Tak tahan dengan perkataan dan hinaan yang dilontarkan oleh Amel, tangan Cassandra yang sedari tadi telah mengepal dalam hitungan detik tangan itu pun berhasil membungkam mulut Amel dan membuat bekas luka cakaran pada pipinya akibat cengkeramannya itu.
Tak hanya itu Cassandra juga dengan sengaja menendang kursi yang tadinya tertata rapi dan dalam sekejap kursi itupun menjadi berantakan tak terurai.
Terkejut dengan apa yang barusan dilakukan Cassandra dihadapan banyak orang. Amel yang menahan sakit dengan memegang wajahnya sembari berfikir dan tak percaya dengan siapa ia berhadapan sekarang.
"AW...apa kamu sudah gila? Apa kamu berniat ingin merusak wajahku?"gertak Amel.
"Masih beruntung aku hanya merusak wajahmu. Jika kamu mengijinkan aku bisa melakukan lebih dari itu. Untuk kalian semua aku peringatkan ke kalian, jika aku tahu dan mendengar kalian menghina dan menyebutnya dengan kata hinaan lagi maka jangan salahkan aku kalau aku akan melakukan tindakan yang sama seperti yang dialami olehnya. Apa kalian mengerti!" ucap Cassandra yang tanpa berkata ia langsung membanting sesuatu yang membuat orang-orang yang berada disini menjadi tegang dengan tatapan yang sangat heran.
"Gila. Apa kamu sudah gila? Apa kamu tidak waras dan ingin cari ma*i apa kamu lupa siapa aku. Aku ini penguasa jadi jaga bicara kamu dan sikapmu itu!"
"Penguasa. Memang dulu aku berfikir kamu memang seorang penguasa tapi aku sadar jika seseorang seperti mu sudah tidak pantas lagi untuk menjadi seorang penguasa. Dan ancaman kamu aku sama sekali tidak takut lagi dengan ancaman itu lagi apa kamu paham. Sudah Nina ayo kita pergi tidak ada gunanya kita masih berada disini," ajak Cassandra dengan membawa Nina pergi dari hadapan Amel.
Tidak terima dengan perlakuan dan hinaan yang ditunjukkan Cassandra padanya dihadapan banyak orang. Tangannya yang mulai menggenggam erat dengan raut wajah yang menahan amarah besar. Amel akhirnya pergi dengan raut wajah yang terlihat sangat menakutkan.
"Apa kamu sudah gila kenapa kamu berani sekali mencari masalah dengannya apa kamu tidak takut kalau dia akan berniat jahat padamu?" tanya Nina yang berlalu menghentikan langkah mereka.
"Sudahlah setiap nyawa sudah ada yang mengatur, jika aku akan mati karena ancaman yang selalu ia berikan aku masih punya Tuhan yang akan selalu melindungi dan menjagaku sampai kapan pun. Ya sudah ayo kita pergi sekarang?"ajak Cassandra.
"Baiklah sekali lagi terima kasih, terima kasih karena kamu sudah mau menolongku."
"Iya sama-sama,kita satu kampus jadi itu artinya kamu juga sahabat ku jadi mana mungkin sahabat akan pergi meninggalkan sahabat disaat ia membutuhkan. Ini sudah jadi tanggung jawabku jadi janganlah berkata seperti itu lagi,"ucap Cassandra.
"Baiklah."
DI MARKAS
Sesosok jasad telah dibaringkan, tubuh memar banyak luka berhasil mengepalkan tangan lelaki bernama Erlangga, emosinya memburu tak terima anak buahnya lagi-lagi harus kandas ditangan musuh bebuyutannya.
"Semua sudah siap?"
"Siap Tuan!"
Emosi sama-sama tersulut dari raut wajah semua orang, berjejer rapi, menyiapkan senjata mereka siap memberikan serangan.
Mendatangi salah satu Markas tempat persembunyian musuh, mereka sengaja memarkirkan mobil ditempat cukup jauh, menembakkan beberapa misi pada sang penjaga hingga tumbang, Erlangga dan beberapa anak buah masuk setelah Erlangga sendiri memberikan perintah.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments