Zen pulang kerumahnya dan setelah sampai ia langsung membaca naskah yang diberikan Jenny tadi. Zen tampak serius membacanya hingga matanya sedikit membelalak ketika ia membaca ada adegan ciuman disitu.
" Hah ciuman! Harukah aku menciumnya didepan para penonton?" ucap Zen sendiri.
Zen meletakkan naskah tersebut diatas meja. Ia merebahkan diri diatas kasur. Pikirannya sedikit resah dengan adegan ciuman itu. Apakah Jenny tidak mempermasalahkannya? Tapi seharusnya dia sudah tahu akan adanya adegan itu.
Siangnya saat dikampus, Zen segera menemui Jenny dikelasnya.
" Jen, bisa kita bicara sebentar?" ucap Zen yang membuat teman-teman Jenny mengalihkan perhatian pada dirinya.
" Oh kau Zen, kebetulan kelasku juga sudah selesai."
Jenny mengajak Zen menuju taman yang berada difakultasnya. Tempat itu sedikit tenang karna tak begitu banyak mahasiswa yang berada disitu.
" Kita duduk disini ya Zen."
Zen ikut mendaratkan pantatnya disebelah Jenny dengan tidak mengalihkan pandangannya pada gadis cantik disebelahnya.
" Kau mau bicara apa Zen?"
" Ehmm...itu, kemarin saat aku membaca naskah aku baru mengetahui kalau ada adegan ciuman antara romeo dan juliet."
" Lalu?" tanya Jenny dengan santai.
" Apa kau tidak masalah melakukan adegan itu denganku?" tanya Zen gugup.
Jenny memutar tubuhnya agar dapat menghadap Zen.
" Aku tahu ada adegan itu jadi aku hati-hati dalam memilih orang yang memerankan peran romeo dan pilihanku jatuh padamu dan aku sangat senang ketika kau menyetujuinya."
" Lalu kenapa kau yakin padaku padahal kita belum mengenal sebelumnya?"
" Aku tidak tahu, aku hanya mengikuti instingku saja. Kau sendiri keberatan dengan adegan itu?"
" Ah..tidak, aku hanya gugup saja karena sebelumnya aku belum pernah melakukannya," ucap Zen yang membuat Jenny begitu kaget.
" Hah! Maksudmu kau belum pernah berciuman Zen?" tanya Jenny tak percaya.
Zen hanya menganggukkan kepalanya yang membuat Jenny menjadi gemas.
" Memang saat kau berpacaran kau tidak pernah melakukannya?"
" Aku belum pernah pacaran Jen," ucap Zen sedikit malu.
" Wow, aku sungguh takjub padamu Zen. Untuk latihan lain kita akan melakukannya diruang seni bersama pemain lainnya tapi untuk latihan ciuman, kita bisa melakukannya secara pribadi di apartemenku."
" Kau mau mengajariku melakukannya Jen? Hanya kita berdua?"
" Memangnya kau mau kita belajar itu ramai-ramai?"
Seketika muka Zen langsung memerah. Entah malu atau senang karna Jenny akan mengajarinya berciuman.
" Kenapa mukamu begitu Zen?"
" Ahh...aku tidak apa-apa! Kalau begitu aku kembali dulu dan nanti malam aku akan ke apartemenmu. Boleh aku minta alamatnya?"
Jenny mengeluarkan secarik kertas dan mulai menuliskan alamatnya lalu memberikannya pada Zen.
" Ini."
" Baiklah, nanti malam aku pasti datang."
Dari jauh tampak seorang laki-laki memandang tidak suka pada kedekatan antara Jenny dengan Zen.
Dia adalah Be ong, sudah lama ia menyukai dan mengincar Jenny tapi gadis itu seperti tidak tertarik dengannya. Padahal dia merasa dirinya tampan dan merupakan anak orang paling kaya dikota tersebut.
" Apa hebatnya dia dariku? Aku jauh lebih tampan, badanku juga sangat bagus tidak seperti dia yang berbadan kecil seperti tidak punya otot saja," keluh Be ong pada teman-temannya.
" Kau jelas lebih segalanya dari dia Ong! Mungkin saja Jenny lebih suka pria manis daripada pria macho seperti dirimu! Hahaha...."
" Diam kau! Aku tidak mau terlihat sebagai pria manis seperti perempuan saja!" ucap Be ong kesal lalu pergi meninggalkan teman-temannya yang sedang mengintai Jenny.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
hem....
lanjut aja lah😁😁😁
2022-04-26
0