Di sepanjang perjalanan baik Roy maupun Dania tidak ada yang bicara. Mereka sama-sama diam dan tak ingin membahas masalah apapun. Walaupun hanya sekedar untuk berbasa-basi.
Setelah beberapa saat, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Roy pun tiba di sebuah rumah besar yang begitu megah dan mewah. Ini pertama kalinya Dania melihat bangunan yang semegah dan semewah itu.
Di halaman depan yang sangat luas itu tampak orang-orang dari Wedding Organizer yang tengah sibuk mendekor dan menghias tempat itu agar terlihat lebih cantik. Entah apa alasannya, Tuan Daniel lebih memilih melaksanakan pernikahan di rumah mewahnya sendiri.
Ketika mobil yang dikemudikan oleh Roy memasuki pintu gerbang, beberapa orang penjaga keamanan yang berjaga di tempat itu, menyambut mereka sambil membungkuk hormat.
Roy menghentikan mobilnya tak jauh dari pintu utama rumah besar tersebut yang kemudian disambut oleh seorang pelayan laki-laki yang bertugas memarkirkan mobil tersebut ke tempat parkir.
"Mari, Nona." Roy mengajak Dania agar mengikutinya memasuki rumah besar dan gadis itu pun mengikutinya dari belakang tanpa protes sedikit pun.
Dania memperhatikan setiap ruangan yang ia lewati dengan penuh takjub. Ia bingung bagaimana cara keluarga besar Dirgantara bisa memperoleh kekayaan sebanyak itu. Karena penasaran yang amat sangat, Dania pun mempertanyakan hal itu kepada Roy yang berjalan tepat di depannya.
"Tuan Roy, bagaimana Tuan Daniel bisa sekaya ini? Ya, aku tahu dia adalah keturunan kaya sejak dulu, tapi aku tidak menyangka bahwa dia sekaya ini. Apa dulunya nenek moyang Tuan Daniel menemukan harta karun yang membuatnya kaya tujuh turunan?" celetuk Dania.
Roy terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Apa yang ada lihat hanya seperdelapan dari kekayaan milik Tuan Daniel, Nona Dania. Jadi, beruntunglah Anda karena menjadi istri sah Tuan Daniel," sahut Roy.
"Seperdelapan?!" pekik Dania sambil membulatkan matanya dengan sempurna. "Wow, kenapa Kak Adelia begitu bodoh, meninggalkan sosok lelaki sekaya ini? Bukankah sejak dari dulu dia ingin menikah dengan lelaki kaya raya. Nah, sekarang kenapa malah memilih kabur," gumam Dania tidak habis pikir.
Kini Roy menghentikan langkahnya. Ia berhenti tepat di depan sebuah pintu ruangan. Entah ruangan apa, Dania pun tidak tahu. Roy mengetuk pintu tersebut sembari berucap.
"Tuan Daniel, ini saya," tutur Roy.
"Masuklah." Terdengar suara berat seorang laki-laki yang sangat Dania kenali. Suara berat laki-laki menakutkan sekaligus menyebalkan yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Perlahan Roy membuka pintu tersebut dan tampaklah seorang laki-laki yang sedang duduk di sebuah kursi kerja empuk dengan tatapan fokus pada layar laptopnya. Roy memberi isyarat kepada Dania agar masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan itu.
Dania menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tiba-tiba keberaniannya sirna dan nyalinya pun ikut menciut. Karena Dania menolak, Roy pun terpaksa masuk terlebih dahulu dan menuntun gadis itu.
"Tuan Daniel, ini Nona Dania," ucap Roy yang kini berdiri tepat di hadapan meja kerja Daniel.
Mendengar ucapan Roy barusan, Daniel pun mengangkat kepalanya. Tatapan dingin lelaki itu langsung tertuju pada sosok Dania yang kini berdiri di belakang Roy sambil tersenyum kecut.
"Kenapa kamu berdiri di sana? Maju sini!" titah Daniel, masih dengan tatapan dinginnya menatap Dania.
"E-ehm, iya, Tuan." Perlahan Dania melangkah maju kemudian berdiri tepat di hadapan Daniel.
Daniel memperhatikan penampilan Dania dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sambil menautkan kedua alisnya. "Kenapa penampilanmu seperti ini? Kamu terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Kenapa kali ini penampilanmu malah terlihat sangat kuno dan begitu kampungan?" ucapnya tanpa peduli bagaimana perasaan Dania saat itu.
Dania sangat kesal. Namun, melawan pun rasanya percuma. Dania sadar bahwa ia tengah berada di kediaman lelaki bermulut pedas itu. Bahkan mulai dari sekarang hingga seterusnya, hidup Dania bergantung pada belas kasihan dari lelaki tampan tersebut.
"Inilah saya yang sebenarnya, Tuan. Saya memang sangat kuno dan juga kampungan. Berbanding terbalik dari Kak Adelia yang selalu tampil cantik dan seksi," jawab Dania dengan tegas.
Ekspresi wajah Daniel seketika berubah ketika mendengar Dania menyebutkan nama Adelia. Wajah lelaki itu terlihat kesal dan memerah. Namun, lelaki itu tidak mengeluarkan sepatah katapun. Bibirnya tertutup rapat dengan tatapan masih tertuju pada Dania.
Daniel memberi isyarat kepada Roy agar membawa Dania ke kamar. Kamar yang sudah Daniel sediakan untuk gadis itu sebelum mereka resmi menjadi suami istri.
Roy menganggukkan kepalanya kemudian mengajak Dania untuk mengikutinya kembali. Dengan senang hati, Dania pun mengikuti langkah Roy yang menuntunnya keluar dari ruangan itu.
"Huft!" Dania menghela napas lega karena akhirnya ia berhasil keluar dari ruangan itu. Entah kenapa, berada dalam satu ruangan bersama lelaki itu, membuat Dania susah berpikir dan juga bernapas.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Yuyun Kurniasih
lanjutt,,makin seruu thor
2023-11-28
0
Agustina Agustina
wah seruh nih
2023-07-10
1
Murni Syahfutri
😂Sabar dania, serba salah memang pakek baju seksi salah pake baju biasa dibilang kampungan, laki laki gilak😂😂
2023-04-20
0