Bab 3 Romansa Depan Pintu

Jo menuntun Kania menuju Kamar Pengantin mereka.

Tepat pukul 21.00 acara resepsi pernikahan keduanya selesai.

Keluarga keduanya pun kembali kekediaman Daddy Satria.

Tinggallah Jo dan Kania yang akan bermalam di Hotel menikmati momen-momen mendebarkan bagi kedua.

"Sayang, jangan malu-maluin Mom ya, Ok!" Mommy berbisik saat memeluk Kania ketika hendak pulang.

Tentu Daddy segera menggiring Mommy melihat ekspresi kikuk Kania dan mengajak Mommy untuk pulang.

Begitupun Bu Lastri yang memberika tips horor pada Jo, membuat Jo terkejut dengan ucapan Ibunya.

"Ojo kesusu ya Jo, Alon-Alon asal kelakon. Awas kalo menantu kesayangan Ibu sampe susah jalan!" Bu Lastri dengan mata melotot kemudian tersenyum menepuk bahi putranya saat pamit pulang.

"Kania, jangan lupa paper bag dari Mbak kamu pakai ya" Keysha semakin hari semakin mirip Mommy tingkat Omesnya plus semakin jahil tertular virus Abimanyu.

"Jo, jangan lupa, pemanasan itu penting. Aku yakin kamu kuat Jo!" Abimanyu dengan frontal kemudian mengajak Keysha pamit pulang.

Kania dan Jo melambaikan tangan kepada semua anggota keluarganya.

Keduanya kini saling menatap dan kembali melihat arah lain teringat perkataan keluarganya yang sangat bar-bar.

Keduanya memasuki Lift menuju kamar pengantin yang spesial disiapkan Mommy, Bu Lastri dan Keysha untuk kedua pengantin baru ini.

Kania sangat grogi, Jo melihat tangan Kania gemetar.

Jo meraih tangan Kania menggenggam tangan yang dingin itu dalam genggamannya.

Kania menatap Jo tampak senyuman manis dan tatapan Jo yang lembut sejenak menciptakan ketenangan.

Kini keduanya sampai di lantai tertinggi dimana Presidential Suite berada.

Jo menuntun langkah Kania keluar lift menuju kamar pengantin keduanya.

Perlahan langkah Kania menjadi terasa berat.

Jo bisa merasakan tangan Kania yang bertambah dingin dalam genggamannya.

Tepat didepan pintu kamar tersebut Jo berhenti.

Jo kini menatap Kania tanoa berbicara sepatah katapun.

Kania bingung, mengapa mereka diam didepan pintu tampa masuk, namun Kania memilih diam dan menunggu

Jo tetap menggenggam tangan Kania namun mereka tetap berada didepan pintu kamar mereka tanpa masuk.

Hampir 30 menit mereka dalam posisi didepan kamar tanpa masuk, tanpa berkata-kata.

"Jo, sampai kapan kita berdiri disini?" Kania yang bingung mengapa mereka masih disini dan hanya berdiam diri.

Jo menatap kedua manik mata Kania.

Dengan senyumannya Jo memulai kata-katanya.

"Sayang, aku tidak akan memaksakan apapun terhadap kamu. Termasuk apa yang dipersiapkan keluarga kita dalam kamar ini. Meski itu adalah hak dan kewajiban kita sebagai suami istri, aku tak akan memaksamu melakukannya hingga kamu siap. Aku mencintaimu dengan tulus Kania." Jo dengan kata-kata lembut membuat hati Kania tersentuh.

"Ayo, kita bisa pulang apartemen, aku tidak mau kamu terbebani dengan masuk kedalam kamar ini." Jo mengambil ancang-ancang membawa Kania kembali.

Kania memang gugup segugupnya. Kania memang tak mampu mengendalikan ketakutannya saat ini.

Kania juga merasa cemas dan panik yang berlebih saat ini.

Namun kata-kata Jo baru saja membuat hati Kania terenyuh.

Kania merasakan ketulusan dan keikhlasan Jo terhadap dirinya.

Kania luluh dengan sikap dan kebijaksanaannya dalam menghadapi dirinya.

Kania menahan tangan Jo.

Jo menatap gerakan tangan Kanja menahannya agar tetap disini.

"Jo, maukah kamu menemaniku ke dalam?" Kania terbius dalam suasana romantis saat ini.

"Jangan terbebani Sayang, lakukan saat kamu siap." Jo mengusap wajah Kania.

"Aku ingin menghabiskan malam bersamamu, berbagi banyak hal dan perasaan padamu suamiku." Kania dengan wajah penuh senyuman.

"Suamiku." batin Jo begitu bahagia mendengar bibir Kania mengucapkannya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!