BAB. 3 MENANGISLAH

Bram tertidur entah berapa lama di atas lantai masjid itu, kelelahan secara fisik dan mental menderanya bertubi-tubi. Hidupnya telah berubah dalam satu malam. Dia benar-benar telah kehilangan segalanya, entah itu sally ataupun Diah. Cinta serasa menjauh, entah kemana tak ada yang mengerti tentang kehampaannya.

Tetapi, dalam gelayar kesedihannya ada sesuatu yang menghangat di sudut hatinya. Saat dia bersimpuh di subuh yang dingin mengucapkan do’a, di bawah bimbingan pak Syarif, laki-laki tua, marbot yang lembut hati itu, ada kehangatan yang menyelinap mengisi tempat-tempat kosong dalam jiwanya.

“Nak, bangunlah.” Jemari yang hangat itu menyentuh bahu Bram. Dengan berat, Bram membuka matanya, dia tertidur di sudut masjid itu dengan kaki yang di tekuk dan kepala bertopang di atas lututnya.

“Ini, sudah pagi. Bagaimana kalau nak Bram ke rumah bapak saja.”Tawarnya dengan suara yang halus.

“Oh, maafkan saya pak, saya akan pulang saja. Saya tidak ingin merepotkan bapak.” Bram menjawab dengan sedikit gelagapan, mengucek matanya dan menyeka rambutnya yang awut-awutan dengan pias malu.

“Tidak apa-apa, nak. Bapak senang kalau bisa membawa nak Bram bersilaturahmi ke rumah bapak. Pondok bapak ada di belakang masjid ini, kita bisa berjalan ke sana. Puteri bapak mungkin sudah merebus singkong, tentu sangat enak jika di makan dengan seduhan kopi panas saat pagi-pagi begini.” Pak Syarif merapikan pecinya sambil tersenyum ramah.

“Tapi…”

“Mari ikuti bapak.”

Sepertinya pak Syarif tidak menerima penolakan Bram, dia beranjak lebih dulu memberi isyarat untuk Bram mengikuti langkahnya.

Rumah Pak Syarif tidak besar dan kalau bisa di katakan sangat sederhana. Rumah itu, di bagian depannya ada teras yang cukup besar, dengan lantai tanpa keramik, hanya lantai polos yang diplester seadanya. Di atas lantai itu di gelar tikar, sepertinya teras itu sering di gunakan untuk berkumpul.

Pintu rumah terbuka lebar sehingga nampak ruang tamu yang tak seberapa besar dimana ada kursi dan meja kayu yang tertata rapih.

Selebihnya ke arah dalam, Bram tak bisa melihatnya lagi karena di batasi gorden.

“Mari masuk, nak…”

“Di sini saja, saya duduk di luar saja.” Jawab Bram dengan rikuh, keramahan pak Syarif sungguh membuatnya medrasa tak nyaman. Di era modern dan pergaulan Bram, dia tak pernah merasa di perlakukan dengan begitu baiknya.

“Baiklah…silahkan duduk, nak. Cari saja posisi senyaman mungkin meskipun hanya di lantai. Di sini Cuma ada tikar, biasanya tempat anak-anak datang dan  belajar mengaji.” Pak Syarif mempersilahkan, badannya yang sudah menua itu tampak berjalan dengan sedikit berayun.

Bram menganggukkan kepalanya, dia mengucapkan terimakasih dan duduk bersila di atas tikar sambil merapat ke tembok. Rasanya sangat nyaman, apalagi di pinggiran rumah itu tersusun rapih beberapa pot bunga dengan daun yang lebar-lebar, meskipun Bram tak tahu apa namanya tetapi terasa sangat asri di pandang. Pada pekarangannya, di teduhi oleh pohon mangga yang sedang berbunga dan pohon rambutan yang buahnya masih hijau kecil-kecil.

Sungguh pemandangan langka yang pernah di lihat oleh Bram, dia merasa nafasnya begitu nyaman. Tempat ini benar-benar berbeda. Tidak jauh di depan, bangunan masjid yang tadi merupakan tempatnya singgah, berdiri kokoh meski dalam catnya yang sedikit memudar tetapi saat menatapnya jiwa Bram merasakan damai.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…”Pak Syarif mengucapkan salam.

“Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”Sebuah jawaban datang dari seorang anak kecil, tak lama anak yang bersuara polos itu muncul, wajahnya tirus dengan baju kaos warna biru pudar dan celana pendek.

“Kakek, kakek sudah pulang…” Dia menyalami sang kakek, mencium dengan khidmat punggung tangan lelaki tua itu. Dari penampilannya, anak yang berumur 8 tahun itu baru saja mandi.

“Beri salam kepada pak Bram.” Nada itu meminta tetapi sangat tegas pada anak itu.

Anak itu menatap sesaat pada Bram lalu mengulurkan tangannya pada Bram yang memandangnya tak berkedip. Ingatannya melayang pada Beni, anaknya yang telah meninggal. Jika dia masih hidup mungkin sekarang usianya telah sama dengan usia anak ini dan besarnya tentu saja kurang lebih.

“Tito, Umimu mana?” Tanya pak Syarif, sambil berusaha duduk di atas tikar dengan di bantu oleh anak bernama Tito itu.

“Umi sedang mencuci baju di belakang.”

“Beritahu umimu, buatkan dua cangkir kopi untuk kakek dan tamu kakek.” Ujar pak syarif, tanpa menunggu dua kali, anak itu berlari ke belakang, suaranya terdengar sampai depan, menggema memanggil uminya.

“Nak Bram ini rumahnya di mana? Kalau boleh bapak tahu?” Tanya pak Syarif. Bram menyebutkan alamat rumahnya dan pak Syarif mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah dia tahu alamat yang disebut oleh Bram.

“Tampaknya kamu sedang menanggung beban yang sangat berat, nak. Laki-laki jarang meneteskan airmata jika tidak karena beban yang menghimpit dadanya sedemikian dalamnya.” Pak Syarif menatap pada Bram, lekat.

“Maafkan aku, telah membuat bapak melihatku begitu cengeng sebagai laki-laki.” Sahut Bram, wajahnya memerah dan kemudian tertunduk malu.

“Nak,, menangis itu bukan berarti cengeng, lemah, rapuh dan rentan. Setiap mahluk Allah, berhak untuk menangis entah laki-laki atau perempuan, anak-anak, tua maupun dewasa. Bahwasanya Dialah Yang menjadikan manusia itu tertawa dan menangis. Jadi siapa yang membuat manusia menangis? Jawabannya Allah, dengan segala prosesnya yang rasional, menangis adalah hal yang wajar. Jadi jika kita merasa sesak dan ingin menangis, menangislah...jangan malu.” Pak Syarif melemparkan senyum tipis pada Bram.

“Bahkan nak Bram, sesungguhnya bahwa Allah sangat senang jika melihat hambanya menangis. Namun, menangis seperti apa yang sangat disukai oleh Tuhan? Yaitu tangis seorang hamba yang dipenuhi dengan sesal dan taubat, tangis seseorang yang takut kepada Allah. Saat seseorang terfikirkan apakah hidupnya sudah sesuai antara apa yang diberikan Allah kepadanya dengan apa yang dia perbuat untuk Allah, kemudian dia menangis, karena apa yang dia berikan dalam bentuk pengabdian kepada Allah ternyata jauh lebih sedikit, bahkan tidak terlihat sama sekali. Tangisan seperti ini adalah tangisan yang mulia karena berdampak pada seseorang untuk selalu ingin memperbaiki dan terus memperbaiki dirinya di hadapan Allah. Rasulullah pernah bersabda, Andaikata kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu semua akan sedikit tertawa dan banyak menangis ”

Bram terdiam, matanya terpekur menatap pada lelaki yang beru di kenalnya beberapa jam yang lalu itu. Betapa tenangnya saat dia mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut lelaki tua yang ramah dan baik hati ini.

Terimakasih sudah membaca novel ini dan selalu setia, kalian adalah kesayangan othor🤗 i love you full....

Jangan Lupa VOTEnya yah untuk mendukung novel ini, biar othor tetap semangat menulis😂🙏🙏🙏

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya...

Terpopuler

Comments

Nenti iis Fatimah

Nenti iis Fatimah

hati pasti jadi tenang kalo berada diantara orang² sholeh

2022-07-21

2

Khairuna Una

Khairuna Una

Alhamdulillah... akhirnya si Bram dpt hidayah dan masih diberikan kesempatan utk bertaubat kpd Allah.... semangat Bram...

2022-07-09

1

Bunda'ne Aqila

Bunda'ne Aqila

taubatan nasuha Bram

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PENGANTAR CERITA
2 BAB 2. KILAS BALIK BRAM
3 BAB. 3 MENANGISLAH
4 BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
5 BAB 5. KEGAGALAN MASA LALU
6 BAB 6. JANGAN MEMINTANYA KEMBALI
7 BAB 7. MENYEMBUHKAN JIWA
8 BAB 8. SEBUAH MAKNA
9 BAB 9. TERTUNDUK
10 BAB 10. DIA IBUKU
11 BAB 11. AISYAH
12 BAB 12 BAGAIMANA BISA?
13 BAB 13 DI BALIK AIR MATA
14 BAB 14 NILAI YANG TAK SAMA
15 BAB 15. ANAK ISTIMEWA
16 BAB 16 BERPURA-PURALAH LUPA
17 BAB 17. BIDADARI BERLESUNG PIPIT
18 BAB 18. TAK BISA MEMBELI RASA
19 BAB. 19 PERASAAN YANG ANEH
20 BAB 20. DI TELPON MANTAN ISTRI
21 BAB 21. BERTEMU DIAH
22 BAB 22 KEWAJIBAN BERSAMA
23 BAB 23. UNDANGAN MAKAN SIANG
24 BAB 24. MAAF YANG TAK SEMPAT TERUCAP
25 BAB 25 SETELAH KARAMNYA PERNIKAHAN
26 BAB 26. CUKUP LUKA SATU KALI
27 BAB 27. SIAPA DIA
28 BAB 28. TEMPAT YANG PALING DIRINDUKAN
29 BAB 29. TIDAK SEDERHANA
30 BAB 30. AKU RIDHA
31 BAB 31. BERHARAP RUJUK
32 BAB. 32 TAK SABAR BERTEMU
33 BAB 33. BUKET MAWAR YANG TAK SAMPAI
34 BAB 34. KEMBALI KE TITIK AWAL
35 BAB 35. BISAKAH KAU TINGGAL?
36 BAB 36. RINDU TERPENDAM
37 BAB. 37 SEBUAH PERMINTAAN
38 BAB 38. IBU PERAWAN
39 BAB 39. RAHASIA AISYAH
40 BAB.40 MENUTUP CELAH
41 BAB 41. APAKAH KAMU BAHAGIA?
42 BAB 42. MARI BERTEMU
43 BAB 43. MENGEMBALIKAN SENYUM AISYAH
44 BAB 44. PERGI DALAM DAMAI
45 BAB 45. KEHILANGAN TERBESAR
46 BAB 46. MENANGIS DI PELUKAN
47 BAB 47. MENGHAPUS UTANG JANJI
48 BAB.48 APA KABARMU, IBU?
49 BAB 49. PERGI TAK SEMPAT PAMIT
50 BAB 50. RINDU YANG TAK TERUCAP
51 BAB 51. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52 BAB 52. PESAN TERAKHIR
53 BAB 53 SURAT DARI ABAH
54 BAB.54 BUKAN MALAIKAT
55 BAB 55 RINDU DUA HATI
56 BAB 56 DO'A DI SEPERTIGA MALAM
57 BAB 57. MELAMAR AISYAH
58 BAB 58. BERHITUNG BUDI
59 BAB 59. TAK IKHLAS
60 BAB 60. TAKUT KEHILANGAN
61 BAB 61. ITU CINTA
62 BAB 62. OBROLAN CINTA DI SUBUH BUTA
63 BAB 63. SIMPEL TANPA SYARAT
64 BAB 64. BAYANG-BAYANG BURAM
65 BAB 65. KEHILANGAN KATA
66 BAB 66. AKU AISYAH
67 BAB 67. AWAL MULA KEHANCURAN
68 BAB 68. TERJEBAK CINTA SATU MALAM
69 BAB. 69. PELAJARAN BERHARGA
70 BAB 70. PESAN MAAF YANG TAK SAMPAI
71 BAB 71. TAK TERGANTI
72 BAB 72. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
73 BAB 73. BERAKHIRNYA SEBUAH PENANTIAN.
74 BAB 74. JADILAH PASANGAN HIDUPKU
75 BAB 75 TAK SABAR UNBOX!NG
76 BAB 76. MENULIS JODOH
77 BAB 77. MIMPI AISYAH
78 BAB 78 MENJADI INGATANMU
79 BAB 79. MENJADI ATIFA SEBENTAR SAJA
80 BAB 80. MENEBUS WAKTU
81 BAB. 81 BABAK BARU
82 BAB 82 NIKAH KILAT
83 Bab 83. DOUBLE DATE
84 BAB 84. RESTU MANTAN ISTRI
85 BAB 85. MENJEMPUT BAHAGIA.
86 BAB 86. SAH
87 BAB 87. MALAM YANG DI TUNGGU
88 BAB 88. CIUM@N PERT@MA
89 BAB 89. AJARAN MBAK RETNO
90 BAB 90. COBAAN MP
91 BAB 91. BERLALU BEGITU SAJA
92 BAB 92. RUMAH BARU
93 BAB 93. OTONG TAK SABAR
94 BAB 94. JANGAN MALU
95 BAB 95. JODOH SEMPURNA
96 BAB. 96 ROUND AFTER SUBUH
97 Bab. 97 Selamat Pagi Cinta
98 BAB 98. MUARA KEBAHAGIAAN
99 Bab 99. RESEPSI
100 BAB 100. RIAK HATI
101 Bab 101. DI BAWAH SHOWER
102 BAB 102. MEMASTIKAN BUKAN MIMPI
103 BAB 103. CINTA DALAM BUTIRAN TASBIH
104 BAB 104. Pengumuman ekstra-part
105 XP-Berondong Jatuh Cinta-1
106 XP-Berondong Jatuh Cinta-2
Episodes

Updated 106 Episodes

1
BAB 1. PENGANTAR CERITA
2
BAB 2. KILAS BALIK BRAM
3
BAB. 3 MENANGISLAH
4
BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
5
BAB 5. KEGAGALAN MASA LALU
6
BAB 6. JANGAN MEMINTANYA KEMBALI
7
BAB 7. MENYEMBUHKAN JIWA
8
BAB 8. SEBUAH MAKNA
9
BAB 9. TERTUNDUK
10
BAB 10. DIA IBUKU
11
BAB 11. AISYAH
12
BAB 12 BAGAIMANA BISA?
13
BAB 13 DI BALIK AIR MATA
14
BAB 14 NILAI YANG TAK SAMA
15
BAB 15. ANAK ISTIMEWA
16
BAB 16 BERPURA-PURALAH LUPA
17
BAB 17. BIDADARI BERLESUNG PIPIT
18
BAB 18. TAK BISA MEMBELI RASA
19
BAB. 19 PERASAAN YANG ANEH
20
BAB 20. DI TELPON MANTAN ISTRI
21
BAB 21. BERTEMU DIAH
22
BAB 22 KEWAJIBAN BERSAMA
23
BAB 23. UNDANGAN MAKAN SIANG
24
BAB 24. MAAF YANG TAK SEMPAT TERUCAP
25
BAB 25 SETELAH KARAMNYA PERNIKAHAN
26
BAB 26. CUKUP LUKA SATU KALI
27
BAB 27. SIAPA DIA
28
BAB 28. TEMPAT YANG PALING DIRINDUKAN
29
BAB 29. TIDAK SEDERHANA
30
BAB 30. AKU RIDHA
31
BAB 31. BERHARAP RUJUK
32
BAB. 32 TAK SABAR BERTEMU
33
BAB 33. BUKET MAWAR YANG TAK SAMPAI
34
BAB 34. KEMBALI KE TITIK AWAL
35
BAB 35. BISAKAH KAU TINGGAL?
36
BAB 36. RINDU TERPENDAM
37
BAB. 37 SEBUAH PERMINTAAN
38
BAB 38. IBU PERAWAN
39
BAB 39. RAHASIA AISYAH
40
BAB.40 MENUTUP CELAH
41
BAB 41. APAKAH KAMU BAHAGIA?
42
BAB 42. MARI BERTEMU
43
BAB 43. MENGEMBALIKAN SENYUM AISYAH
44
BAB 44. PERGI DALAM DAMAI
45
BAB 45. KEHILANGAN TERBESAR
46
BAB 46. MENANGIS DI PELUKAN
47
BAB 47. MENGHAPUS UTANG JANJI
48
BAB.48 APA KABARMU, IBU?
49
BAB 49. PERGI TAK SEMPAT PAMIT
50
BAB 50. RINDU YANG TAK TERUCAP
51
BAB 51. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52
BAB 52. PESAN TERAKHIR
53
BAB 53 SURAT DARI ABAH
54
BAB.54 BUKAN MALAIKAT
55
BAB 55 RINDU DUA HATI
56
BAB 56 DO'A DI SEPERTIGA MALAM
57
BAB 57. MELAMAR AISYAH
58
BAB 58. BERHITUNG BUDI
59
BAB 59. TAK IKHLAS
60
BAB 60. TAKUT KEHILANGAN
61
BAB 61. ITU CINTA
62
BAB 62. OBROLAN CINTA DI SUBUH BUTA
63
BAB 63. SIMPEL TANPA SYARAT
64
BAB 64. BAYANG-BAYANG BURAM
65
BAB 65. KEHILANGAN KATA
66
BAB 66. AKU AISYAH
67
BAB 67. AWAL MULA KEHANCURAN
68
BAB 68. TERJEBAK CINTA SATU MALAM
69
BAB. 69. PELAJARAN BERHARGA
70
BAB 70. PESAN MAAF YANG TAK SAMPAI
71
BAB 71. TAK TERGANTI
72
BAB 72. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
73
BAB 73. BERAKHIRNYA SEBUAH PENANTIAN.
74
BAB 74. JADILAH PASANGAN HIDUPKU
75
BAB 75 TAK SABAR UNBOX!NG
76
BAB 76. MENULIS JODOH
77
BAB 77. MIMPI AISYAH
78
BAB 78 MENJADI INGATANMU
79
BAB 79. MENJADI ATIFA SEBENTAR SAJA
80
BAB 80. MENEBUS WAKTU
81
BAB. 81 BABAK BARU
82
BAB 82 NIKAH KILAT
83
Bab 83. DOUBLE DATE
84
BAB 84. RESTU MANTAN ISTRI
85
BAB 85. MENJEMPUT BAHAGIA.
86
BAB 86. SAH
87
BAB 87. MALAM YANG DI TUNGGU
88
BAB 88. CIUM@N PERT@MA
89
BAB 89. AJARAN MBAK RETNO
90
BAB 90. COBAAN MP
91
BAB 91. BERLALU BEGITU SAJA
92
BAB 92. RUMAH BARU
93
BAB 93. OTONG TAK SABAR
94
BAB 94. JANGAN MALU
95
BAB 95. JODOH SEMPURNA
96
BAB. 96 ROUND AFTER SUBUH
97
Bab. 97 Selamat Pagi Cinta
98
BAB 98. MUARA KEBAHAGIAAN
99
Bab 99. RESEPSI
100
BAB 100. RIAK HATI
101
Bab 101. DI BAWAH SHOWER
102
BAB 102. MEMASTIKAN BUKAN MIMPI
103
BAB 103. CINTA DALAM BUTIRAN TASBIH
104
BAB 104. Pengumuman ekstra-part
105
XP-Berondong Jatuh Cinta-1
106
XP-Berondong Jatuh Cinta-2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!