...Zoe Ackerley...
Moa menuruni tangga, di lihat semua keluarganya berada di ruang tamu. Mereka sedang bergembira, karena terlihat jelas ada kebahagiaan dalam perbincangan mereka.
Moa melihat semua keluarga nya satu per satu, namun tidak ada satu pun yang mengucapkan terima kasih padanya. Bahkan Ansel yang biasanya baik terhadapnya pun diam saja. Dia bahkan sejak tadi siang di acara pernikahan pun sama sekali berbicara atau mengucapkan selamat untuk nya.
Ada rasa sesak di dadanya, sekarang ini mereka dapat bercengkrama itu karena siapa, namun kenapa semua seolah buta dengan pengorbanan Moa.
Akhirnya Moa memilih ke dapur membantu para Asisten rumah tangga mempersiapkan makan malam untuk mereka. Justru dengan para Asisten rumah tangga itu, Moa mendapat ketenangan, karena mereka semua menganggap Moa bagian dari mereka.
Lama Moa membantu akhirnya selesai, ia tinggal menaruh hidangan di meja makan.
Zoe yang sudah selesai membersihkan diri, melihat sekeliling ruangan tidak menemukan Moa, akhirnya ikut turun melihat suasana keluarga Moa. Ia juga berencana akan berpamitan pada keluarga Moa, untuk memboyong Moa ikut bersama dirinya. Jika tinggal satu atap dengan keluarga Moa, ia takut segala perlakuan nya pada Moa di beritahukan pada Ayahnya oleh keluarga Moa.
Zoe menuruni tangga satu per satu, di kihqt di bawah hanya ada keluarga Moa, namun ia tidak menemukan Moa diantara mereka.
Zoe tetap menuruni tangga berlahan, kemudian ia melihat meja makan ada Asisten rumah tangga yang sedang menghidangkan makanan. Kemudian ia menangkap sosok yang ia cari. Moa baru saja keluar dari dapur dengan membawa mangkuk sayur besar.
Zoe berhenti di tangga dan bersandar di dinding. Ia bisa tersenyum melihat Moa yang ikut sibuk membantu para Asisten mempersiapkan makan malam untuk mereka.
Sungguh Zoe merasa hangat melihat pemandangan itu. Karena jarang ia melihat gadis seusia Moa mau bekerja atau bahkan membantu Asisten rumah tangga. Bahkan Jenifer kekasihnya pun yang sudah jauh lebih dewasa di banding Moa sama sekali tidak bisa memasak. Yang ia tahu hanya merias diri dan berkarir.
Lama Zoe bersandar akhirnya ia di sadarkan dengan panggilan ibu mertuanya. Marynez memperlihatkan senyum setulus mungkin juga kata kata yang sangat lembut pada Zoe. Bahkan Moa saja yang bertahun tahun menjadi anaknya belum pernah di perlakukan selembut itu.
" Nak Zoe , sini turun ikut makan malam bersama !! " panggil Marynez
Zoe hanya menjawab dengan senyuman saja dan melanjutkan melangkah menuruni tangga.
Ia duduk di kursi biasa Moa tempati. Karena Moa belum selesai mempersiapkan hidangan. Audrey tetap duduk di kursi biasa yang ia tempati, yaitu di samping tepat Zoe. Dengan senang hati Audrey mengambilkan nasi untuk Zoe, juga lauk pauknya sekalian. Dan anehnya semua yang di meja makan itu pun tidak ada yang melarang perbuatan Audrey pada Zoe.
" Maaf, sebaiknya Moa yang melayaniku. " kata Zoe
Zoe justru sangat risi juga benci dengan tingkah agresif Audrey padanya. Ia lebih suka di layani oleh Moa dari pada Audrey. Ya walaupun sebenarnya Zoe juga membenci Moa, setidaknya Moa tidak seagresif Audrey yang terang terangan memperlihatkan senyum menggoda.
Moa yang sudah selesai mempersiapkan hidangan pun ikut duduk. Melihat kursinya di tempati oleh Zoe, akhirnya Moa memutuskan duduk di kursi ujung berhadapan dengan ayahnya. Sangat jauh dengan tempat duduk yang di tempati oleh Zoe.
" Moa, apa kamu tidak dengar suamimu minta di layani oleh mu. Seharusnya kamu tahu tugasmu ! Tugasmu itu melayani suamimu, bukan membantu para pembantu. Apa gunanya mereka di gaji disini jika kamu yang mengurusi pekerjaan mereka. " ucap Marynez.
Padahal dulu jika Moa tidak membantu Marynez akan mengadukan pada Ayahnya jika Moa menentang setiap ucapan nya.
Tak mau berdebat, Moa pun mengambilkan nasi untuk Zoe. Setelah bertanya tentang lauk yang di inginkan suaminya. Moa mengantarkan nasi itu ke depan Zoe.
Zoe menarik Moa agar tidak beranjak menjauh darinya.
" Adik ipar, bisakah kamu duduk di tempat Moa tadi. Aku ingin duduk berdampingan dengan istriku. " kata Zoe. Ia sudah sangat risi diajak berbicara oleh Audrey.
Audrey merengut, ia melihat ibunya agar membela dirinya. Namun ibunya justru mengisyaratkan agar menurut pada Zoe. Audrey sangat jengkel, akhirnya berdiri. Ia berjalan dengan sengaja menyenggol pundak Moa dengan kencang. Namun lagi lagi tidak ada satu pun yang terusik dengan sikap Audrey pada Moa. Sebenarnya Moa sangat panas, segala pengorbanan nya tidak di hargai sama sekali oleh seluruh keluarga nya. Bahkan ayah nya pun juga seolah sudah merelakan Moa di perlakukan tidak adil oleh istri juga anaknya.
Moa hanya bisa mengepalkan tangan, dan menahan amarah nya agar tidak meluap keluar. Ia duduk di samping Zoe dan segera mengambil nasi sebanyaknya juga lauk sebanyaknya. Ia harus mengisi perutnya agar tidak sakit karena merasa selalu tersakiti. Cukup hatinya saja yang tersiksa tapi perutnya jangan Pikir Moa.
Zoe merasa aneh dengan porsi makan istrinya yang melebihi porsi makan dirinya. Padahal tubuhnya bisa di bilang sangat kurus. Zoe dapat menangkap pemikiran, jika sebenarnya Moa tersiksa batin. Makanya walaupun makan sebayak nya, namun tidak membuatnya Gemuk, karena hatinya selalu tersakiti.
" Tenang saja Moa, setelah ini, hanya aku yang boleh menyiksa dirimu. " batin Zoe
Setelah makan malam selesai, semua berkumpul di ruang keluarga. Hanya Moa yang masih sibuk membatu para pembantu untuk merapikan meja makan.
Zoe pun mengutarakan maksud hatinya untuk membawa Moa ikut bersama dirinya, karena Moa sudah sah menjadi istrinya. Tanpa ada penolakan dari keluarga Moa. Zoe pun dengan mudahnya bisa membawa Moa ikut bersama dirinya besok. Bahkan ibunya terlihat sangat bahagia saat mendengar Moa akan ikut Zoe pindah dari rumah ini. Seolah mengisyaratkan jika Moa adalah beban untuk mereka.
Moa yang sudah selesai merapikan meja makan bersama para Asisten rumah tangganya pun akan kembali ke kamar. Namun dengan basa basi Marynez memperlihatkan kelembutan seorang ibu terhadap anaknya untuk ikut bergabung bersama dirinya di ruang keluarga itu. Alih alih menjawab, Moa justru seolah tidak mendengar ucapan Ibu tirinya. Ia berjalan tanpa menoleh sedikit pun pada Marynez.
Terlihat wajah sangat kesal yang tertahan dari raut wajah Marynez, namun ia segera menutupi saat Zoe melihatnya. Akhirnya Zoe yang melihat Moa tidak ikut bergabung bersama mereka pun, ikut naik ke atas.
" Lihat lah Pa, anakmu itu semakin kurang ajar tidak menganggap aku hidup di sampingnya. Padahal aku selalu tulus menyayangi nya tanpa membeda bedakan. " ucap Marynez mempropokatori suaminya.
" Sudahlah bu, toh besok juga Moa akan ikut bersama suaminya. " jawab Branden ikut bangkit pergi meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke ruang kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ria dardiri
mampir kak
2023-03-22
1
Pramita K
Semangat Moa♥️
semangat kak author 😊
2022-06-01
1