PoV Husein Abdurrahman

Sejak awal dia resmi menjadi adik tingkatku di kampus ini maka sejak hari itu dan seterusnya dia mampu mengusik kekosongan hatiku. senyuman itu mengingatkan ku pada Fatimah Salma. gadis manis yang beberapa tahun lalu mengisi hari-hariku.

Fatimah Salma teman seangkatanku, pertama kali melihatnya aku langsung suka. tak butuh waktu lama mendekati dan menjadikan nya milik ku. tapi takdir berkata lain. sakit liver yang dideritanya telah merenggut nya dariku. ya Fatimah Salma meninggalkan ku saat aku sedang terpuruk.

Sebenarnya aku seorang laki-laki yang cepat rapuh dan sering pesimis memandang suatu hal. tapi seorang Fatimah Salma mampu membangkitkan percaya diriku dan menumbuhkan optimisku dalam menyelesaikan masalah.

Dalam diam sedingin salju ku tutupi kekurangan itu. tak ingin ada yang tau kalau aku seorang yang pesimis dan mudah menyerah. ku jadikan diriku sosok yang misterius, dingin dan cuek. biarlah aku tak mau ada yang mengeser sudut hati untuk Fatimah Salma.

hanya dia yang akan mengisinya untuk sekarang.

masih terngiang jelas di ingatanku, siang itu Mutia sahabat Fatimah Salma menelponku, Mutia memintaku segera ke rumah sakit, Fatimah Salma sedang kritis.

di tangah kepanikan ku lajukan motor dengan kecepatan tinggi. tapi sayang sekali setibanya di rumah sakit tak kudapati Fatimah Salma berbaring di ruang nya. aku mulai panik untung saja aku bertemu Umi nya Fatimah Salma.

" Umi Fatimah Salma " ucapku terhenti saat Umi menunjukkan sebuah ruangan

" kita ke sana " ajak Umi

Aku menuruti Umi dan mengikuti langkah beliau menuju ruangan paling di belakang rumah sakit ini.

aku mulai curiga, air mata ini tak mampu ku tahan.

benar saja kecurigaan.

gadis manis yang ku cari itu telah berbalut kain kafan.

pecah sudah tangisku yang sedari tadi sudah ku tahan.

Ku sandarkan tubuh ini yang mulai hilang keseimbangan,

semangatku pergi meninggalkan ku selamanya, benar kata orang rindu yang menyakitkan adalah rindu pada seseorang yang telah tiada, karna rindu ini rindu tak bertuan.

Ku iringi kepergian Fatimah Salmaku dengan doa.

selama 1 tahun tak pernah ada keluhan sedikitpun tentang sakitmu, perempuan hebat yang mampu menumbuhkan optimis dalam hidupku.

Hari itu ku lihat senyum itu lagi.

senyum yang ada pada adik mabaku.

ku cari tau tentangya.

tentu mudah bagiku yang seorang Ketua BEM-J menemukan data tentang nya.

" Oh Riyanti Dewi, asal Kota Bogor Jawa barat " ucapku penuh kemenangan

Meskipun parasnya tak secantik Fatimah Salma, tapi tingkah dan tutur katanya mampu mengusikku.

Sudah 1 tahun aku mengenalnya, tak berani ku mendekat, sialnya dia berteman akrab dengan Jihan. ya Jihan seorang gadis cantik berdarah Jawa Pakistan yang dipilih Abah untukku.

Riyanti Dewi dan Senyumnya selalu ku nikmati setiap melintas di kelasku, senyuman itu menjadi candu buatku.sehari tak menatapnya membuatku mabuk bisa-bisa aku oleng.

aku telah mencintaimu gadisku Riyanti Dewi.

informasi yang ku dapat dari Mutia kalau Gadisku akan KRS di pagi itu. kebetulan Mutia satu kost dengan Dee.

banyak info yang kudapat dari Mutia tentang nya.

bahkan ku tau Juga kalau sebenarnya dia salah satu fans ku.

itupun Mutia yang sering mencuri dengar kalau dia sedang bercanda gurau dengan teman sekamarnya.

Tak mau kehilangan kesempatan mendekatinya. segera kuambil posisi tepat dibelakangnya.

aksi klasik ku jalankan, membuka percakapan dengan meminjam pulpen.

Kali ini aksiku berhasil, ku buat dia terpesona padaku.

sikapku masih sedingin kulkas.

tapi lama kelamaan meleleh juga kulkas ini dekat dengannya.

Pagi ini berpihak padaku, tak ku lihat Jihan menemaninya. kalau di lihat-lihat secara fisik Jihan sebenarnya lebih menawan dari pada Riyanti Dewiku.

kulit Dee memang putih tapi masih kalah dengan Jihan. jelas saja Jihan memiliki darah Pakistan.

Keceriaan Dee mampu mengalahkan kecantikan Jihan,

tingkahnya yang selalu manis pada siapapun membuatku memilihnya untuk menjadi rakan dalam perjalanan panjangku.

Tapi keputusan Abah telah memilih Jihan menjadikan menantunya kurasa sudah bulat. Abah terlalu menyayangi Jihan sejak kecil. aku dan Jihan tumbuh bersama. dari itulah Abah telah memilih Jihan untuk ku.

biarlah waktu yang akan menjawab semua ini, yang penting buatku saat ini adalah memiliki Riyanti Dewi.

Mengajaknya ngobrol adalah awalku mendekatinya, aku tau dia juga tertarik padaku, tapi tak semudah itu ku dapatkannya.

Dia bukan seseorang perempuan yang mudah percaya dengan orang lain apalagi mudah mencintai.

perjuangan masih panjang, tapi kali ini Aku optimis mendapatkan nya.

Ku perhatian dari jauh, dia sudah selesai mengisi KRS. ku niatkan mengikuti nya sampai kost, diam-diam ku berjalan dibelakangnya. nasib baik, seperti nya kunci kost nya terjatuh. secepat kilat ku ambil kunci itu berharap Dee tak menyadari kuncinya terjatuh.

Benar saja Dee berjalan tanpa merasa kehilangan kunci.

ku lakukan aksi lagi, kali ini aksi ku sedikit berbahaya, biarlah aku hanya pengen tau secepat apa kerja motorik nya dalam menghadapi kepanikan.

dengan kecepatan tinggi ku lakukan motor menikung dan mengerem mendadak di depan motornya. wah keren gerakan motorik nya cukup lincah. hingga motornya bisa mengerem dengan tepat. syukur tak menabrakku.

Aku menikmati caranya marah padaku. sebelum marah ku kembalikan kunci kost nya. ku perhatikan rona merah di pipinya. yess pahlawan satu poin plus buatku.

cukup untuk hari ini wahai gadisku, besok kita akan main-main sesuatu yang lebih seru lagi. Terima kasih senyuman mu telah mengusik tidur malamku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!