02. Perbedaan usia

"Serius kita beda lima tahun?!" sebenarnya perbedaan usia bukanlah hal mengejutkan.

Tapi, saat orang yang dikira junior ternyata jauh lebih tua. Siapa yang tidak terkejut?

"Apa? jangan body shaming ya!" Nadira cukup mengerti arti tatapan pemuda bernama Juan.

Ngomong-ngomong, Nadira menampung Juan yang katanya tidak memiliki tempat tinggal. Atau lebih tepatnya diusir oleh orang tuanya.

Sebenarnya, Nadira bisa saja mencari tempat kost atau membelikan rumah untuk pemuda itu. Tapi Juan pasti tidak bisa hidup sendiri.

Nadira dan Juan baru selesai melakukan sesi perkenalan. Juan terkejut mengetahui Nadira lebih tua lima tahun darinya. Karena ... ekhem, Nadira lebih pendek dari gadis angkatannya.

"Jangan suuzan. Aku gak body shaming kok."

Nadira mendecih. Jelas-jelas Juan memberi tatapan seolah Nadira berbohong dengan mengatakan dirinya lebih tua lima tahun.

Juan terlihat tidak mempercayai usia Nadira, dan itu sedikit mengganggu. Ditambah lagi tatapan Juan pada Nadira. Ah, menyebalkan.

"Tapi kamu keliatan masih muda loh, Dira."

"Heh!" Nadira melotot. Merasa tidak terima Juan memanggil namanya tanpa embel-embel kakak. "yang sopan! aku lebih tua dari kamu."

"Apa tadi? aku keliatan masih muda? kamu pikir aku setua itu? kita berdua hanya beda lima tahun ya. Dasar bocah." sungut Nadira.

Ingin dihargai sebagai yang lebih tua, tapi tidak terima dianggap tua. Begitu kira-kira.

Tapi Nadira memang belum tua, dia baru akan berusia dua puluh lima tahun oktober nanti.

Teman-teman seangkatan Nadira banyak yang sudah menikah, tapi bukan berarti Nadira tua.

"Iya, maaf. Gak usah marah-marah dong, kak."

"Hm." Nadira malas berdebat, dan memilih menyibukkan dirinya dengan ponsel. Sudah lama juga Nadira tidak membuka sosmed.

Bryan adalah nama yang pertama Nadira cari saat membuka akun sosial medianya. Nadira ingin melihat postingan idola asal Busan itu.

Nadira jarang sekali membuka sosial media, karena sebenarnya Bryan sedang menjalani wajib militer dan percuma membuka sosial media. Tapi Nadira tiba-tiba saja merindukan Bryan dan ingin melihat postingan lamanya.

"Kakak suka sama Bryan?" pertanyaan Juan membuat Nadira menatap pada pemuda itu.

"Kamu kenal Bryan heh?" Nadira membalikkan pertanyaan. Menatap Juan yang saat ini duduk disampingnya dengan jarak yang cukup dekat.

Juan menarik sedikit tangan Nadira, menunjuk username yang ada di layar ponsel wanita itu. Ternyata Juan hanya melihat username Bryan.

Nadira kecewa, dia pikir Juan sama sepertinya yang mengidolakan idola kelahiran Busan itu.

"Kenapa sih suka sama kpop-kpop gitu, kak?"

"Suara Bryan bagus." jawab Nadira seadanya, tanpa harus berlama-lama untuk berpikir.

Suara Bryan bagus sekaligus menenangkan, kesan pertama Nadira saat mengenal Bryan.

"Karena ganteng juga kan?" goda Juan. Demi tuhan, kalau mereka bukan Nadira dan Juan, mungkin salah satunya atau keduanya sudah salah tingkah. Melihat dekatnya wajah mereka.

"Iya, Bryan ganteng." Jawab Nadira seadanya. "dan dia laki-laki yang sempurna menurut aku."

Juan mengerjapkan mata. Tidak mengerti apa yang sedang Nadira bicarakan saat ini. Juan hanya melihat Nadira sangat menyukai Bryan.

Juan belum pernah menyukai siapapun. Juan anak bungsu di keluarganya, karena itu Juan menjadi anak kesayangan orang tuanya. Juan bahkan tidak boleh dekat dengan perempuan.

Juan diusir juga sebenarnya dengan harapan si bungsu itu akan menyadari kesalahannya dan minta maaf karena sudah berani balapan.

Tadinya Juan hanya mengikuti tantangan dari temannya, tapi siapa sangka Juan diusir oleh orang tuanya dan berakhir seperti sekarang.

Juan tidak sepenuhnya menyesal, karena Juan bisa bertemu dan mengenal Nadira gara-gara diusir. Anggap saja Juan ingin hidup mandiri.

"Aku lapar." Keluhan Juan membuat Nadira tertawa, entah apa yang lucu menurutnya.

Nadira hanya merasa Juan menggemaskan saat bicara. Ayolah, Nadira lemah melihatnya.

Nadira menampung Juan di rumahnya juga karena Juan menggemaskan. Apalagi saat Juan merengek dan meminta tolong padanya.

"Pesen makanan online aja gimana? aku males masak." Nadira mencari aplikasi di ponsel untuk memesan makanan mereka.

Sebenarnya bukan malas masak, Nadira hanya tidak ingin Juan keracunan oleh masakannya.

Nadira biasa masak untuk dirinya sendiri, tapi kurang percaya diri memasak untuk orang lain. Karena mungkin saja selera mereka berbeda.

"Mau makan apa?" Juan nampak berpikir.

"Mending makan diluar aja gak sih, kak?"

"Aku gak biasa makan makanan online." Juan menjelaskan saat mendapat tatapan bertanya dari wanita baik hati yang baru dikenalnya itu.

"Sebentar aku ambil kunci mobilnya dulu di kamar." Nadira menyimpan ponsel diatas meja bergegas pergi ke kamar mengambil kunci.

Juan menatap Nadira yang semakin menjauh dari pandangannya. Juan tidak percaya ada orang sebaik Nadira, padahal mereka baru bertemu. Bahkan Nadira keterlaluan baiknya.

Sebenarnya, sebelum Juan diijinkan tinggal di rumah Nadira. Mereka sempat berdebat kecil, tapi pada akhirnya Nadira tetap berbaik hati.

"Maaf, mah. Tapi kayaknya aku betah disini."

Terpopuler

Comments

Hasna

Hasna

betah lah ya sama nuna cantik

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!