Zen melangkahkan kakinya sambil mengusap bibirnya yang masih terasa basah dan kebas setelah berciuman dengan Jenny.
Dapat Zen rasakan bibir Jenny yang begitu manis dan lembut membuat dirinya ingin mengulang kejadian tadi. Bahkan Zen dapat merasakan lekuk tubuh Jenny karna gadis itu hanya membalut tubuhnya dengan dress tidur.
Tak terasa langkah Zen sudah sampai dirumahnya dan ia begitu kaget saat melihat Shulan sudah berada didepan pintu kamarnya.
" Shulan! Apa yang kau lakukan disini?" tanya Zen kaget.
" Aku baru saja mengantar Aryong pulang, karena melewati daerahmu makanya aku mampir. Cepat buka pintunya Zen ,aku sungguh lelah."
" Kalau kau lelah kenapa tidak pulang saja dan malah main kesini?"
" Aku ingin menginap ditempatmu karna kalau harus pulang rumahku masih jauh."
Duarr
Jantung Zen terasa mau copot saat Shulan mengatakan ingin menginap ditempatnya.
" Kau...kau mau tidur dirumahku?"
" Iya, kenapa kau gugup begitu Zen?"
" Ah tidak, hanya saja tempat tidurku sempit pasti nanti kau tidak nyaman," jawab Zen beralasan.
" Tidak masalah, kita bisa berbagi. Kau jangan cemas begitu, aku ini masih lelaki normal jadi jangan kuatir. Aku tidak mungkin memperkosamu," ucap Shulan sambil tertawa.
Deg
Mendengar hal itu membuat Zen menjadi semakin gelisah tapi ia harus bersikap biasa saja.
" Aku bawa minuman, kau ingin minum?" tawar Shulan yang membuat Zen bangun dari lamunannya.
" Boleh tapi sedikit saja aku tidak ingin mabuk."
Shulan pun menuangkan minuman kedalam gelas dan mereka berdua mulai minum bersama sambil mengobrol.
" Sudah Shulan, aku sudah tidak kuat lagi," ucap Zen sambil memegangi kepalanya yang sudah mulai terasa pusing.
" Haha...kau ini payah Zen! Baru beberapa gelas tapi kau sudah teler begini."
Deg
Tawa Shulan langsung terhenti saat Zen mengangkat wajahnya. Dapat Shulan lihat pipi Zen yang merah merona hingga membuat wajah Zen terasa menggemaskan.
Tanpa sadar, Shulan mengangkat kedua tangannya dan ingin menyentuh pipi Zen.
" Kau kenapa Shulan? Apa ada nyamuk dipipiku?" tanya Zen heran.
" Hah! Tidak...tidak, hanya saja pipimu tadi terlihat menggemaskan sampai membuatku ingin mencubitnya."
" Kau bilang kau masih normal kan Shulan! Sudahlah aku ingin tidur tapi kau gelar kasurmu sendiri karna aku sangat gerah jika tidur berdua."
Pagi harinya Zen merasa ada yang terus menggoyangkan tubuhnya hingga ia tersentak saat melihat Shulan sudah berada disampingnya. Dengan cepat Zen bangkit dari tidurnya.
" Shulan apa yang kau lakukan disini?"
" Hey kau lupa kalau semalam aku menginap disini?"
Zen memijat pelipisnya dan ia baru teringat kalau semalam ia minum bersama Shulan.
" Ayo cepat, nanti kita bisa terlambat masuk kelas!"
" Shulan, kau ijinkan aku ya? Kepalaku masih pusing," ucap Zen lemah.
" Hah kau ini! Lain kali aku tak ingin mengajakmu minum lagi," ucap Shulan lalu meninggalkan Zen.
****
Siangnya Jenny mendatangi rumah Zen saat ia tahu kalau Zen sakit dan tidak masuk kuliah.
Tok tok tok
Jenny mengetuk pintu dan tak lama muncullah Zen dengan wajah yang segar walau badannya masih terasa lemas.
" Jenny kau disini?"
" Iya, aku dengar kau sakit jadi aku menjengukmu."
" Aku tidak saki Jen, hanya saja semalam Shulan mengajakku minum dan aku sedikit mabuk," ucap Zen sambil menarik tangan Jenny masuk kedalam.
Jenny duduk diatas karpet lalu mengusap kening Zen.
" Apa masih pusing?"
" Sudah tidak terlalu. Terima kasih ya kau sudah datang kesini dan maaf kalau tempatku tidak nyaman."
" Tidak masalah Zen, asal ada kau aku nyaman."
Zen tertegun dengan ucapan Jenny namun ia langsung tersenyum. Jenny menarik kepala Zen dan membawanya kepangkuan.
" Aku akan memijat kepalamu Zen biar cepat sembuh."
Zen menikmati pijatan Jenny dikepalanya. Kedatangan Jenny benar-benar membuatnya bersemangat.
Perlahan Zen mengangkat kepalanya dan menatap Jenny yang memberikannya senyuman.
" Terima kasih Jen atas perhatianmu," ucap Zen lalu wajahnya mendekat hingga bibirnya kini menempel dengan bibir Jenny.
Zen mulai menggerakkan bibirnya dan ternyata Jenny juga merespon dengan apa yang dilakukannya.
Tubuh Jenny terhuyung hingga kini ia terlentang diatas karpet dan Zen masih berada diatasnya sambil menikmati bibirnya.
Entah kapan terjadi tapi baju yang digunakan Jenny kini sudah terlepas dari tubuhnya.
" Euhh...Zen," erang Jenny saat Zen menikmati dua benda kenyalnya.
Zen sendiri juga menikmati kegiatannya saat ini dan ia tak menyangka jika akan menyentuh Jenny sejauh ini.
Jenny mengusap bibir Zen yang masih basah kemudian tangannya bergerak ingin membuka kaos yang Zen kenakan namun langsung ditahan oleh Zen.
" Ada apa Zen? Kau tidak mau?" tanya Jenny dengan sedikit kecewa.
" Aku sangat ingin Jen, hanya saja aku belum ingin kau melihat tubuhku. Aku takut kau kecewa."
" Kenapa? Apa ada bekas luka atau semacamnya ditubuhmu?"
Zen tak berniat menjawab Jenny dan malah kembali menggelungi tubuh Jenny. Bahkan kini tangannya sudah melepaskan segitiga milik Jenny dan memainkan jarinya disana hingga membuat Jenny menjerit-jerit.
Sungguh ini adalah pertama kalinya bagi Zen. Ia hanya mengikuti nalurinya dan mencoba melakukan hal yang ia tonton lewat video diponselnya.
Zen menatap wajah Jenny yang terlihat sayu setelah melakukan pelepasan.
" Kau tidak marah padaku Jenn?"
" Tidak, aku menyukainya karna yang melakukan itu kamu."
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengeluarkan cairan bening saat melihat kegiatan yang mereka lakukan.
Dengan lesu Aryong meninggalkan rumah Zen. Saat sampai didepan pintu rumah Zen, Aryong seperti mendengar suara-suara khas orang bercinta.
Saat mengintip, Aryong begitu kaget melihat Zen yang tengah menikmati benda kenyal Jenny. Seketika Aryong begitu kecewa dan langsung menangis.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
maaf thor aku tertawa😅😅🙏🙏🙏🙏
2022-04-26
0
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
ku kira Shulan itu cewek😅
2022-04-26
0
Inez Nabilla Elmessi
masih mengikuti
2022-04-17
0