Saat ini DAIN mencoba menguasai senjata terkutuk dengan cara ia melihat kedalam inti energi sihir yg dimiliki senjata itu.
dengan duduk di dekat pohon tempat dia dan HERMES bermalam.
DAIN : "aku tidak bisa melihat apa-apa disini, terlalu gelap, bahkan energi sihirnya sangat pekat, rasanya aku seperti di keroyok oleh energi sihir."
bagaikan menyelam ke dasar laut yg sangat dalam, DAIN terus mencari inti dari energi sihir itu.
DAIN : "apa masih jauh? jika aku terlalu lama disini, mungkin MANA ku akan terkuras habis, sebaiknya aku cepat."
DAIN terus masuk kedalam ruang gelap yg entah bisa ku sebut itu apa karena luasnya saja aku tidak tau, DAIN tetap memaksa masuk dalam keadaan MANA yg sudah kritis.
dia terpaksa kembali ke kesadarannya semula, ketika dia membuka mata, dia mengalami sesak nafas yg sedikit parah.
DAIN : "sialan! seberapa dalam tempat itu? yg lebih penting nya lagi, bagaimana aku bisa menetralisir MANA yg bertebaran itu, aku sudah seperti sebatang kayu kecil yg digerogoti ribuan rayap saja."
ucapnya sambil terbatuk-batuk.
DAIN : "sebaiknya aku mengembalikan MANA ku seperti semula, jika ingin masuk ke tempat itu lagi."
tak lama kemudian HERMES terbangun.
HERMES : "[menguap], sedang apa kau?"
DAIN : "seperti yg kau lihat."
HERMES : "AKU HANYA MELIHATMU SEDANG DUDUK, DASAR BODOH!"
DAIN : "YA ITULAH YG SEDANG AKU LAKUKAN, SIALAN KAU!"
HERMES : "lagian, apa kau tidak ada kerjaan lain apa?"
DAIN : "yaah, tadi aku mencoba untuk melihat melihat sesuatu yg hebat, tapi ternyata sulit."
HERMES : "melihat apa? jangan bilang kau hanya me-melototi sabit itu selama aku tidur."
DAIN : "TENTU SAJA TIDAK, KEPA**T! aku lebih baik menjahili mu ketika kau tidur, daripada harus me-melototi sabit ini."
HERMES : "jadi apa yg kau coba lihat?"
DAIN : "inti energi sihir senjata ini."
HERMES sedikit kaget dan melihat senjata itu.
HERMES : "hei! apa kau merasa bahwa didalam sabit ini ada seseorang?"
DAIN : "itulah yg ku coba lihat tadi, tapi sayangnya aku tidak bisa karena terlalu dalam, aku putuskan kembali ke-kesadaranku semula karena MANA ku terkuras habis ketika berada didalam."
HERMES : "apa aku boleh mencobanya?"
DAIN : "sebaiknya urungkan niat mu, aku saja tidak bisa, apalagi kau."
HERMES : "yah kau ada benarnya, kapasitas MANA ku saja masih jauh lebih sedikit daripada milikmu."
DAIN : "lain kali aku akan berlatih untuk menambah kapasitas MANA ku."
HERMES : "yah aku rasa aku juga, pedang ini terasa sedikit cukup luar biasa mengerikan ketika aku melihat energi sihirnya."
ucapnya sambil melihat ke arah pedang pemberian DAIN.
DAIN : "daripada berlama-lama disini, ayo kita pergi ke desa mu."
HERMES : "haah? mau apa kau Di desa ku?"
DAIN : "sudah aku bilang kemarin bukan? aku akan mengantarmu pulang, jadi aku bisa sekalian berburu worm, hehehe."
ucapnya sambil tertawa mencurigakan.
HERMES : "oke baiklah, ayo kita pergi."
mereka mengemas barang lalu pergi melanjutkan perjalanan.
DAIN : "oh Iyah, apa kau tau tentang ibu kota CELESTIAL ?"
HERMES : "Iya, kenapa?"
DAIN : "beberapa temanku ada disana, apa kau tau arah/jalan menuju kota itu?"
HERMES : "dulu waktu aku kecil, aku 3 kali kesana bersama kakekku, kalau tidak salah, beberapa kilometer dari desa ku ada jalan utama yg digunakan para pedagang untuk pergi ke kota CELESTIAL."
DAIN : "nice info kawan."
HERMES : "iya-iya."
mereka berjalan dengan santai menuju desa wardora sambil berbincang-bincang.
mereka berdua telah sampai di persimpangan jalan yg HERMES maksud.
DAIN : "apa kau yakin ini jalan menuju kota CELESTIAL?"
HERMES : "untuk apa aku berbohong padamu, lagipula tidak ada yg bisa aku dapatkan jika aku berbohong, bukan?"
DAIN : "hmm, kalau begitu kita berpisah disini, jika ada kesempatan lagi, aku akan berkunjung ke rumahmu."
HERMES : "yah aku menantikannya, tapi jangan terlalu cepat, aku sedikit curiga jika kau berangkat sekarang, besok sudah mampir kerumah."
DAIN : "mustahil bukan? dan juga kau tidak perlu khawatir, aku pasti berjalan dijalan yg benar."
HERMES : "aku sedikit tidak percaya pada kata-kata mu itu."
DAIN : "terserah! kalau begitu aku pergi dulu."
HERMES : "pergi sana dasar bodoh."
ucapnya sambil tersenyum.
DAIN pun pergi kearah selatan mengikuti jalan yg sudah ditunjukkan oleh HERMES.
HERMES : "JANGAB TERSESAT LAGI! JANGAN PINGSAN LAGI ATAU SEMACAMNYA YAH, DASAR PAHLAWAN BODOH!"
ucapnya sambil berteriak ke arah DAIN yg sudah cukup jauh berjalan.
DAIN : "AKU TAU ITU, KAU SIALAN!"
HERMES : "baiklah, aku akan pergi juga, semoga warga desa senang dengan uang yg aku bawa ini, hehe!"
HERMES pun juga pergi ke arah barat untuk pulang ke desa nya.
sementara itu di VALHALA, beberapa Dewa sedang berkumpul disebuah taman di kastil tersebut, untuk menyusun rencana.
KHARMUS : "jadi, bagaimana menurutmu, QWOR?
QWOR : "jika kita langsung pergi untuk menyerang manusia itu, menurutku terlalu beresiko, walaupun kita bisa membunuh manusia itu, dia pasti dengan cepat akan mengambil jasadnya untuk dijadikan wadah tempatnya hidup."
REOTH : "jadi menurutmu, kita masih kurang cepat dari nya?"
KHARMUS : "yah aku sedikit mengerti dengan apa yg dikatakan QWOR."
QWOR : "dan juga, kalian pasti ingat bukan, bahwa dia masih memiliki kutukan itu?"
KHARMUS dan REOTH seketika tersenyum.
QWOR : "kita biarkan saja dia lebih lama lagi bersama manusia itu, semakin dia dekat dengan manusia itu, semakin banyak kesempatan kita untuk memisahkannya."
ucapnya sambil tersenyum seperti seorang mafia.
KHARMUS : "kalau sudah waktunya, beri kabar padaku, aku sedang ada kencan malam ini dan untuk beberapa bulan ini."
REOTH : "seperti biasa, kencanmu dengan perang selalu membuatku ingin ikut bergabung."
KHARMUS : "lakukan itu jika kau ingin anggota tubuh mu terpisah dari badan mu itu."
REOTH : "dimengerti pak."
KHARMUS pergi, QWOR & REOTH melanjutkan pembicaraan.
QWOR : "sepertinya aku akan kembali ke tempatku, tentunya untuk mengawasi nya."
REOTH : "kalau begitu aku juga, jangan lupa untuk memberi kabar."
QWOR : "aku pastikan itu, teman baikku."
sebelum mereka pergi, mereka masih sempat bertatapan.
REOTH : "(ketika sudah waktunya, aku juga akan membunuh mu, matahari kecil.)"
ucap dalam pikirannya.
QWOR : "(aku tau apa yg kau pikirkan, dasar makhluk tamak, setelah membunuh manusia itu, kau lah yg selanjutnya.)"
ucap dalam pikirannya.
QWOR : "kalau begitu, sampai jumpa, teman baikku"
REOTH : "sampai jumpa juga, teman baikku."
mereka masih saling bertatapan sambil tersenyum mengerikan, lalu mereka berdua pun juga pergi.
dari sebuah jendela ruangan yg tidak jauh dari taman tempat mereka berbincang, ada yg sedang mengawasi mereka.
ERIS : "bagaimana menurutmu, kak?"
AQUA : "tidak boleh seperti itu wahai adikku."
ucapnya sambil meminum secangkir teh.
AQUA : "sebagai Dewi cinta, kita tidak boleh membiarkan mereka saling membunuh, KITA LAH YG MEMBUNUH MEREKA, HAHAHAHA."
ERIS : "kau benar sekali kak, hahahaha."
seperti yg kalian lihat, para Dewa dan Dewi tidak pernah saling mempedulikan satu sama lain, bahkan Dewi kakak beradik ini juga saling ingin menjatuhkan, demi menjadi malaikat utama yg menjaga alam semesta tempat DAIN tinggal.
TOO BE CONTINUED.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments