“aku tadi pergi ke kamar kakak untuk mengambil alat make up ku dan aku melihat banyak barang barang brandit keluaran terbaru yang belum sempat aku beli karena harganya mahal. kalaupun semalam mengantarkan kakak adalah bentuk kesopan tetapi membelikan kakak barang-barang malah bukan bentuk kesopanan kan? Pasti pria itu tertarik dengan kakak, kenapa kakak menolaknya? apa dia sudah terlalu tua? " Lyla mengutarakan semua persepsi yang ada di otaknya
“Bukan speriti...”
“dasar waniita bodoh, kenapa kau menolaknya? Kau seharusnya menerima saja berhubungan dengannya, diusia mu yang sudah hampir kepala tiga tidak masalah menikah dengan pria tua atau muda, yang terpenting kau memiliki suami” omel mama Iren terpengarus hasutan pemikikran Lyla
“buka seperti itu ma, barang barang itu hadiah perpisahan karena dia telah menolak ku”
“Hadih?” pekik Mama Iren dan Lyla bersama
“mana mungkin baru pertama kali bertemu lagusng memberi hadiah, baran-barang mahal pula” cela Lyla
“aku tidak berbohong, semalam aku sudah menolaknya tapi mereka memaksa”
“mereka?” pekik Mama Iren dan Lyla bersama kebingungan
“Iya, pria itu dan ibunya. Ibunya semalam mengikuti kami kerena tidak percaya kepada anaknya yang selalu menolak semua wanita kencan buta yang di pilihnya, dan kebetulan aku adalah wanita ke dua puluh yang ia tolak. Ibunya merasa tidak enak hati makanya dia membelikan semua barang-barang itu padahal aku sudah menolaknya” jelas Ana panjang lebar
“Hoam... aku mengantuk mendengarkan cerita karangan kakak, lebih baik aku berangkat bekerja saja sebelum aku terlambat” ejek Lyla, pergi meningalkan ruang makan
“Hei! Aku sedang tidak mengarang! Itu cerita sebenarnya!” teriak Ana kepada Lyla yang berjalan keluar rumah “Ma, itu cerita yang sebenarnya. Bukan aku yang menolaknya tapi aku yang ditolak” Ana memberikan penjelasan kepada Mama Iren saat melihat mata mamanya yang tajam menatapnya seperti mata elang
“sudah, mama tidak ingin mendengar lagi cerita mu! Kalau kau tidak ingin dijodohkan, cobalah carilah pekerjaan, paling tidak kau berinteraksi dengan orang lain dari pada setiap hari berada di dalam kamar membuat novel yang tidak jelas! jika kau bekerja mungkin saja kau bisa mendapatkan pria. Gunakan leptopmu untuk mencari pekerjaan kalau tidak leptop mu akan mama sita!” ancaam mama Iren, lalu meninggalkan Ana disana sendrian di meja makan
“Ma... Ma... Aaagghh!!” teriak Ana frustasi. Tidak ada seorang pun yang mempercayai cerintanya, seandainya saja Papa Ana ada di rumah pasti, Papa akan membela Ana karena baik benar atau salah Papanya itu selalu membela dan mendukung Ana
sayangnya sudah hampir dua tahun Ana tidak bisa melihat Papanya, karena urusan pekerjaan jadi Papa nya itu harus dinas dan tinggal di Amerika
Drt
Drt
Disaat kefrustasian Ana terdengar suara ponselnya yang berbunyi, menampilkan nama yang sudah beberapa tahun terakhir ini meminta bantuanya untuk mencurahkan semua keluh kesah beban hidupnya kepada Ana
“Hallo... ada apa?” tanya Ana tidak semangat
“Hallo temen, tolong aku. Akira terlibat masalah di sekolahan, bisa kah kau datang kesekolahan mengantikan aku?” ucap Rani sahabat baik Ana sejak Sekolah Dasar
“ada masalah apa lagi, anak itu?”
“dia betengkar dengan anak laki-laki di sekolahannya”
“APA?!”
“maka dari itu, tolong kau gantikan aku datang ke sekolahannya. Aku tidak bisa datang, ada rapat dengan ketua direksi hari ini”
“Ehm...baiklah”
Onni House Cafe
Setelah dari sekolahan Akira, Ana janjian dengan Rani mengantarkan Akira di Onni House Cafe yang kebetulan terletak tepat berada di depan kantor Rani
“Maaf..Maaf aku terlambat” ucap Rani datang tergesa-gesa menghampiri meja Ana dan Akira
“perusahaan macam apa yang membuat istirahat karyawanya terlambat lima belas menit?” Ana melihat jam yang melinggkar dipergelangan tanganya
“Hufftt...kacau! semenjak perusahan itu di pegang oleh anaknya semua orang menjadi gila. Memang CEO itu orang gila, dia marah-marah hanya karena kalah saing dengan investor lian”
“tentu saja dia marah! Bos mana yang tidak marah kalau kalah tender? jika aku mejadi dia pati aku akan membunuh kalian semua”
“Ck, kau itu! Tidak membela teman sendiri malah membela CEO gila itu”
“Sudah lah, cepat pesan makanan mu sepertinya Akira sudah mengantuk” Ana meihat Akira yang menguap setelah menghabisakan makan saingnya
“Astaga...karena kesal dengan atasan ku aku meluakan anak semata wayang ku” Rani membaringkan Akira di kursi panjang di sana agar ia bisa tidur dengan nyaman
Rani adalah Bestie SD sampai SMA nya Ana, dia sudah menikah dan memiliki seoran anak perempuan berusia lima tahun yaitu Akira tapi pernikahan Rani harus kandas tiga tahun lalu karena suaminya yang berkhianat, berselingkuh di belakang Rani
Menjadi Singel parent memanglah tidak mudah, Rani harus bekerja serta mengawaasi anaknya. Tidak heran jika Akira selalu dijemput Ana atau Mama Iren saat pulang sekolah, bahkan Akira sudah dianggap cucu oleh Mama Iren yang memang mendambakan kehadiran seorang cucu
“terimaka kasih Ana, kau sudah mengantikanku tadi”
“tapi kali ini aku membantu tidak gratis”
“Iya..iya hari ini aku yang mentraktir makan siang ini”
“bukan itu,"
“Lalu?”
“carikan aku pekerjaan”
“What? Apa aku tidak salah dengar? Kau ingin bekerja? Bukankah kau tidak ingin bekerja dan ingin menjadi seorang penulis?”
“Iya, tapi mama memaksa ku untuk bekerja, kalau tidak leptop kesayanganku akan disita. please carika pekerjaan untuk ku di kantor mu...aku mohon” rengek Ana
“tapi kau tidak mememiliki pengalaman kerja ditambah dengan usia mu saat ini yang menginjak tiga puluh tahun akan sulit rasanya diterima kerja di peruahaanku”
“Ck, kalau kau tidak ingin membantu tidak apa-apa. Tapi jangan mengejek ku” sebal Ana
“Aku tidak mengejek, itu faktanya” Rani berkata jujur
“Aku memang tidak memiliki pengalaman kerja tapi ingat aku lulus kuliah dengan Cumlaude jurusan akutansi Eee..sepertinya aku masih ingat ilmu itu hehehe” Ana hanya tersenyum cangung karena ia tidak begitu yakin dengan kemampuannya karena ia sudah lama tidak mengaplikasikan ilmu akutansinya, selain menulis Ana tidak memiliki keahlian khusus lainnya
“lagi pula kenapa kau tiba-tiba ingin bekerja? Bukan kah kau sudah bahagia dengan dunia khayalmu itu? (menulis Novel)”
“aku gagal kencan buta yang ke sebelas kalinya, jadi Mama memintaku untuk bekerja berharap ada teman kerja ku yang tertarik dengannya”
“apa? Sebelas kali? Wkwkwk” Rani tertawa lepas di atas penderitan Ana
“Brengsek! malah tertawa”
“Maaf..Maaf bukan maksudku menertawakanmu”
“apa sebelas kali? Seharusnya kua pantas menyandng gelar perawan tua” sahut Dara musuh bebuyutan Ana dan Rani semenjak SMA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments