...
...
Dara keluar dari kantor sembari merutuk karena mengingat semua ucapan Darkan yang seolah merendahkan nya apalagi saat mengkritik gaya pakaian nya itu membuat Dara semakin kesal tidak habis pikir selain songong mantan bossnya itu bahkan tidak tahu cara menghargai orang lain.
"Orang kaya memang sangat menyebalkan!"
Ia benar-benar merasa puas setelah membalas semua ucapan laki-laki itu karena kalau pun ia harus dipecat ia harus meluapkan semuanya demi ketenangan jiwanya.
"Dia pikir dia siapa setelah memecatku lalu berkata seenaknya tentang ku?" Kesal Dara terus saja merutuk dan berjalan lurus.
Ia berhenti sejenak karena bingung harus melangkah kemana setelah ini. Masih terlalu pagi dan ia sangat bingung harus kemana setelah menjadi pengangguran begini.
"Baru pertama kalinya aku memiliki waktu senggang sepagi ini. Aku jadi bingung harus kemana dan harus apa,"gumamnya berdiri seperti orang bodoh ditepi jalan.
...
...
Ia melirik kearah jalanan dan melihat sekeliling banyak sekali orang-orang yang sedang sibuk berlalu-lalang dengan beberapa berkas ditangan mereka.
"Huh mereka sedang sibuk-sibuknya dan aku sedang kebingungan harus apa sekarang."
Dara kemudian teringat dengan pintu kamar nya yang sudah rusak akibat tendangan Lala tadi.
"Ahh lebih baik aku mencari poster yang bagus untuk menutupi pintu ku saja,"ucapnya dengan pelan.
Dengan senyuman pelan ia pun berjalan menyeberangi jalan menuju sebuah swalayan untuk mencari poster yang pas menutupi pintu kamarnya.
"Wah bagus-bagus sekali!" Puji Dara saat melihat beberapa poster dengan berbagai karakter menarik di desain sangat bagus.
Seketika melihat harga pada label senyuman Dara seketika luntur. Ia memeriksa isi dompetnya ternyata tidak cukup untuk membeli poster itu.
"Akhh kali ini aku benar-benar merasa kalau kemiskinan itu sungguh tidak baik."
Dengan sang terpaksa Dara mengambil poster polos dengan harga yang bisa ia jangkau . Dari pada membiarkan pintu terlihat bolong lebih baik dibalut dengan poster polos saja.
"Huh,aku benar-benar jatuh miskin dan ditambah lagi dengan status pengangguran. Benar-benar sempurna untuk disebut sebagai manusia yang tidak berguna,"ucapnya keluar dari swalayan dengan poster di tangan nya.
Tiba-tiba saja panggilan masuk di ponselnya dan dengan enggan ia menerima panggilan itu.
"Halo!"
"Kenapa kamu tidak mengangkat panggilan sejak tadi?" Bentak mamah dari seberang telepon.
Dara kaget hingga sempat menjauhkan ponsel dari telinga nya. Ia memang tidak memeriksa ponsel sejak tadi.
"A,,aku tidak mendengar apapun sejak tadi mah, apakah ada sesuatu yang penting?" Tanya Dara dengan pelan.
"Banyak alasan kamu! Mamah minta sepulang kerja uang yang mamah sebutkan semalam sudah harus ada!"
Dara kaget karena tiba-tiba saja mamah berbicara seperti itu. Dimana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu sekarang? Dan satu lagi ia mungkin tidak akan pernah mendapatkan uang itu lagi karena ia sudah menganggur saat ini.
"Maaf mah aku benar-benar tidak bisa mendapatkan nya hari ini. Atau mungkin aku tidak akan bisa mendapatkan uang sebanyak itu lagi," sungut Dara dengan pelan.
"Bicara apa kamu? Mamah tidak mau tahu pokoknya setelah ini uang yang 10 juta sudah harus ada!"
"Ta,,ta.."
"Tut,"
Panggilan langsung terputus bahkan sebelum Dara memberitahu yang sebenarnya. Ia benar-benar tidak bisa mendapatkan uang itu karena sudah tidak memiliki pekerjaan saat ini.
"Aku sudah menjadi pengangguran bagaimana cara ku mendapatkan uang sebanyak itu?"
Dengan pelan ia melirik kearah kantor Darkan dan kini penyesalan benar-benar menyelimuti nya. Ia benar-benar menyesal karena telah melawan semua ucapan Darkan tadi.
"Akhh,, seharusnya aku memohon saja tadi! Persetan dengan harga diri karena saat ini aku tidak bisa mendapatkan uang dengan harga diri," ucap Dara dengan kesal sembari memukul kepalanya sendiri.
"Bodoh! Bodoh!"
Dengan perlahan ia bergerak menuju kantor dan berniat untuk membujuk Darkan kembali agar mau menerima ia dan ia berjanji tidak akan mengulangi Kesal lagi.
"Bagaimana ini? Aku sungguh takut akan bertemu dengan nya."
Dara dengan pelan hendak masuk ke kantor namun tiba-tiba saja ia ditahan oleh satpam disana.
"Kenapa kalian menahan ku? Aku adalah sekretaris tuan Darkan asal kalian tahu," ucap Dara dengan pelan mencoba untuk memberitahu mereka yang sebenarnya.
"Tuan Darkan berpesan agar mbak tidak di izinkan masuk."
"Jangan berbohong pak. Saya keluar sebentar hanya ingin membeli ini saja," ucap Dara beralasan.
"Mohon kerjasamanya mbak sebelum tuan Darkan datang dan masalah semakin panjang. Kami tidak ingin repot mbak,"ucap satpam itu.
Dara yang hendak berontak lagi seketika berhenti dan menyadari kalau ia memang hampir saja mempersulit pekerjaan para satpam itu.
Walaupun baru tiga hari bekerja ia faham betul bagaimana sikap Darkan. Laki-laki itu pasti akan menyalahkan mereka kalau sampai Dara nekat memberontak.
"Ahh maaf yah pak. Kalau begitu semangat yah pak. Sayang permisi,"ucap Dara dengan pelan dan berlalu dengan lesu.
Ia benar-benar sangat frustasi dan sangat enggan untuk pulang karena sudah pasti mamah tidak akan mau tahu apapun yang menjadi masalahnya. Biar dengan cara apapun ia harus mendapatkan uang itu bagaimana pun caranya. Kalau tidak pasti ia akan diancam diusir dan tidak akan dianggap ada oleh mereka.
Dara sangat tidak ingin menjadi seseorang yang sebatang kara di dunia ini, sesakit apapun luka yang diberikan oleh mamah serta Lala kepada nya akan ia tahan dengan alasan karena ia ingin memiliki seseorang yang disebut sebagai keluarga untuk nya
Walaupun mereka sama sekali tidak pernah sedikitpun mencerminkan kata keluarga dalam keseharian mereka tetap saja Dara memiliki orang-orang yang bisa ia sebut sebagai tempat ia pulang.
"Bagaimana ini? Ahhh kenapa sih aku bodoh banget tadi?" Kesalnya karena telah melawan Darkan tadi.
Ia benar-benar menyesal karena spontanitas yang gila tadi. Andai saja tadi ia tidak melawan dan malah memohon pasti tidak akan begini akhirnya.
"Jangan sampai aku benar-benar diusir dari rumah,"sungut Dara dengan sangat khawatir.
Selama ini ia sadar bahwa mamah dan Lala menerima kehadirannya di rumah adalah untuk bisa selalu memberikan uang kepada mereka dan Dara sangat Sangat tahu tentang itu. Ia tahu ia sangat gila,bodoh dan juga lemah karena selalu saja bersabar namun kembali lagi kepada kata keluarga. Dara rela menahan itu semua demi sebuah kata keluarga dan memang tinggal sendirian tidak semua orang sanggup untuk melakukan nya dan Dara termasuk ke dalam salah satu orang yang tidak ingin hidup sendirian.
"Aku cari tuh duit dimana yah? Jual ginjal apa jantung dulu nih?" Rutuk Dara frustasi.
Ia berjalan dengan gontai seolah tanpa tujuan karena ia benar-benar bingung harus melangkah kemana setelah ini.
Baru kali ini ia memiliki waktu senggang seperti itu, pengangguran memang menyenangkan dengan waktu yang lebih namun sangat membingungkan dan juga mengkhawatirkan kehidupan apa yang akan dialami setelah nya.
"Ahh aku benar-benar sangat tidak berguna!"
...🪵 Bersambung🪵...
Yahhh tadi aja Seneng banget Dar gara-gara udah ngelawan si Darkan. Lah kok malah nyesel dah wkwkw.
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
murniati cls
dasar wanita bodoh,mrka kan bkn keluarga kita,enak aja gitu mrka,
2023-06-17
0
Sulaiman Efendy
PINDAH SAJA KNP DRI RMH ITU, MAU2NYA JDI SAPI PERAH
2023-03-10
0