Membuang Waktu

Isaac Group

Ana sudah berada di kantor Rani siap untuk interview, tapi ada sedikit masalah karena perusahaan itu tidak sedang lagi mencari karyawan baru jadi Rani harus membujuk atasannya untuk menerima Ana di team mereka

Sudah satu jam lamanya Ana menunggu sampai sampai ia mengantuk dan hampir ketiduran di meja kerja Rani

Sebagai informasi saja, Rani bekerja sebagai Deal maker, yaitu sebuah bagian paling penting di perusahan, tugas Deal Maker adalah menjalin relasi antara klien, mitra, vendor, perusahan lain atau institusi pemerintah. Jadi peran Deal maker sangatlah di butuhkan untuk kamajuan dan perkembangan sebuah perusahaan

“Ana..Ana..”panggil Rani membangunkan Ana

“Ehm.., kau sudah di sini? bagiamana?” tanya Ana dengan suara khas bangun tidurnya

“Eee..Maaf Ana, perusahaan kami tidak sedang membutuhkan karyawan” Rani berbicara pelan sambil menundukkan kepalanya merasa bersalah

“terus kau menyuruh ku pulang tanpa melakukan interview atau hal semacamanya? Jadi aku sia-sia mengguu selama satu jam ini?”

“Aku sungguh menyesal Ana, maafkan aku” Rani menyatukan kedua telapak tanganya kedepan memohon pengaunan dari Ana

“Kau jangan bercana Ran! Kau sudah membuang-buang waktu ku! ”

“Em..begini saja kau coba membuat surat permohoanan kontak dengan investor nanti aku akan berikan suratmu itu kepada atasanku dan biarkan beliau yang menilai kau di terima atau tidak” Rani juga tidak enak hati jika harus mengusir Ana begitu saja tanpa melakukan apa pun, jadi ia menyuruh Ana untuk membuat surat sebagai pondasi awal dari Deal Maker

Rani menyuruh Ana membuat sebuah surat kontrak hanya sebagai formalitas saja dan agar Rani bisa menolak Ana secara halus

Rani bisa beralasan jika Ana tidak memiliki kemampuan yang di perlukan sebagai Deal Maker

Lima belas menit kemudian Ana sudah berhasil membuat beberapa suarat, keterampilan dalam menulis sudah tidak di ragukan lagi. setelah selesai menulis Ana memberikanya kepada Rani tetapi karena Rani saat itu sedang sibuk ia menerima saja surat Ana dan menyuruh Ana untuk pulang terlebih dahulu dan akan mengabari hasilnya nanti

Rani sedang sibuk mempersiapkan bahan untuk rapat dengan CEO. Kemarin teamnya sudah terkena marah besar jadi hari ini Rani dan team tidak ingin melakukan kesalahan lagi.

Rani terburu-buru menyiapkan berkasnya dan tanpa sengaja surat yang tadi ditulis oleh Ana ikut terbawa saat rapat

di Ruang Rapat

CEO itu sudah menyobek hampir seluruh surat yang di tulis oleh team Rani, membuat mereka sudah keringat dingin dan siap-siap menerima amarah CEO muda itu. Rasa khawatir mereka sedikit hilang saat CEO itu tesenyum tipis membaca surat yang terakhir

“Bagus...” ucap CEO itu memuji surat Ana “kalian tinggal refisi sedit saja dibagian diskirpsi perusahanya, kalian selesaikan surat ini dan bawa lagi keruanganku" ucap CEO itu puas

"Rapat hari ini kita sudahi kalian bisa kembali keruanga kalian” perintah CEO itu menyudahi rapat

Rani dan team bisa bernafas lega karena dari puluhan surat akhirnya ada satu surat diterima oleh CEO, tapi mereka tidak mengetahui siapa yang menulis surat itu. Mereka sempat berdebat karena isi surat itu sangat berbeda dengan surat-surat yang biasanya mereka tulis. Karena hal itu mereka pun tidak bisa memperbaiki surat itu seperti yang di minta sang CEO

“Sebenarnya siapa yang menuis surat itu?” tanya pak Indra ketua team Deal Maker “kita harus memberikan hasilnya secepatnya kepada CEO”

“Eee..sepertinya teman saya pak yang menulisnya” ucpa Rani

“teman mu? Yang tadi pagi datang untuk wawancara?”

“i-iya pak”

“Panggil teman mu kesini dan suruh dia menyempurnakan suratnya”

“Ti-tidak bisa pak”

“Kenapa tidak bisa?”

“dia bukan karyawan disini, jadi bapak tidak bisa menyuruh-nyuruhnya seperti itu” Sekak Mat! Tadi Pak Indra menolak Ana mentah-mentah sampai Rani memohon mati-matian, sekarang hanya karena sebuah suratnya diterima CEO, Pak Indra dengan mudahnya menyurh Ana untuk memperbaiki suratnya, tidak semudah itu ferguso!

“Sial” umpat Pak Indra “beritahu dia, dia diterima bekerja disini sebagai karyawan magang dan cepat suruh dia memperbaiki suratnya”

“maaf pak, tapi dia sudah pulang”

“APA?”

“setelah menlis surat itu, aku menyuruhnya pulang"

“cepat hubungi dia, aku tidak ingin dia diterima di perusahan seberang”

“Ba-baik Pak”

*

*

Ke esokan paginya Ana sudah berada di ruangan kecil bersama dengan team Rani, sebenarnya Ana engan menerima pekerjaan tersebut selain kemarin dirinya diperlakukan kurang baik, gajinya yang ditawarkan sangat kecil, dia juga di terima sebagai karyawan magang yang bisa di pecat kapan pun saat atasannya sudah tidak membutuhkanya lagi.

Aneh kan? Ana di diterima menjadi anak mangang di usianya yang ke tiga puluh tahun, Tetapi apa daya, Ana tidak memiliki pilihan lainya, dirinya tidak ingin setiap hari mendengar ocehan Mama Iren yang menyuruhnya mencari pendamping hidup

Ana ditugaskan untuk memperbaiki suratnya. Dengan bakat menulisnya bertahun-tahun, Ana membuat surat dengan mudahnya dan membuat para investor menandantangani kontrak langsung, hanya dengan membaca surat dari Ana saja

jika Deal maker yang lain harus datang ke perusahan lain menjelaskan ini dan itu berbeda dengan Ana yang hanya menuliskan surat, entah kemampuan menulis Ana yang luar biasa atau memang penjelasan surat itu yang sangat terprerinci, para investor mau langusng tanda tangan kontrak tanpa harus Ana menjelaskan lagi

Baru juga Ana bekerja di sana satu bulan Ana sudah bisa membuat tiga tanda tangan kontrak dengan perusahaan sahabat yang hanya bermodal surat saja

Pencampain yang luar biasa itu membuat saham perusahan naik menjadi sepuluh persen. Kenaikan yang fantastis sehingga sang CEO membuat party kecil-kecilan untuk merayakannya di sebuah kedai kecil.

Mereka di persilahka makan dan minum sepuasnya karena biayanya akan di tanggung oleh perusahaan

“Cheers” terik Pak Indra memberikan aba-aba untuk bersulang “silahkaan kalian makan sepuasnya karena hari ini CEO kita yang mentraktir kita”

Terdengar sorak soraya kegembiraan, Ana yang baru saja bekerja satu bulan di sana langsung menjadi anak emas

“kenapa CEO tidak ikut dengan kita, merasaka keberhasilan ini?” tanya Rani

“Sebenarnya beliau juga ingin ikut makan malam bersama kita, tapi mendadak beliau ada urusan penting” jawab Pak Indra “Sudah jangan bahas pria itu, lebih baik kita menghabiskan uangnya saja”

“benar, bagaimana jika habis ini kita pergi ke karoke?” sahut yang lain

“Ide bagus”

"setuju..setuju.. "

“Ayo kita bersulang”

Mereka benar-benar memanfaatkan momen langka ini dengan suka cita, jarang-jarang CEO mentraktir anak buahnya sepuasnya seperti ini

tiba-tiba Ana merasa ingin buang air kecil, namun toilet disana penuh, Terpaksa Ana menggunakan kamar mandi di restoran yang berada di seberang jalan.

Terpopuler

Comments

Muhammad Dimas Prasetyo

Muhammad Dimas Prasetyo

lanjut Thor. .

2022-04-17

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 95 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!