"Aku mau mandi dulu ya." Jo menusap kepala Kania sebelum masuk kamar mandi.
Kania duduk ditepi ranjang berukuran besar.
Kamar berukuran besar dilengkapi dengan private pool didalamnya dengan nuansa temaram menjadi khas kamsr pengantin.
Sepasang handuk berbentuk angsa berada ditengah ranjang diatas tumpukan kelopak bunga mawar merah membentuk Love menjadi pemandangan romantis.
Lilin lilin kecil disudut kamar meberikan cahaya redup layaknya pandangan mata sendu mengharapkan sensasi indah tak terlupakan.
Harus semerbaik mewangi menyelimuti kamar yang kini menjadi saksi bisu Kania dan Jo.
Jo keluar kamar mandi.
Kania menatap Jo dengan tatapan menguliti.
Rambut Jo yang basah meneteskan air pada dads bidang dan perut sixpack milik Jo begitu menggoda.
Jo menangkap mata Kania tak berkedip menatap dirinya.
"Kamu mau mandi Sayang?" Jo membuyarkan imajinasi Kania.
"Ya," Kania terkejut memilih menuruti Jo masuk ke kamar mandi.
Jo dengan pakaian santai berdiri menikmati angin malam dari balkon kamar.
Menikmati segelas minuman, udara malam membelai Jo saat menunggu wanita terkasihnya dengan sejuta rasa dan gejolak yang ia rasakan.
Jangan kini, selama ini pun Jo selalu berusaha menjaga diri dan menahan gejolaknya saat bersama Kania.
Jo pria dewasa dan sejak dulu Jo begitu menyukai Kania.
Sikap cuek Jo dideoan Kania adalah benteng oertahanan dirinya selama ini.
Kini, Jo adalah suami yang SAH dari Kania.
Apapun hal yang mau iya lakukan boleh-boleh saja, bahkan ada haknya didalam sana.
Jo tak seegois itu.
Jo akan tetap sabar menunggu kesiapan Kania.
Jo dengan segala pikirannya ditambah buaian angin malam membuat Jo tak menyadari Kania kini berada dibelakangnya.
"Jo, " Kania dengan suara lembut.
Jo berbalik menghadap Kania yanh berada dibelakangnya.
Mata Jo menyusuri Kania dari atas hingga bawah, tak hanya sekali mata Jo bolak balik menyelusuri pemandangan didepannya tanpa berkedip.
Jo berjalan mendekati Kania.
Menutup pintu balkon seakan Jo tak rela berbagi pada langit dan bintang keindahan dideoan matanya yang telah mampu membangkitkan hasrat kelaki-lakiannya.
"Bagaimana aku mampu menahannya kali ini, jika dihadapanku perempuan yang hanya kuingat namanya saja membuatku bergairah, namun kini bidadariku menjelma menjadi wanita seksi nan menggoda. Aku tak akan mampu Sayang." Jo kini duduk disebelah Kania yang terlebih dahulu berada ditepi ranjang.
"Aku adalah milikmu Jo, Semua yang ada padaku, maka bebas kamu miliki. Aku ikhlas menerimanya." Kania tersenyum pada suaminya.
"Aku tidak akan mampu mengendalikannya saat telah memulai. Apa kamu tidak akan menyesal?" Jo membelai wajah Kania dengan lembut.
"Meski aku bukan wanita yang bersih namun apa yang ada disini, masih utuh dan kini menjadi milikmu." Kania menunjuk mahkota miliknya.
Jo dengan perlahan merebahkan tubuh Kania diranjang empuk dan memberikan setuhan ringan pada Kania membuat rilex dan nyaman.
Jo begitu amat perlahan-lahan. Jauh dari terburu-buru. Jo mau Kania menikmatinya dengan nyaman.
Jo mengecup Kania layaknya air mengalir dari hulu kehilir tak deras namun begitu lancar.
Ciuman Jo membuat Kania terbuai dalam khayalan dan terbang ke awan.
Sentuhan jari jemari Jo menciptakan gelayar pada tubuh Kania.
Kania merasakan lembahnya terasa lembab seiring dengan keterampilan tangan dan bibir Jo berwisata di daerah pegunungan.
Jo begitu pandai mendaki hingga Kania dengan mudah mengikuti Jo sang pendaki ulung.
Jo memperlakukan ciptaan Tuhan dengan penuh rasa sayang, menikmati setiap pemandangan alam dengan penuh suka cita.
Kini Jo menyelesaikan pendakiannya.
Meneruni Gunung yang terjal dan tentunya kini meninggalkan jejak-jejak pasca pendakian.
Jo melewati riang sungai sebelim memasuki lembah penuh pesona dengan sejuta kenikmatan panorama yang tersimpan rapat.
Perlahan Jo menyelusuri ladang yang habis panen hingga ladang itu begitu bersih hingga Jo meyakini ladang miliknya kini siap untuk bercocok tanam.
Jo tentu harus berbasa basi kepada sang pemilik ladang, Jo membersihkan area ladang dengan indera perasanya menyapu bebatuan kecil yang ia lewati berkali kali.
Sang pemilik begitu menyukai kedatangan Jo.
Memberikan isyarat bahwa lahan tersebut lahan yang siap ditanami Sang alam mengeluarkan mata air membuat ladang menjadi lembab dan basah.
Jo tentu senang, kehadirannya diterima baik oleh sang pemilik.
Tentunya sebagai tamu Jo membawa "Sesuatu" yang mengesankan kepada Tuan Rumah.
"Sayang boleh aku melakukannya."
Sebuah negoisasi dilakukan Jo pada Kania.
Kania mengangguk dengan penuh keyakinan.
Kania sang pemilik ladang sudah begitu siap dengan oleh-oleh pemberian Jo.
Walaupun terkejut dengan Kejutan yang dibawa oleh Jo.
Betapa bahagianya Kania, diberi hadiah begitu Besar dan tampak mengesankan.
Tanpa ragu Jo meletakkan Oleh-olehnha dalam ladang milik Kania.
Begitu senang dan terkejut hingga Kania lepas kendali dengan begitu semangat, Teriakan Kania membuat Jo begitu senang.
"Terima kasih Sayang, Duniamu begitu indah. Sangat mempesona Sayang. Bolehkan aku memintanya sekali lagi." Jo dengan kedipan mata pada Kania.
Kania menutup wajahnya malu dengan apa yang dikatakan Jo.
Jo tersenyum melihat wajah malu-malu istrinya.
Setelah bolak balik naik turun gunung dan berkali-kali mengairi sungai, Keduanya kini hanyut dalam mimpi.
Tak terasa pukul 03.00 dini hari, keduanya terlelap dalam mimpi sambil saling berpelukan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments