BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI

Bram terdiam, matanya terpekur menatap pada lelaki yang beru di kenalnya beberapa jam yang lalu itu. Betapa tenagnya saat dia mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut lelaki tua yang ramah dan baik hati ini.

“Aku merasa diriku sangat tak pantas berada di dalam rumah Allah, hidupku ini penuh dengan kejahatan. Dosaku ini, bahkan bapak tak akan pernah menyangka, begitu besar dan nistanya. Jika aku menulisnya dalam sebuah buku, mungkin bapak tak cukup sehari dua untuk membacanya. Sebagai seorang laki-laki, aku sangat tak punya perasaan, sebagai seorang suami aku benar-benar telah gagal, sebagai ayah aku sungguh tak layak untuk di panggil ayah.” Bram menundukkan wajahnya lebih dalam.

Mata pak Syarif tertuju pada Bram. Lurus dan dalam. Dia tampak mendengarkan tanpa bermaksud menyela kalimat yang keluar dari mulut Bram.

“Malam ini, saya baru menyadari, karma atas perbuatan kita itu ada, dan Tuhan telah menunjukkannya padaku.” Bram merasakan wajahnya panas. Ingatannya kembali pada apa yang dilihatnya beberapa jam yang lalu, lewat dari tengah malam (Ikhwal cerita kehancuran Bram ini bisa di baca dalam episode 225 di novel Menikahi Tunangan Adikku)

Pemandangan terkutuk itu terasa membuat pandangannya kabur, dadanya bergemuruh hebat. Pengkhianatan di bayar tunai dalam pengkhianatan pula. Seperti bagaimana dia menyelingkuhi istrinya Diah, begitu pula Sally telah menyelingkuhinya dengan terang-terangan. Dan bahkan yang lebih menyakitkan, dia melihat sendiri pemandangan yang luar biasa itu.

Sebagai laki-laki, dia merasa harga dirinya telah di hempaskan sampai ke dasar bumi, dirinya seketika merasa jijik dengan semua yang telah di lakukannya.

“Jika ada orang yang Dzalim pada sesamanya, berbuat dosa di hadapan Tuhan,  maka Tuhan akan menurunkan hukumannya. Kita harus mempertanggungjawabkan itu di dunia dan di akhirat. Jika kamu bertemu balasan di dunia, maka itu berarti Tuhan menyayangimu, nak. Tuhan sedang memberikanmu teguran,untuk mengembalikanmu pada jalan yang seharusnya. Tidak apa-apa jika itu terasa sakit, karena semakin sakit maka semakin baiklah dirimu dalam perjalanan kembalimu ke jalanNya.” Pak Syarif sekali lagi melemparkan senyumnya pada Bram, suaranya tenang sekali.

“Tapi…”

Suara Bram terputus saat seorang perempuan dengan hijab sederhana berdiri di depan pintu. Di tangannya ada sebuah baki yang berisi dua gelas cangkir dari seng dan sepeiring penuh singkong rebus yang asapnya masih mengepul, pertanda baru saja di keluarkan dari panci panas.

Bibirnya mengucapkan salam dalam suara yang sangat lembut dan bening, mulut Bram terbuka, dia terpana. Hampir dari dia mengenal perempuan dalam berbagai rupa, tak pernah dia melihat wajah polos yang tanpa polesan sama sekali tetapi terlihat begitu cantik dalam kealamiannya.

Alisnya yang tak becukur cukup lebat, hitam dan berbaris rapi, bibirnya yang tanpa lipstik merona segar di payungi hidung bangir yang manis. Dan saat dia berbicara, matanya seolah sedang berbicara juga, berbinar-binar.

Gadis ini begitu muda, bahkan jika Bram menebaknya mungkin masih berusia belasan tahun atau baru saja tamat sekolah menengah atas paling tidak.

“Isah, bawa kemari kopinya.” Panggil Pak Syarif, membuyarkan kerpanaan Bram pada perempuan muda yang mengenakan baju gamis sederhana itu.

“Permisi…”Gadis  yang di panggil Isah oleh pak Syarif, menurunkan tubuhnya dengan sopan sehingga lututnya sekarang berada di lantai teras, dengan wajah yang setengah menunduk dia meletakkan baki di lantai, tepat di depan pak Syarif dan Bram.

Jemarinya halus, mengansurkan cangkir seng berisi kopi ke depan Pak syarif kemudian meletakkan gelas lainnya di depan Bram. Sepiring singkong rebus yang masih mengepul diletakkan di antara dua laki-laki itu.

“Silahkan diminum selagi panas…”Tawarnya sambil memundurkan tubuhnya. Dia tak menunjukkan rasa ingin tahu atas kehadiran Bram, sepertinya dia terbiasa dengan kehadiran orang asing sebagai tamu di rumah mereka. Tapi sikapnya yang santun benar-benar membuat Bram terpesona, Tak pernah Bram melihat perempuan yang sesopan ini bersikap di depan orang. Dia begitu anggun dan sederhana. Jika orang mengatakan bahwa gadis ini adalah bidadari maka Bram akan mempercayainya.

“Abah, Isah mau mengantar Tito ke sekolah pagi ini setelah itu mungkin jika abah bolehkan, kami akan mengunjungi ibu sebentar. Kami akan kembali sebelum Zuhur setelah tito pulang sekolah. Isah akan menyiapkan sarapan sekaligus makan siang untuk abah, jaga-jaga kalau kami terlambat dari waktu seharusnya.” Dia menatap pada Pak Syarif seolah meminta persetujuan.

Pak Syarif menatap gadis itu sesaat lalu menganggukkan kepalanya,

“Pergilah, abah bisa mengurus diri abah sendiri, kamu jangan terlalu kuatir.” Ucap pak Syarif, gadis ini mengangguk dan beranjak untuk masuk kembali tetapi Bram melihat dengan ekor matanya, wajah itu tak sedikitpun melihat padanya, dia benar-benar tenang tanpa ekspresi, seolah kehadiran Bram tak sedikitpun menarik perhatiannya.

Suara deham kecil terdengar dari mulut pak Syarif, menyadarkan Bram atas sikapnya yang masih menatap ke arah pintu di mana bsi Isah ini menghilang.

“Mari di minum kopinya nak, ini sangat enak untuk menghangatkan perut di hari sepagi ini.” Kalimat itu membuat Bram segera mengalihkan perhatiannya kembali kepada pak Syarif.

Ketika dia mengarahkan pandangannya pada pak Syarif, lelaki tua ini sudah menaikkan cangkirnya hampir bertemu bibirnya sendiri. Setelah mengucapkan bismillah terdengar suara seruput yang seolah mewakili rasa nikmat tak terkatakan saat kopi itu masuk kemulutnya.

“Kenapa Nak Bram hanya menatapku seperti itu. Sebaiknya nak Bram mencoba kopi ini. Kopi yang di buat anak bapak pasti akan membuatmu merasakan bersemangat kembali untuk memulai hati.”

Bram menganggukkan kepalanya dan mengambil cangkir kopi yang sangat teramat sederhana itu, seumur hidup Bram tak pernah dia minum seduhan kopi pada sebuah cangkir dari bahan seng seperti ini. Dia terbiasa minum kopi di gelas porselen atau keramik yang di suguhkan di café-café, bahkan di rumahnya sendiri biasanya Diah membuatkannya kopi pada gelas keramik.

Ingatan masa lalu itu mendadak muncul, menerbitkan rasa rindu yang aneh. Hanya karena secangkir kopi, wajah Diah tiba-tiba membayang di depan matanya, memaksa memorrynya bekerja untuk membongkar ingatan pada terakhir kali dia menikmati kopi yang di seduh oleh mantan istrinya itu.

Setahun? Dua tahun yang lalu?

“Akh…” Bram menggerang dalam hati. Rasa sakit itu tiba-tiba merasuk, betapa menyakitkan ketika ingatannya seolah tersesat dalam lupa, sementara rindu itu menggelitik tiba-tiba.

Bram tak bisa menyingkirkan rasa perih karena tak ingat kapan terakhir menikmati kopi yang di buatkan oleh istrinya. Dia sibuk dengan dunianya, bahkan dulu saat Diah menyeduh secangkir kopi padanya, dia kadang mengabaikannya. Kopi itu dingin tanpa tersentuh olehnya, sekelebat wajah kecewa Diah mengganggu pandangannya meski mantan istrinya itu tak berbicara apapun soal bagaimana dia tak pernah menghargai apapun yang telah di lakukan sang istri selama mereka masih bersama.

Dengan memejamkan matanya, Bram meletakkan pinggir gelas cangkir di bibirnya, aroma kopi yang khas itu segera merasuk ke dalam rongga hidungnya. Bram menyeruput kopi itu dengan gemetar, dia tak pernah merasa serindu ini pada Diah.

Ternyata, saat sesuatu telah pergi, semuanya terasa begitu berarti. Seharusnya, saat orang yang mencintai kita masih di sisi kita, kita dapat lebih menghargainya. Dengan begitu, jikapun ada perpisahan tak akan sesal menyesakkan sebesar ini.

Terimakasih sudah membaca novel ini dan selalu setia, kalian adalah kesayangan othor🤗 i love you full....

Jangan Lupa VOTEnya yah untuk mendukung novel ini, biar othor tetap semangat menulis😂🙏🙏🙏

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya...

Terpopuler

Comments

Aisyah Hayati

Aisyah Hayati

ka sebentar sebentar ko aku jadi bingung yaa, bukanakah bram sdh deket sama azizah ibunya tito, terus ini ko tetiba ada aisyah?? 🤯🤕

2022-05-30

3

Mak Azio

Mak Azio

menyesal di belakang TK da guna,smua tlh terjadi

2022-05-09

3

Bunda'ne Aqila

Bunda'ne Aqila

kalau sudah pergi pasti baru mengerti betapa kehadiran seseorang yang mengasihi kita begitu berarti

2022-04-24

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PENGANTAR CERITA
2 BAB 2. KILAS BALIK BRAM
3 BAB. 3 MENANGISLAH
4 BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
5 BAB 5. KEGAGALAN MASA LALU
6 BAB 6. JANGAN MEMINTANYA KEMBALI
7 BAB 7. MENYEMBUHKAN JIWA
8 BAB 8. SEBUAH MAKNA
9 BAB 9. TERTUNDUK
10 BAB 10. DIA IBUKU
11 BAB 11. AISYAH
12 BAB 12 BAGAIMANA BISA?
13 BAB 13 DI BALIK AIR MATA
14 BAB 14 NILAI YANG TAK SAMA
15 BAB 15. ANAK ISTIMEWA
16 BAB 16 BERPURA-PURALAH LUPA
17 BAB 17. BIDADARI BERLESUNG PIPIT
18 BAB 18. TAK BISA MEMBELI RASA
19 BAB. 19 PERASAAN YANG ANEH
20 BAB 20. DI TELPON MANTAN ISTRI
21 BAB 21. BERTEMU DIAH
22 BAB 22 KEWAJIBAN BERSAMA
23 BAB 23. UNDANGAN MAKAN SIANG
24 BAB 24. MAAF YANG TAK SEMPAT TERUCAP
25 BAB 25 SETELAH KARAMNYA PERNIKAHAN
26 BAB 26. CUKUP LUKA SATU KALI
27 BAB 27. SIAPA DIA
28 BAB 28. TEMPAT YANG PALING DIRINDUKAN
29 BAB 29. TIDAK SEDERHANA
30 BAB 30. AKU RIDHA
31 BAB 31. BERHARAP RUJUK
32 BAB. 32 TAK SABAR BERTEMU
33 BAB 33. BUKET MAWAR YANG TAK SAMPAI
34 BAB 34. KEMBALI KE TITIK AWAL
35 BAB 35. BISAKAH KAU TINGGAL?
36 BAB 36. RINDU TERPENDAM
37 BAB. 37 SEBUAH PERMINTAAN
38 BAB 38. IBU PERAWAN
39 BAB 39. RAHASIA AISYAH
40 BAB.40 MENUTUP CELAH
41 BAB 41. APAKAH KAMU BAHAGIA?
42 BAB 42. MARI BERTEMU
43 BAB 43. MENGEMBALIKAN SENYUM AISYAH
44 BAB 44. PERGI DALAM DAMAI
45 BAB 45. KEHILANGAN TERBESAR
46 BAB 46. MENANGIS DI PELUKAN
47 BAB 47. MENGHAPUS UTANG JANJI
48 BAB.48 APA KABARMU, IBU?
49 BAB 49. PERGI TAK SEMPAT PAMIT
50 BAB 50. RINDU YANG TAK TERUCAP
51 BAB 51. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52 BAB 52. PESAN TERAKHIR
53 BAB 53 SURAT DARI ABAH
54 BAB.54 BUKAN MALAIKAT
55 BAB 55 RINDU DUA HATI
56 BAB 56 DO'A DI SEPERTIGA MALAM
57 BAB 57. MELAMAR AISYAH
58 BAB 58. BERHITUNG BUDI
59 BAB 59. TAK IKHLAS
60 BAB 60. TAKUT KEHILANGAN
61 BAB 61. ITU CINTA
62 BAB 62. OBROLAN CINTA DI SUBUH BUTA
63 BAB 63. SIMPEL TANPA SYARAT
64 BAB 64. BAYANG-BAYANG BURAM
65 BAB 65. KEHILANGAN KATA
66 BAB 66. AKU AISYAH
67 BAB 67. AWAL MULA KEHANCURAN
68 BAB 68. TERJEBAK CINTA SATU MALAM
69 BAB. 69. PELAJARAN BERHARGA
70 BAB 70. PESAN MAAF YANG TAK SAMPAI
71 BAB 71. TAK TERGANTI
72 BAB 72. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
73 BAB 73. BERAKHIRNYA SEBUAH PENANTIAN.
74 BAB 74. JADILAH PASANGAN HIDUPKU
75 BAB 75 TAK SABAR UNBOX!NG
76 BAB 76. MENULIS JODOH
77 BAB 77. MIMPI AISYAH
78 BAB 78 MENJADI INGATANMU
79 BAB 79. MENJADI ATIFA SEBENTAR SAJA
80 BAB 80. MENEBUS WAKTU
81 BAB. 81 BABAK BARU
82 BAB 82 NIKAH KILAT
83 Bab 83. DOUBLE DATE
84 BAB 84. RESTU MANTAN ISTRI
85 BAB 85. MENJEMPUT BAHAGIA.
86 BAB 86. SAH
87 BAB 87. MALAM YANG DI TUNGGU
88 BAB 88. CIUM@N PERT@MA
89 BAB 89. AJARAN MBAK RETNO
90 BAB 90. COBAAN MP
91 BAB 91. BERLALU BEGITU SAJA
92 BAB 92. RUMAH BARU
93 BAB 93. OTONG TAK SABAR
94 BAB 94. JANGAN MALU
95 BAB 95. JODOH SEMPURNA
96 BAB. 96 ROUND AFTER SUBUH
97 Bab. 97 Selamat Pagi Cinta
98 BAB 98. MUARA KEBAHAGIAAN
99 Bab 99. RESEPSI
100 BAB 100. RIAK HATI
101 Bab 101. DI BAWAH SHOWER
102 BAB 102. MEMASTIKAN BUKAN MIMPI
103 BAB 103. CINTA DALAM BUTIRAN TASBIH
104 BAB 104. Pengumuman ekstra-part
105 XP-Berondong Jatuh Cinta-1
106 XP-Berondong Jatuh Cinta-2
Episodes

Updated 106 Episodes

1
BAB 1. PENGANTAR CERITA
2
BAB 2. KILAS BALIK BRAM
3
BAB. 3 MENANGISLAH
4
BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
5
BAB 5. KEGAGALAN MASA LALU
6
BAB 6. JANGAN MEMINTANYA KEMBALI
7
BAB 7. MENYEMBUHKAN JIWA
8
BAB 8. SEBUAH MAKNA
9
BAB 9. TERTUNDUK
10
BAB 10. DIA IBUKU
11
BAB 11. AISYAH
12
BAB 12 BAGAIMANA BISA?
13
BAB 13 DI BALIK AIR MATA
14
BAB 14 NILAI YANG TAK SAMA
15
BAB 15. ANAK ISTIMEWA
16
BAB 16 BERPURA-PURALAH LUPA
17
BAB 17. BIDADARI BERLESUNG PIPIT
18
BAB 18. TAK BISA MEMBELI RASA
19
BAB. 19 PERASAAN YANG ANEH
20
BAB 20. DI TELPON MANTAN ISTRI
21
BAB 21. BERTEMU DIAH
22
BAB 22 KEWAJIBAN BERSAMA
23
BAB 23. UNDANGAN MAKAN SIANG
24
BAB 24. MAAF YANG TAK SEMPAT TERUCAP
25
BAB 25 SETELAH KARAMNYA PERNIKAHAN
26
BAB 26. CUKUP LUKA SATU KALI
27
BAB 27. SIAPA DIA
28
BAB 28. TEMPAT YANG PALING DIRINDUKAN
29
BAB 29. TIDAK SEDERHANA
30
BAB 30. AKU RIDHA
31
BAB 31. BERHARAP RUJUK
32
BAB. 32 TAK SABAR BERTEMU
33
BAB 33. BUKET MAWAR YANG TAK SAMPAI
34
BAB 34. KEMBALI KE TITIK AWAL
35
BAB 35. BISAKAH KAU TINGGAL?
36
BAB 36. RINDU TERPENDAM
37
BAB. 37 SEBUAH PERMINTAAN
38
BAB 38. IBU PERAWAN
39
BAB 39. RAHASIA AISYAH
40
BAB.40 MENUTUP CELAH
41
BAB 41. APAKAH KAMU BAHAGIA?
42
BAB 42. MARI BERTEMU
43
BAB 43. MENGEMBALIKAN SENYUM AISYAH
44
BAB 44. PERGI DALAM DAMAI
45
BAB 45. KEHILANGAN TERBESAR
46
BAB 46. MENANGIS DI PELUKAN
47
BAB 47. MENGHAPUS UTANG JANJI
48
BAB.48 APA KABARMU, IBU?
49
BAB 49. PERGI TAK SEMPAT PAMIT
50
BAB 50. RINDU YANG TAK TERUCAP
51
BAB 51. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52
BAB 52. PESAN TERAKHIR
53
BAB 53 SURAT DARI ABAH
54
BAB.54 BUKAN MALAIKAT
55
BAB 55 RINDU DUA HATI
56
BAB 56 DO'A DI SEPERTIGA MALAM
57
BAB 57. MELAMAR AISYAH
58
BAB 58. BERHITUNG BUDI
59
BAB 59. TAK IKHLAS
60
BAB 60. TAKUT KEHILANGAN
61
BAB 61. ITU CINTA
62
BAB 62. OBROLAN CINTA DI SUBUH BUTA
63
BAB 63. SIMPEL TANPA SYARAT
64
BAB 64. BAYANG-BAYANG BURAM
65
BAB 65. KEHILANGAN KATA
66
BAB 66. AKU AISYAH
67
BAB 67. AWAL MULA KEHANCURAN
68
BAB 68. TERJEBAK CINTA SATU MALAM
69
BAB. 69. PELAJARAN BERHARGA
70
BAB 70. PESAN MAAF YANG TAK SAMPAI
71
BAB 71. TAK TERGANTI
72
BAB 72. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
73
BAB 73. BERAKHIRNYA SEBUAH PENANTIAN.
74
BAB 74. JADILAH PASANGAN HIDUPKU
75
BAB 75 TAK SABAR UNBOX!NG
76
BAB 76. MENULIS JODOH
77
BAB 77. MIMPI AISYAH
78
BAB 78 MENJADI INGATANMU
79
BAB 79. MENJADI ATIFA SEBENTAR SAJA
80
BAB 80. MENEBUS WAKTU
81
BAB. 81 BABAK BARU
82
BAB 82 NIKAH KILAT
83
Bab 83. DOUBLE DATE
84
BAB 84. RESTU MANTAN ISTRI
85
BAB 85. MENJEMPUT BAHAGIA.
86
BAB 86. SAH
87
BAB 87. MALAM YANG DI TUNGGU
88
BAB 88. CIUM@N PERT@MA
89
BAB 89. AJARAN MBAK RETNO
90
BAB 90. COBAAN MP
91
BAB 91. BERLALU BEGITU SAJA
92
BAB 92. RUMAH BARU
93
BAB 93. OTONG TAK SABAR
94
BAB 94. JANGAN MALU
95
BAB 95. JODOH SEMPURNA
96
BAB. 96 ROUND AFTER SUBUH
97
Bab. 97 Selamat Pagi Cinta
98
BAB 98. MUARA KEBAHAGIAAN
99
Bab 99. RESEPSI
100
BAB 100. RIAK HATI
101
Bab 101. DI BAWAH SHOWER
102
BAB 102. MEMASTIKAN BUKAN MIMPI
103
BAB 103. CINTA DALAM BUTIRAN TASBIH
104
BAB 104. Pengumuman ekstra-part
105
XP-Berondong Jatuh Cinta-1
106
XP-Berondong Jatuh Cinta-2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!