Zen berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang seni untuk latihan. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat ada suara yang memanggil namanya.
Zen menolehkan kepalanya dan mendapati Aryong melambaikan tangan kearahnya.
" Zen kau mau kemana buru-buru sekali?"
" Aku ingin latihan. Aku sudah terlambat sepuluh menit jadi aku terburu- buru."
" Sayang sekali padahal siang ini aku ingin mentraktirmu karna hari ini aku berulang tahun," ucap Aryong dengan wajah kecewa.
" Maaf ya aku tidak bisa tapi...." Sekilas Zen melihat teman sekelasnya yang bernama shulan.
" Shulan kemarilah!"
Shulan yang merasa dipanggil pun menghampiri Zen.
" Kenapa Zen? Bukannya kau tadi bilang kau sedang buru-buru karna ada urusan penting?" tanya Shulan heran.
" Ehmm kenalkan Aryong, dia ini teman sekelasku namanya Shulan dan Shulan perkenalkan dia ini Aryong, dia mahasiswi baru disini. Oh ya Aryong kau bisa meminta Shulan untuk menemanimu,kalau begitu aku permisi ya," ucap Zen lalu berlari meninggalkan Aryong dan Shulan.
Zen sudah sampai diruang seni dan ternyata latihannya sudah dimulai.
" Maaf teman-teman aku sedikit terlambat."
" Zen kau sudah datang? Tidak masalah kami juga baru mulai, ayo segera bergabung," ucap Jenny sambil menggandeng lengan Zen.
Zen pun segera memulai latihan drama bersama para anggota lainnya. Zen sedikit mengalami kesulitan saat mencoba berakting namun Jenny selalu mengajarinya dengan sabar.
Latihan sudah selesai, Zen pun membantu Jenny merapikan ruang latihan sementara yang lainnya sudah pulang.
" Terima kasih Zen sudah membantu pekerjaanku."
" Tidak masalah hanya merapikan saja. Oh ya apa nanti aku boleh ke apartemenmu?"
" Tentu saja boleh, bukannya aku sudah mengundangmu? Atau kau mau ketempatku setelah kita pulang dari sini?" tawar Jenny.
" Nanti malam saja Jen, karna setelah ini aku harus ke resto untuk kerja part time."
" Kau sungguh rajin, aku kagum padamu." Puji Jenny yang membuat Zen salah tingkah.
Malam harinya setelah selesai dengan pekerjaannya, Zen segera menuju apartemen Jenny. Zen sampai dikawasan apartemen Habun.
Ia naik kelantai 10 lalu menuju kamar nomor 4. Zen segera membunyikan bel dan tak lama tampaklah Jenny dengan gaun tidurnya.
" Masuklah Zen."
" Kau sudah mau tidur ya?"
" Tadinya begitu karna kupikir kau tidak jadi kemari."
" Maaf tadi restorannya cukup ramai jadi ya aku pulang sedikit terlambat."
Jenny tersenyum lalu ia masuk dan kembali keruang tamu sambil membawa segelas minuman.
"Minumlah Zen, kau pasti haus."
" Terima kasih Jenn," ucap Zen lalu meneguk minumannya hingga setengah gelas.
Zen menatap Jenny yang terlihat semakin cantik dengan rambut yang tergerai.
" Ehmm Jenn bisa kita mulai latihannya sekarang?" tanya Zen gugup.
" Haha...Kau tidak sabar sekali Zen, tapi baiklah kita bisa memulainya sekarang."
Zen hanya menatap Jenny yang masih berdiri ditempatnya lalu Jenny menyuruhnya berdiri tepat dihadapannya.
" A...apa yang harus kulakukan Jen?"
" Tatap mataku Zen."
Jenny meraih kedua tangan Zen dan meletakkannya dipinggang lalu ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Zen.
" Rapatkan tubuh kita Zen," ucap Jenny yang langsung direspon Zen dengan merapatkan tubuhnya.
" Sekarang dekatkan wajahmu dan pejamkan matamu."
Zen menuruti perkataan Jenny hingga ia dapat merasakan hembusan nafas Jenny yang harum. Zen merasakan benda kenyal nan lembut menempel dibibirnya.
Dengan perlahan, Zen meraup bibir Jenny dengan lembut hingga ia terbawa suasana.
" Hemmpp...," erang Jenny sambil memukul pelan lengan Zen.
Zen melepaskan tautan bibirnya lalu tersenyum saat melihat Jenny.
" Kau hampir membuatku tidak bisa bernafas Zen."
" Hehe... maaf Jen, aku terbawa suasana. Apa kau ingin mengulanginya lagi?"
" Ahh kenapa kau jadi agresif Zen? Sudah kau pulang saja ini sudah malam."
" Aku hanya bercanda tapi terima kasih untuk pengajaranmu," ucap Zen lalu berpamitan pada Jenny.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
ternyata bukan hanya penampilan aja yg kayak cowok😅😅
2022-04-26
0