Dara dengan enggan turun dari bus tepat di terminal. Ia berpikir dua kali apakah ia akan pulang ke rumah sekarang atau bahkan nanti? Benar-benar tidak ada planning sama sekali. Bagaimana pun ia harus menghadapi mamah walaupun sebenarnya ia sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Uang yang diminta oleh mamah sepeserpun tidak ada di tangan nya.
"Ya tuhan kenapa hidup ku seperti ini?" Rutuk Dara berjalan pelan menuju rumah setelah memutuskan untuk pulang saja.
"Aku harus memikirkan cara untuk membujuk pak Darkan bagaimana pun itu, aku butuh uang dan cara yang terbaik adalah bekerja kembali karena gaji disana sangat besar."
Dara berjalan dan hampir saja sampai di rumah mereka yang berukuran sangat sedang dengan desain yang sederhana karena itu adalah rumah tua yang mereka beli dengan harga murah dahulu.
"Loh! Kenapa barang-barang ku ada diluar?"
Dara langsung mempercepat langkahnya menuju rumah saat melihat banyak sekali barang-barang yang itu adalah barang miliknya sudah ada diluar rumah.
Ia mendekat saat melihat mamah dan Lala masih sibuk mengeluarkan tas nya dan juga beberapa model sepatu lamanya.
"Loh, mah kenapa barang-barang aku dikeluarin semua?" Tanya Dara pelan kemudian meletakkan poster yang ada ditangan nya diantara barang-barang itu.
Mamah dan Lala melihat sinis kearah Dara yang terlihat bingung sembari khawatir itu.
"Dimana uang yang mamah minta?"tanya mamah to the point.
Dara langsung kicep karena ia benar-benar tidak mendapatkan uang sepeser pun dan ditambah lagi sekarang ini ia adalah seorang pengangguran.
"A,,aku nanya mah kenapa barang aku dikeluarin?" Tanya Dara mengalihkan pembicaraan.
"Jawab sekarang dimana uang yang mamah minta? Cepat berikan!"
Dara dengan pelan menggeleng karena ia benar-benar tidak memiliki uang itu "Maaf mah! Saat ini aku tidak bisa mendapatkan nya,"ucap Dara dengan pelan.
Mamah dan Lala tersenyum sinis dan semakin kesal karena Dara bersikap seolah permintaan mamah bukan lah hal yang penting.
"Jadi kamu tidak mau memenuhi permintaan mamah?"
"Bukan tidak mau mah namun tidak bisa, dua kata itu sangat berbeda jauh mah!"
"Ahhh sudahlah jadi tidak sia-sia dong kami mengeluarkan semua barangmu ini? Kamu pergilah dari rumah ini karena kamu sudah sangat tidak berguna sama sekali!"
Deg,
Hal ini lah yang paling di takutkan oleh Dara karena selama ini ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan dengan semua sikap mereka demi tinggal dirumah itu bersama mereka yang dara anggap sebagai keluarga.
"Mah, aku mohon jangan gini mah! Aku benar-benar sangat ingin memenuhi keinginan mamah tapi aku sungguh tidak memiliki apapun sekarang. Aku janji bakal secepatnya dapetin duit itu bagaimana pun caranya mah,"ucap Dara dengan penuh harapan.
Mamah melepaskan tangan dara darinya lalu tersenyum smirk kearah gadis itu. Ia memang merencanakannya semua ini dari awal dengan memanfaatkan rasa khawatir gadis itu.
"Kamu benar-benar akan melakukan apapun untuk mendapatkan uang itu" tanya mamah dengan pelan.
Dara mengangguk dengan cepat karena ia sangat tidak ingin diusir begitu saja dari rumah. Membayangkan nya saja ia sudah sangat takut akan hidup sendirian didunia ini. Tidak ada tempat untuk pulang dan juga tak ada orang yang akan menyambut kepulangan nya.
"Baiklah kalau begitu kamu harus mengikuti semua ucapan mamah!"
Dara dengan cepat mengangguk "Aku l,,aku akan menurut kepada mamah,"ucapnya lega.
"Angkat kembali barangmu ke dalam kalau begitu,"ucap mamah berlalu begitu juga dengan Lala yang langsung mengikuti mamahnya.
"Mamah punya rencana apa mah? Apa mamah punya cara biar dapat uang itu?" Tanya Lala dengan kepo.
Mamah tersenyum dan mengangguk karena ia memang sudah memiliki rencana "Mamah mu ini sangat cerdas hingga mendapatkan cara untuk mendapatkan uang banyak dengan cara yang instan."
"Apa tuh mah?"
Mamah berbisik pelan kearah Lala sembari menjelaskan semuanya hingga mata Lala membelalak kaget dengan ide mamahnya.
"Mamah yakin? Bukankah itu terlalu keterlaluan mah?" Lala sedikit tidak setuju dengan rencana mamahnya.
"CK, kamu mau menggantikan nya kalau begitu?"
"Ihh mamah gila yah?" Lala langsung kaget dan menolak.
"Yasudah kalau begitu kamu jangan banyak komen deh. Hanya dengan cara ini anak itu benar-benar berguna dan bisa menghasilkan uang yang banyak."
"Aku yakin dia bakal nolak mah udah deh pake cara lain aja."
"Kamu punya ide rupanya?"
"Enggak hehehe,"ucap Lala dengan pelan sembari cengengesan.
"Yasudah diam saja, mamah akan mengurus semuanya dan kamu siapkan semua yang mamah suruh serta dandani dia dengan sempurna."
Dara sendiri sibuk mengembalikan semua barang-barang nya ke tempat semula dan merasa lega karena tidak jadi diusir dari rumah.
"Huh untung saja mamah gak jadi ngusir aku, gak kebayang sudah menjadi pengangguran kini bahkan aku sudah tidak memiliki keluarga."
Dara melihat kearah poster yang ia beli tadi dan kini ia mendekat kearah pintu untuk menutupi lubang itu dengan poster agar terlihat lebih nyaman dipandang.
20.45pm.
Dara dipanggil oleh mamah dan juga Lala kemudian tiba-tiba saja ia dipaksa untuk memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh mereka.
"Bukankah ini terlalu aneh untuk disebut sebagai pakaian mah? Dan sebenarnya kenapa aku harus memakai pakaian ini?"
"Kamu masih berani bertanya? Apa kamu berubah pikiran dan lebih memilih untuk keluar dari rumah ini saja?"
Dara dengan cepat menggeleng karena ia sungguh tidak ingin itu terjadi. Lebih baik ia mencoba untuk berpikir positif saja.
"Pakai ini juga,"ucap mamah memberitahu sebuah baju yang terlihat semakin aneh dalam pandangan Dara karena itu adalah baju Jaring dengan warna yang sangat cerah.
"Ma,,"
"Diamlah dan cepat pakai. Jangan banyak protes,"
Seketika Dara hanya bisa pasrah dan memilih untuk menurut serta memakai semua yang disuruh oleh mamah.
"Kalau sudah selesai memakai baju cepatlah kesini!" Lala yang kemudian mengambil alih rencana.
Dara dengan ragu mendekat kearah Lala namun tiba-tiba ia ditarik dan di dudukan oleh Lala diatas kursi.
"Lambat banget sih ah," oceh Lala kesal.
Dara hanya diam saja saat Lala mulai menghias wajahnya satu persatu mulai dari menaburkan bedak diatas wajahnya, memperbaiki alisnya dan juga banyak sekali berbagai hal ia kerjakan di wajah Dara.
"Kenapa tiba-tiba aku dihias?"
"Mah!" Lala memanggil mamahnya seolah mengadu karena Dara kembali kepo dan bertanya.
Mendengar itu Dara langsung diam saja tanpa protes serta bertanya. Ia tidak ingin diancam lagi dan lagi.
"Kamu diam saja dan ikuti semua perintah. Kalau kamu sampai mengacau maka kamu akan tahu akibatnya kan?" Ancam mamah.
Dara dengan pelan mengangguk dan ia semakin dibuat penasaran.
Semua sudah selesai dan ia melihat hasilnya di cermin. Wajahnya benar-benar berbeda dari wajahnya yang biasanya, terkesan lebih dewasa dan ia sampai tidak mengenali nya lagi.
"A,,apa ini aku?" Bingung Dara dengan pelan sembari melihat kearah kaca.
...🪵 Bersambung🪵...
Punya emak tiri sama saudara tiri gitu banget sih. Jangan aneh-aneh sama Dara kenapa ha?. Udah sering dikasih duit gak tau terima kasih banget ah.
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
rama
maaf thor ceritanya bagus, tapi agak kurang suka dengan karakter wanitanya
2023-08-26
0
murniati cls
knp bodoh banget,geram aku
2023-06-17
0
Sulaiman Efendy
TAKUT BNAR MAU DIUSIR SAMPE MAU DIBODOHI
2023-03-10
0