...Moa Neilson...
Satu minggu berlalu, hari yang di tentukan pun tiba. Sekuat hati Moa mempersiapkan hari ini. Namun tetap saja air matanya tak bisa di bendung, air mata itu lolos begitu saja seolah menyiratkan luka yang mendalam di hatinya.
Mia hanya bisa berharap jika suaminya nanti adalah orang yang bisa menyayanginya. Setidaknya bisa mengerti perasaan nya.
Semua sudah sibuk dengan tugas masing masing. Semua tamu sudah berdatangan. Karena memang keluarga Moa tidak mengundang banyak tamu atas permintaan pihak keluarga Ackerley. Keluarga Ackerley menginginkan acara ini di gelar tertutup tanpa mengundang khalayak ramai. Hanya sanak saudara dekat saja yang di ijinkan di undang. Membuat hati Moa semakin tercabik, karena selain tidak di anggap oleh keluarga, pernikahan nya pun juga seperti tidak diharapkan pula oleh pihak suaminya.
Setelah menunggu beberapa saat, Pihak mempelai laki laki sudah datang dengan hanya membawa Saudaranya yang berada dalam mobil yang sama. Dan mungkin itu hanya Ayah dan adik wanitanya saja.
Pukul sembilan pagi, proses ijab qabul di mulai. Karena Penghulu pun juga sudah hadir.
Moa di ijinkan keluar setelah terdengar kata Sah juga lantunan doa menggema di luar ruangan.
Dengan menunduk Moa mencium tangan suaminya atas bimbingan dari Penghulu. Namun ia sama sekali tidak mendapat balasan ciuman kening dari Suaminya.
Moq semakin nyakin jika Suaminya memang tidak mengharapkan pernikahan ini, seperti dirinya. Namun Moa masih diam, bagaimana pun ini sudah menjadi pilihan nya.
" Bersabarlah Moa. Anggap saja setelah ini kamu tidak punya hutang budi dengan keluargamu, karena sudah membesarkan mu. " batin Moa menyemangati dirinya sendiri.
Setelah acara selesai, pihak keluarga Ackerley pun juga pamit undur diri. Moa bahkan tidak sempat melihat seksama bagaimana wajah Ayah mertuanya, atau Saudaranya yang menemani Suaminya ke sini, karena sejak tadi ia hanya menunduk.
Merasa diabaikan oleh Zoe, Moa bangkit dari kursi pengantin itu. Meninggalkan Zoe yang masih saja sibuk dengan ponselnya.
Moa beranjak menaiki tangga, karena kamarnya terletak di lantai dua. Ia mulqi masuk ke kamarnya, dan melepaskan satu persatu pakaian kebaya yang melekat di tubuhnya.
Moa melamun di depan cermin menatap pantulan bayangan tubuhnya di cermin itu. Sangat cantik, dan sempurna.
Sangat belia, karena umur Moa baru menginjak usia sembilan belas. Namun di usia sangat muda ini, di sudah tidak lajang lagi. Kini ia sudah menyandang status seorang istri.
Moa mulai membersihkan wajahnya dengan pembersih wajah, sehingga kini wajahnya bersih tanpa make up.
Moa bingung harus berbuat apa, jika ia nanti bertemu dengan suaminya. Haruskah ia memberikan mahkota berharganya juga pada suaminya. Bagaimana pun ia sudah di jual oleh keluarganya demi menyelamatkan
perusahaan mereka.
Terdengar pintu di buka. Seorang Pria jangkung masuk ke dalam kamar. Ia melepas jas yang ia pakai. Terlihat lelah dan gerah yang tersirat.
Laki laki itu duduk di tepi ranjang dan mulai membuka sepatunya. Kemudian laki laki itu melihat pantulan cermin terlihat wajah Moa yang juga sedang melihat dirinya.
" Sekalipun kamu tidak berpakaian pun aku tidak tertarik dengan gadis kecil seperti dirimu. Aku mau menikahi mu, karena aku hanya menuruti keinginan Ayah ku. Sebagai wujud baktiku karena aku selalu menolak keinginan nya. Jangan berharap kamu bisa menyandang status Tuan Muda Ackerley, hanya karena kamu sudah sah menjadi istriku. Perlu kamu tahu, aku sudah mempunyai kekasih dan kami berencana menikah setelah dia berada di puncak popularitas nya. Tentu kamu mengenal Jenifer Jill bukan?? Dia adalah Nona Muda Ackerley yang sesungguhnya kelak. " kata Zoe memperingati Moa. Karena ia melihat Moa, hanya menggunakan kaos tanpa lengan juga celana pendek.
Hati Moa teriris mendengar penuturan suaminya. Karena benar dugaaan nya, Suaminya tidak menginginkan pernikahan ini seperti dalam bayangan nya. Namun Moa berusaha menguasai diri. Moa menarik nafas dan menjawab.
" Anda tenang saja Tuan. Aku mengerti batasan ku. Jika memang Anda tidak menginginkan pernikahan ini, aku akan mengikuti kemauan Anda. " jawab Moa
" Bagus jika kamu tahu diri. Tapi memang seharusnya begitu, karena kamu sudah di tukar oleh keluarga mu dengan sebuah materi. " jawab Zoe meremeh kan Moa.
Lagi lagi Moa merasa sangat rendah di mata Zoe. Berlahan Moa pun bangkit dari kursi riasnya dan mengambil baju ganti kedalam kamar mandi.
Moa berendam melarutkan segala kesedihan nya agar setelah ia bangun dari berendam, kesedihan itu hilang bersama dengan kotoran yang melekat di tubuhnya.
Lama Zoe menunggu di luar kamar, namun Moa tak kunjung keluar. Membuat kesabaran nya habis. Karena selama ini ia tidak pernah sekalipun menunggu. Namun sekarang ia di buat menunggu oleh seorang anak kecil walau ia adalah istri sahnya.
" Keluar..... !!! Aku ingin membersihkan diri. " Zoe menggedor pintu kamar mandi milik Moa.
Namun jangankan di buka, sahutan dari dalam pun ia tidak dapatkan.
" Sialan anak itu. Berani sekali menentang ku. Dia pikir, dia siapa. " gumam Zoe masih terus menggedor pintu kamar mandi. Untung saja pintu kamar Moa kedap udara, jika tidak mungkin semua keluarga Moa akan berlari dan menengok apa yang terjadi, karena Zoe masih terus menggedor pintu kamar mandi semakin kuat dan semakin kencang.
Saking kuatnya dan penuh tenaga, saat pintu kamar mandi di buka oleh Moa, Zoe bahkan jatuh tersungkur ke kamar mandi. Moa seolah tak merasa terjadi sesuatu pun terus saja melangkah. Ia tidak mau meladeni ucapan Zoe. Karena dari dalam kamar mandi sebenarnya Moa mendengar dia mengatai sumpah serapah terhadapnya. Membuat hati Moa pun ikut panas. Namun punya daya apa Moq untuk melawan, jadi dia hanya bisa diam tak menggubris perkataan Zoe saja.
" Bre**** !! Dasar gadis sampah. Berani sekali kamu mengerjai aku. Kamu pikir kamu siapa??? Jika bukan karena keluargaku, kamu dan keluarga mu sudah berada di jalanan jadi gelandangan. Hutang keluargamu itu tidak bisa di bayar sekali pun menjual rumah berserta seluruh aset berharganya,camkan itu. " kata Zoe yang masih dalam keadaan belum bangun.
Moa yang berhenti pun hanya bisa melanjutkan berjalan ke meja riasnya untuk mengeringkan rambutnya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika ia tidak akan mau di tindas lagi. Sekalipun itu adalah Suaminya, ia tidak mau di caci lagi. Ia tidak mau terlihat mengenaskan, dimata suaminya. Karena itu akan membuat jiwa Zoe semakin ingin menindasnya.
Lama Moa bercermin, akhirnya ia beranjak pergi meninggalkan kamar, berencana akan turun melihat bagaimana situasi keluarganya terkini. Adakah rasa terima kasih terhadapnya, atau justru biasa saja seperti dahulu yang hanya menganggapnya boneka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Emak Kam
duh athor karyamu bagus semua tidak terlalu banyak episode nya mantap dan aku suka 😍
2023-05-08
1
Pramita K
Hebat Moa 💪♥️
2022-06-01
2