Pagi harinya, Moa terbangun dari tidurnya. Di rasakan pegal pegal di seluruh tubuhnya. Karena semalam ia harus menahan dingin sehingga ia tidur dengan meringkuk. Selimut satu satunya terpaksa ia berikan begitu saja pada Zoe, dari pada harus mendengar lagi kata kata yang lebih menyakitkan dari mulut Zoe.
Moa mulai merentangkan tangan nya lebar lebar dan menguap yang menimbulkan suara.
" Bukan kah aku sudah menyuruhmu untuk mengemasi barang barang. Tapi kenapa sekarang kamu malah masih duduk bersantai begitu. Lagi pula sebagai wanita kamu itu harus membiasakan bangun lebih awal dari seorang suami. " kata Zoe yang sudah sibuk dengan laptop di pahanya dan bahkan ia sudah terlihat rapi terlihat jika dia sudah mandi.
Moa yang seketika terkejut dengan suara barinton Zoe, segera terbangun dan beranjak membersihkan diri.
" Kamu punya waktu lima belas menit untuk merapikan barang barang mu !! " kata Zoe yang pandangan nya masih ke laptop, tapi ia bisa tahu jika Moa sudah keluar dari kamar mandinya.
" Lima belas menit. Memang aku hanya berkemas untuk pergi sehari dua hari apa. " gumam Moa sambil komat kamit.
Dan ternyata masih bisa di dengar oleh Zoe.
" Sepuluh menit dari sekarang. " kata Zoe yang tidak suka di bantah justru mempersingkat waktu lagi.
Terlihat Moa mulai membereskan barangnya namun masih saja komat kamit apa yang di gumamkan nya.
" Lima menit !! Jika lebih dari lima menit, kamu bisa menyusulku dengan taxi. " ujar Zoe lagi.
Akhirnya terpaksa Moa memasukan barang barang nya sembarangan ke dalam koper milik nya. Terlihat raut jengkel di wajah Moa, karena jika ada karet mulutnya sudah bisa di kuncir.
Benar tepat lima menit Zoe beranjak merapikan laptop nya dan mulai bangun dari sisi ranjang tempatnya duduk.
" Tunggu sebentar !!! Sebentar lagi aku selesai. " kata Moa menahan Zoe agar tidak meninggalkan dia, dan membiarkan dirinya naik taxi sendiri.
" Pertama.... panggil Aku Tuan, Kedua... Siapa dirimu yang harus di tunggu !! " kata Zoe dengan intonasi merendahkan
Dia keluar dari kamar begitu saja, meninggalkan Moa yang belum selesai membereskan barang barangnya.
Moa berjalan kesulitan membawa koper untuk menuruni tangga. Tak ada satu pun dari keluarga Moa yang berniat untuk membantu. Bahkan ibu tiri nya tak ada sama sekali niat membantu, karena biasanya ia paling pandai memperlihatkan drama sandiwara.
Ansel yang baru saja melihat Moa di tangga kesulitan membawa koper, berjalan menghampiri. Semua sudah terlihat selesai sarapan. Entah apa yang di beritahukan Zoe, sampai semua keluarganya meninggalkan sarapan pagi tanpa dirinya.
Ansel meraih koper yang di pegang Moa, lalu membantu membawakan ke depan, karena Zoe sudah di jemput oleh Asisten pribadi nya.
" Jaga dirimu baik baik !!! Jika terjadi sesuatu, ingatlah meminta bantuan ku. " kata Ansel
Hanya dia satu satunya keluarga yang mengucapkan perpisahan dengan tulus. Ansel pun memeluk Moa untuk pertama kalinya setelah dewasa.
Moa terseyum pada Ansel, karena mau menawarkan bantuan jika terjadi sesuatu.
Semua keluarga Moa mengucapkan selamat tinggal sebagai basa basi saja menurut Moa. Karena Ayahnya sendiri saja tidak mengucapkan sesuatu apa pun. Hanya pelukan hangat yang di berikan Branden pada Moa
Moa berhenti di sebuah bangunan tinggi menjulang. Dengan di bantu Asisten pribadi Zoe membawakan koper, sehingga lebih memudahkan Moa untuk berjalan.
Sampai di lantai delapan, Zoe juga dirinya tak tertinggal Mike Asisten pribadi Zoe, masuk kedalam.
Bangunan yang kecil menurut Moa. Karena di sana ada satu sekat kamar saja. Sedangkan di luar hanya ruang tamu dan dapur yang bersebrangan saja.
Setelah menaruh barang Mike beranjak keluar ruangan. Mungkin kembali ke kantor Moa sendiri juga tidak tahu.
Moa masih berdiri seperti orang bodoh di ruangan itu. Karena ia tidak tahu, harus dimana ia akan meletakan barang barang miliknya.
" Apartemen ini hanya ada satu kamar saja. Kamu taruh pakaian mu di lemari dua paling bawah. Jika tidak muat kamu bisa membuangnya."
" Aku tidak suka barang barang tak berguna mengotori rumahku. Jika untuk tidur kamu bisa tidur di sofa itu. Jangan sekali kali menyentuh ranjang ku. " kata Zoe
Zoe memasuki sebuah kamar dan menutupnya. Mungkin itu sebuah walk in closed pikir Moa, karena ia sempat melihat banyak lemari berjejer di dalam. Namun kenapa, Moa hanya di kasih lemari yang dalam ruangan itu pun cuma dua kotak saja.
" Jika tahu tidak di kasih tempat, bukankah aku lebih baik tidak membawanya tadi, dari pada harus dibuang begitu saja. " Moa bergumam sendiri.
Zoe keluar dari ruangan tadi lalu menutupnya kembali, bahkan ia tidak lupa mengunci ruangan tersebut.
Moa melihat Zoe sudah rapi dengan memakai celana bahan, kemeja juga jas melekat di tubuhnya. Terlihat ia memasang dasi di depan kaca full body.
Moa menerka jika Zoe akan pergi ke kantor. Moa yang merasa sudah tidak punya uang, juga tadi pagi belum sempat sarapan, memutuskan memberanikan diri untuk meminta uang pada Zoe.
Namun jangankan menerima uang, justru cacian lah yang Moa terima.
" Hidup itu keras. Apa kamu pikir keluargaku panti Asuhan yang akan selalu memberimu bantuan. Masih beruntung Ayahku mau berbaik hati memberimu sumbangan dana pada keluargamu. Kamu pikir Aku sebaik Ayahku, yang juga akan menampung juga akan membiayai hidupmu. Aku tidak sebaik itu Girl !!! Jika kamu ingin makan, maka kamu harus bekerja. Jika kamu ingin uang kamu harus berusaha. " ejek Zoe di depan Moa.
Terlihat wajah sangat tidak suka, yang Zoe tunjukan pada Moa.
" Bisakah Anda memberiku bantuan pekerjaan?? " tanya Moa pada akhirnya mengalah.
Bagaimana pun ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak ingin kembali pada keluarganya. Setidaknya setelah mempunyai bekal yang cukup untuk hidup di luar, Moa akan kabur dari pernikahan yang membelenggunya itu.
Zoe melihat dengan tatapan merendahkan.
" Setidaknya aku punya ijazah sma " kata Moa
" Bisa. Besok pagi biar Mike yang mengaturkan pekerjaan untukmu. Tapi ingat, selama di kantor jangan pernah kamu seolah mengenalku. Apalagi mengenalkan dirimu sebagai Istri ku !!! " kata Zoe
Setelah Zoe keluar, Moa menatap sekeliling. Mungkin Zoe sudah merencanakan akan menyiksa dirinya. Buktinya tidak ada satu makanan pun yang tersedia di dalam apartemen.
Terpaksa hari itu Moa menahan laparnya dan berharap bisa segera bekerja. Karena yang ia tahu sebuah perusahaan besar pasti menyediakan makan siang untuk para karyawan nya yang bekerja.
" Sabar Moa, sebentar lagi kamu akan mendapat pekerjaan. Setidaknya kamu mendapat tempat tinggal gratis di sini yang aman. Karena lebih baik Pria itu membencimu, dari pada menginginkan dirimu. " batin Moa memperingati dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Tri Dnyta Dnyta
kasian moa😭😭😭
2023-03-22
1