03. Sisi lain Nadira

Mobil ferrari 488 spider berwarna biru berhenti di depan sebuah resto. Bukan restoran bintang lima, tapi makanan disana enak dan si pemilik mobil menyukai makanan di restoran tersebut.

"Aku kira kita mau makan di cafe kakak." Juan melepas sabuknya sambil mengamati sekitar.

"Aku bosen sama makanan di cafe, biasanya aku ke cafe cuma buat minum kopi." curhat Nadira. "Kamu mau makan di cafe aku aja?"

Juan menggeleng. "Makan dimana aja gak masalah kok. Aku gak rewel soal makanan."

"Tadi siapa yang gak biasa pesen makanan online?" yang disindir hanya menyengir kuda.

"Ih, aku beneran gak rewel kok. Tapi mamah emang ngelarang aku beli makanan online."

"Iya deh, anak mamah." Nadira mengacak rambut Juan sebelum keluar dari mobilnya.

"Ish, aku bukan anak mamah ya!" protes Juan ikut keluar dari mobil Nadira. "Jangan ketawa!"

"Ayo, bukannya kamu lapar?" Nadira menarik tangan Juan memasuki restoran sederhana, namun memiliki menu yang enak luar biasa.

"Aku bukan anak mamah!" tegas Juan. Tapi malah memberi kesan lucu dimata Nadira.

"Terus anak siapa kalo bukan anak mamah?"

"Ya ... pokoknya aku bukan anak mamah!"

Nadira terkekeh dan menghentikan langkahnya menghadap Juan. Terlihat rambut Juan sedikit berantakan karena diacak - acak olehnya tadi.

"Sini rapihin dulu rambutnya." Nadira menarik Juan supaya sedikit menunduk dan dirinya bisa lebih mudah merapihkan rambut Juan.

"Makanya tinggi, biar gak perlu narik - narik aku." Juan mentertawakan kelakuan Nadira.

Alhasil, Nadira kesal dan mendorong Juan.

"Rese!" Nadira lebih dulu masuk ke restoran, meninggalkan Juan yang masih saja tertawa.

"Kak, tunggu!" Juan mengejar Nadira ke dalam restoran. "tega banget sih ninggalin aku diluar."

"Lebay! aku tinggalin juga gak bakal ada yang nyulik." Nadira berbicara tanpa menatap Juan.

"Gimana kalo aku digodain sama tante-tante?"

"Godain balik, gitu aja pusing." ketus Nadira.

"Lebih baik digodain kakak, daripada sama tante-tante." astaga! bisa-bisanya bocah ini.

"Juan, lo disini juga?" Juan dan Nadira melihat ke sumber suara, dimana ada teman kampus Juan disana. "siapa? jangan bilang cewek lo!"

"Eung-"

"Juan, ada meja kosong disana. Ayo." Nadira menarik tangan Juan tanpa permisi. Karena merasa tidak nyaman dengan tatapan teman Juan yang terlihat meremehkan. "Ayo, juan!"

"Iya." Juan mengikuti Nadira karena tangannya ditarik. Lagipula, Juan juga tidak akrab dengan teman kampus itu. "Astaga, kak. Pelan - pelan."

Juan tidak tahu apa yang terjadi pada Nadira, tiba-tiba Nadira berubah menjadi pendiam dan hanya bicara saat menyebutkan pesanannya.

Nadira bukan orang yang banyak bicara, tapi Juan merasa ada sesuatu yang membuat Nadira menjadi pendiam seperti sekarang.

"Kak Dira..." Juan memanggil dengan hati-hati.

Nadira menatap mata Juan, dan Juan merasa tatapan wanita itu berbeda dari sebelumnya.

"Kenapa? mau nambah pesanannya?" bahkan, nada bicara Nadira juga berubah. Nadira yang berada di hadapan Juan saat ini seperti orang yang berbeda dari yang Juan temui di cafe.

Juan menggeleng. "Kakak baik-baik aja kan?"

Ingin sekali Juan memukul mulutnya sendiri yang sudah menanyakan itu pada Nadira. Karena setelahnya tatapan Nadira berubah datar. Dan jujur Juan tidak tenang sekarang.

Tapi itu tidak lama, Nadira tiba - tiba tertawa melihat wajah Juan yang mendadak tegang.

"Kenapa sih?" tanya Nadira disela tawanya.

"Maaf kalo perkataan aku nyinggung kakak."

Nadira berhenti tertawa. Juan tidak bisa diajak bercanda sekarang. "Jangan dipikirin, aku juga sadar kalo aku kurang tinggi. Kurang kalsium."

"Maaf ..."

"Aku gak kesinggung kok, kamu tenang aja."

"Tapi kakak tadi-"

"Mood swing aku udah parah kayaknya ya?"

"Huh?" Juan menatap Nadira tepat dimatanya.

Tidak lama pesanan mereka datang, baik Juan maupun Nadira mulai menikmati makanannya. Dan memutuskan untuk membahasnya nanti.

"Boleh gabung?" tiba-tiba seseorang duduk di meja mereka, lebih tepatnya disamping Juan.

Juan bisa melihat Nadira tidak menyukai kehadiran orang lain di meja mereka. Tapi, Juan juga tidak berani mengusir orang itu.

"Sombong banget sih mentang-mentang lagi ngedate sama cewek." Juan berdehem pelan.

Juan menatap Nadira, memastikan wanita itu tidak merasa terganggu oleh kehadiran teman kuliahnya yang duduk diantara mereka saat ini.

"Cantik juga cewek lo." Celetuk teman Juan.

"Dia bukan cewek gue." ucap Juan tidak ingin melibatkan Nadira dalam urusannya dengan teman kuliahnya yang sering mengganggu itu.

"Oh ya? bagus dong!" Cakra -teman kuliah Juan mengamati Nadira dengan pandangan menilai. "sayang kalo cewek cantik pacaran sama anak mamah, mending sama gue kan?"

Juan hanya menunduk dan tersenyum kecut.

"Sayangnya saya tidak suka cowok berandal."

Suara tawa terdengar menggelegar. "manis juga mulut lo, jadi pengen nyobain semanis apa bibir lo kalau gue cium." ucap Cakra menjilat bibirnya dan menatap bibir Nadira.

Terpopuler

Comments

sofi_mama_azka_dito

sofi_mama_azka_dito

semangat kakak, sy pembaca setia novel mu, ini yg ke tiga 😁😁 maaf baru mampir

2022-11-28

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!