Bab 5 Hubby dan Honey

Kelopak mata Kania seakan enggan terbuka.

Jo yang bangun lebih awal memandangi wajah Kania dengan tatapan cinta.

Teringat momen semalam bersama Kania.

Tak pernah terpikir bahwa wanita yang kini sedang tertidur pulas sambil memeluk pinggangnya kini telah menjadi istrinya.

Jo merapikan rambut Kania yang menutupi wajah cantik itu.

Belaian lembut tangan Jo perlahan membuat Kania terbangun.

Berat rasanya Kania membuka mata.

Lelah, kata tersebut sepertinya cukup mewakili.

"Sayang, masih ngantuk ya? tidur lagi saja." Jo melihat Kania yang dengan nyawa belum sepenuhnya penuh.

Kania hendak bergerak sekedar menyandarkan punggungnya.

"Aww,,," Kania merasakan perih dan ngilu dibawah sana saat Kania menggerakan pinggulnya.

"Sayang, sakit ya?" Jo merasa bersalah, tentu apa yang dirasakan Kania kini adalah hasil karya Jo semalam tanpa lelah.

Kania mengangguk sedikit meringis.

"Maafin aku ya Sayang, habis aku ga bisa berenti, kamu bikin aku ketagihan." Jo menempelkan dahinya pada dahi Kania.

Kania tertawa tanpa suara namun rona merah tak mampu Kania sembunyikan.

"Jo, aku lapar?" Kania menggelayut dilengan Jo manja.

Tentu saja sikap manja Kania membuatnya begitu senang.

"Sayang bolehkah aku meminta sesuatu?" Jo menatap Kania dengan tatapan mendamba.

"Apa Jo?"Kania senyum-senyum malu-malu.

"Boleh ga kalau kamu panggil aku Hubby?" Jo tersipu malu tapi matanya seakan mengharap Kania menyetujuinya.

Sambil tersenyum simpul Kania menatap mata Jo mengeratkan gandengannya pada Jo.

"Kalo gitu, kamu panggil aku Honey Gimana?" Kania menatap Jo sambil tersenyum menyipitkan matanya.

"I Love You, Honey," Jo memulainya.

"I Love Yiu, Hubby." Kania membalasnya.

Jo mencium Kania sebagai pembuka hari pertama menjadi suami istri.

Ciuman mendalam dan penuh pergerakan terjadi antara kedua indera perasa mereka.

Keduanya baru melepaskan saat nafas terengah-engah sebagai tanda keduanya kekurangan oksigen.

"By, aku lapar? Kania merengek manja.

"Mandi dulu ya, nanti setelah mandi kita ke bawah." Jo mengusap lembut pipi Kania dengan manja.

"Tapi aku lemes By, Kania menggeliatkan tubuhnya membuat Jo kembali On melihat bagian tubuh Kania bagian atas terbuka.

"Kamu membuat dia bangun Hun?" Jo menunjuk adik nya yang kini dalam posisi siaga.

"Ih kamu By, bga capek?" Kania melihat adik Jo yang sudah Siaga 1.

"Mau ya Hun, aku udah ga tahan nih." Jo dengan suara baritonnya.

"Tapi pelan-pelan ya By, masih ngilu nih." Kania meringis.

Tanpa jawaban Jo kembali berzumba bersama Kania.

Keduanya kembali kardio dengan berbagai macam gaya dan posisi.

Kania tidak menyangka Jo yang selama ini memiliki pribadi pendiam, cool dan tanpa ekspresi begiru garang.

Selama ini berarti Jo begitu sekuat tenaga menahannya.

Kini seakan berbuka puasa, Jo tak pernah lagi membiarkan dirinya dahaga.

Selalu dibayar lunas tanpa sisa.

"Honey, kamu luar biasa, Aku selalu ketagihan Sayang!" Jo dengan nada berat sedang berpacu dalam surga Dunia.

Jo dan Kania begitu menikmati sesi pertandingan nya tanpa menghitung berapa kali keduanya mencapai garis finis.

Keduanya bukan orang yang berpengalaman.

Semua diperoleh selayaknya orang lain dengan melihat dan menonton melalui media yang digemari masyarakat plus 62.

Naluri keduanya, perasaan cinta yang tertahan, membuat semuanya menjadi pertama dan begitu spesial bagi keduanya.

Memang tak ada yang lebih nikmat, selain percintaan disaat halal.

Apapun yang dilakukan akan lebih dan lebih lagi.

Kini keduanya sedang menikmati makanan di restoran tempat keduanya menginap.

Pukul 14.00 entah makan apa namanya.

"Pelan-pelan Honey" Jo melihat Kania makan dengan lahap.

"Bersamamu membutuhkan banyak tenaga By." Kania kembali ke mode ceplas ceplosnya.

"Bersamamu aku tak mampu bila tak berkeringat." Jo kini tertular virus Kania yang frontal.

Keduanya makan dengan hati bahagia.

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***