permisi.
"Wah jadi begini kelakuan pak Hendra saat istrinya sedang tidak di rumah, berbuat mesum dengan pelayannya sendiri" Cih. Salah seorang pria tadi bersuara.
"Jaga bicara kalian. saya tidak berbuat mesum, saya hanya membantunya karena kakinya sedang terkilir" Hendra coba menjelaskan.
"Mana ada maling yg mau ngaku, pak Hendra sudah seperti maling yg tertangkap basah. Bapak sudah ketahuan berbuat mesum dengan pelayan bapak" Pria itu masih berusaha memojokkan Hendra.
" Benar sekali. Jadi gosip2 yg beredar selama ini kalau pak Hendra sering melakukan perbuatan mesum di rumah bapak ternyata benar adanya" Masih dengan kalimat memojokkon.
Hendra mulai kesal, Ia mengepalkan tangannya namun tertahan. "Katakan pada mereka kalau aku benar hanya membantumu, karena kau sedang kesakitan" Hendra ingin mendapat pembelaan dari Sekar yg sejak tadi hanya tertunduk tanpa suara.
"Maafkan kami pak, kami khilaf" Jawab Sekar masih menunduk.
"Apa maksud mu, kita tidak melakukan apa2. kekhilafan apa yg kau bicarakan" Hendra mulai meninggikan suaranya.
Tiba2 muncul lagi beberapa orang pria, kali ini mereka datang bersama pak RT. Mereka sengaja memanggil pak RT untuk mengadili kedua pembuat mesum ini.
Pak RT bukanlah bagian dari orang suruhan Sekar, melainkan dua orang yg melaporkan ke pak RT tentang perbuatan mesum di rumah Pak Hendralah yg merupakan orang suruhan Sekar.
"Pak Hendra, apa benar bapak sedang melakukan perbuatan hina dengan pelayan bapak ini" pak RT mulai bersuara.
" Tentu saja mereka telah melakukannya. apa lagi yg akan dilakukan oleh sepasang manusia di dalam kamar dengan pakaian seperti ini" Sahut salah seorang pria yg datang bersama pak RT.
Hendra memang menggunakan baju santai. Ia mengenakan celana pendek selutut, serta baju kaos berlengan pendek.
Sedangkan Sekar menggunakan daster yg sedikit terbuka di bagian lengannya, dan panjang yg hanya sepahanya sehingga menampakkan sebagian paha dan seluruh betis putihnya.
Sekar memang sengaja memakai baju yg sedikit terbuka untuk memancing Hendra, tetapi Hendra sama sekali tidak pernah tertarik untuk memperhatikan penampilan Sekar.
"Saya bersumpah pak, saya tidak melakukan perbuatan hina itu. Saya hanya membantunya, karena kakinya sedang terkilir" Hendra kembali melakukan pembelaan.
Ia menatap Sekar seolah meminta Sekar untuk membantunya memberi penjelasan, tetapi yg di tatap hanya tertunduk tanpa suara.
"Sudahlah tidak perlu sumpah2 segala, semua sudah jelas dan pak Hendra harus mempertanggung jawabkan perbuatan bapak" mendengar perkataan pria itu Pak RT turut mengiyakan.
"Mereka benar, Pak Hendra harus mempertanggung jawabkan perbuatan bapak" Ucap pak RT tegas.
"Pertanggung jawaban apa, saya bahkan tidak melakukan apa2" Hendra semakin geram dengan situasi ini
"Karena bapak sudah melakukan perbuatan mesum dengan pelayan bapak, maka bapak harus menikahi pelayan bapak ini" Ucap kembali seorang pria dengan suara yg sengaja di keraskan, saat menyadari kehadiran Dewi di tengah2 mereka beberapa waktu lalu.
Hari itu hanya penerimaan rapor Berlian dan Mutiara di sekolah, sehingga mereka pulang lebih cepat.
"APAH?"
Hendra membulatkan matanya tak percaya dengan ucapan pria itu. Bagaimana mungkin Ia harus menikahi Sekar, bagaimana Ia harus menjelaskan hal ini kepada istrinya.
"Mas"
Terdengar suara Dewi dari balik pintu. Ia mulai menangis setelah mendengar pembicaraan orang2 di rumahnya.
"Dewi, Sayang" Hendra kaget saat melihat istrinya muncul di balik pintu dengan kedua putrinya yg terlihat sedang mengemut permen lolipop.
"Kejadiannya tidak seperti yg mereka tuduhkan sayang, mas bisa jelaskan semuanya" Dewi hanya tertunduk menangis mendengar ucapa suaminya. sejujurnya Ia sangat percaya pada kesetiaan suaminya tapi disisi lain situasi ini benar2 menyudutkan mereka.
Tanpa bisa menghindar lagi, Hendra terpaksa harus menikahi Sekar hari itu juga.
"Aku tahu kau sudah menjebakku, bagaimana mungkin secara kebetulan dua org pria itu datang di saat aku sedang menolong mu yg pura2 kesakitan itu. Cih, ternyata kau benar2 ular yg berkepala manusia. Bagaimana bisa aku tidak menyadari kebusukanmu?"
Hardik Hendra pada Sekar setelah mereka resmi menikah di depan orang2 yg berada di dalam rumah mereka saat itu.
Hendra kemudian berlalu meninggalkan Sekar. Sekar justru tidak memperdulikan ucapan Hendra, baginya satu misinya sudah Ia dapatkan yaitu menikah dengan Hendra. Sekarpun menyunggingkan senyum penuh kemenangan di bibirnya.
Hendra menghampiri istrinya yg tengah menangis terseduh2 di kamar, Ia mencoba menjelaskan semua yg terjadi pada Istrinya.
Dewi memang percaya dengan cerita suaminya, tapi Ia tetap kecewa dan belum bisa menerima kenyataan kalau suaminya harus menikah lagi. Ia sedikit menyesali tindakannya dulu mengizinkan Sekar tinggal di rumahnya, namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Hal yg ditakutkan Hendra benar2 terjadi.
Dewi berhambur ke pelukan suaminya dengan masih menyisahkan tangisnya, Hendra memeluk istrinya penuh kasih dengan perasaan bersalah.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
pinnacullata pinna
masa ga bisa diomongin sih
jahat sekar ih
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah
2021-02-14
0
BELVA
mangatzxxz
2021-01-23
0
Fahrizal
msih setia membaca novel author
2021-01-19
0