Part 1 : Kosongkan Mejamu.

      Suara alarm sejak tadi tidak hentinya berdering seolah meminta untuk segera dimatikan. Kalau saja alarm itu bisa mengeluh maka ia akan mengumpat sejadi-jadinya kepada gadis yang tengah terlelap di samping nya saat ini.

"Akhh sialan! Matikan alarm mu sialan!" Umpat seseorang dari luar kamar kumuh berpintu kayu yang sudah mulai lapuk itu.

Bugh,

Pintu kamar di tendang dengan keras hingga sedikit pecah pada bagian papan di bawah. Memang sudah mulai lapuk hingga sangat mudah untuk rusak.

Gadis yang tengah terlelap itu seketika bangkit karena kaget mendengar dentuman dari arah pintu kamar nya. Ia melirik kearah pintu dan ia melihat sedikit lubang dibawah pintu dan jelas itu adalah perbuatan seseorang yang menendang nya tadi.

"Jam berapa sekarang?" Gumam Dara yang merupakan gadis yang sama sekali tidak mendengar suara alarm tadi.

"Akhhh,"teriaknya dengan keras dan bangkit menuju kamar mandi.

Saat ia hendak keluar melewati pintu tiba-tiba saja rambutnya di Jambak oleh seseorang hingga ia sedikit meringis dan langkah nya terhenti.

"Akhh,, Lala lepaskan rambutku!" Ucapnya dengan pelan dan mencoba untuk bersabar.

"Lain kali kalau masang alarm jangan brisik sialan! Ganggu,"ucapnya dengan sangat kesal.

"Kalau gak berisik gak bakal bangun dong, ahh nanti saja dibahas aku benar-benar terlambat sekarang."

Dara dengan sekuat tenaga melepaskan paksa tangan Lala yang menjambak rambut nya dan ia berhasil berlari menuju kamar mandi saat ini.

"Sialan sekali gadis jal*Ng itu, berani sekali dia mengatur dan membantah ku."

Ia menendang kembali pintu kamar Dara hingga lubang disana semakin besar saja dan tidak enak untuk dipandang lagi.

"Mah!" Panggil nya dengan kesal.

Mamah yang sedang di kamar langsung keluar dan melihat keadaan putrinya yang memanggilnya dengan sedikit nada kesal.

"Ada apa sayang?" Tanya mamah dengan pelan.

"Itu tuh si Dara masa dia bilang kalau aku tuh gak guna sih, mamah mau gitu biarin dia kalau dia ngehina putri mamah?" Dengan wajah seolah ialah orang paling tersakiti seantero jagat.

Mamah memasang wajah tidak terima saat putri nya dihina oleh gadis yang merupakan anak tirinya itu.

"Kurang ajar sekali anak itu, lihat saja apa yang akan kulakukan padanya nanti."

Lala tersenyum saat merasa dendam ny akan segera terbalaskan kepada Dara. Ia benar-benar sangat tidak suka jika Dara bersikap seolah ia bukanlah orang penting. Walaupun saat sedang terburu-buru ia tidak ingin diabaikan oleh gadis yang menjadi saudari tirinya itu.

Dara mandi sangat cepat dan mencoba untuk lebih cepat dari biasanya. Walaupun sebenarnya ia benar-benar sangat kesal karena perlakuan Lala tadi.

"Kalau gak berisi bukan alarm namanya, ahhh Kenapa sih masih pagi aku harus berdebat dulu dengan nya?" Desis Dara karena kesal mengingat perlakuan Lala tadi.

"Mana make Jambak lagi, giliran dijambak balik ngadunya pasti ke mamah ahhh ngeselin banget sih."

Di sela-sela acara mandinya ia masih sempat untuk meluapkan sedikit rasa kesalnya namun ia langsung menggeleng dan mencoba untuk meluapkan nya saja.

"Jangan hiraukan Dara, kamu hanya perlu untuk bersabar karena itu hanya akan membuat mu terlihat tua Jika terlalu memikirkan nya."

Setelah selesai mandi Dara keluar dari kamar mandi dengan buru-buru ia hendak ke kamar namun mamah tiba-tiba menarik nya dengan keras.

"Apa yang kamu katakan kepada putriku tadi?" Tanya mamah dengan keras.

Dara memasang wajah tidak mengerti, ia jelas-jelas merasa tidak melakukan atau mengatakan kesalahan kepada Lala tadi. Malah ia yang kena Jambak tanpa sebab.

"Maksud mamah apa? A,,"

"Katakan saja! Tidak usah berlagak tidak mengetahui nya,"ucap mamah dengan tegas.

Dara melirik kearah jam dinding dan ia benar-benar sudah sangat terlambat sekarang. Bagaimana bisa ia terlambat di hari ketiga ia bekerja sebagai sekretaris.

"Ahhh aku benar-benar tidak tahu mah, Lala kamu saja yang jawab aku ngomong apa tadi sama kamu. Aku benar-benar terlambat mah.permisi!"

Dara berlalu begitu saja dan memasuki kamar nya untuk segera memakai baju yang sudah ia siapkan tadi malam.

"Wahhh anak itu, kenapa dia sangat lancang begitu?" Kesal mamah.

"Iya mah semakin dibiarin semakin ngelunjak tuh anak. Usir aja mah dari sini biar tau rasa,"bujuk Lala dengan kesal.

"Kalau kita usir yang ngasih kita duit siapa oon?" Kesal mamah karena putrinya sungguh tidak berpikir panjang saat sedang berbicara.

"Mamah ngatain aku oon?" Kesal Lala dengan wajah tidak terima.

"Yahh emang nyatanya begitu kok,"ucap mamah dengan enteng.

"Iihh mamah jahat banget, terus ngapain belain aku dan marah saat orang lain bilang aku oon kalau mamah sendiri yang ngatain aku oon?" Kesal Lala karena ucapan mamahnya.

"Kalau orang lain mamah gak terima karena hanya mamah yang berhak mengatakan itu. Di hadapan orang lain putri mamah lah yang terbaik,"mamah memeluk Lala dan Lala langsung tersenyum.

Dara berlari sekuat tenaga menuju terminal bus karena ia benar-benar sangat terlambat kini. Seharusnya ia masuk kerja pukul 07.30 kini sudah pukul 08 karena ia sungguh terlambat bangun.

"Akhhh bagaimana ini?" Frustasi Dara saat melihat terminal bus sudah kosong melompong karena memang batas bus saat pagi hanya sampai pukul 08 kurang sedang sekarang sudah lewat pukul 08.

"Bagaimana ini? Akhh aku sudah sangat berjuang untuk sampai di posisi itu. Kenapa sih dengan ku? Akhh kenapa terlambat bangun sih?" Frustasi Dara karena ia sungguh tidak tahu lagi harus bagaimana sekarang.

Untuk naik taksi ia sudah tidak memiliki uang karena semua sudah diambil oleh ibu dan saudari tirinya itu.

Tin

Tin

Tiba-tiba saja sebuah klakson motor terdengar dari arah belakang. Dara seketika tersenyum saat melihat yang datang saat ini adalah Cakra sahabat nya yang masih menduduki bangku kuliah itu.

"Kenapa kelihatan murung gitu hmmm?" Tanya Cakra dengan wajah ramah sembari tersenyum.

"Cakraa anterin aku ke kantor sekarang pliss!"

"Dengan senang hati tuan putri, cepat naik!"

Dara dengan semangat naik keatas motor dan seketika motor melaju meninggalkan terminal bus menuju kantor tempat Dara bekerja.

"Kenapa tumben sekali terlambat seperti ini?" Tanya Cakra dengan pelan.

"Aku telat bangun huff,"ucap Dara dengan lesu.

"Apa tidak ada yang membangun kan mu dirumah?" Tanya Cakra dengan pelan.

"Aku memasang alarm tapi aku tidak terbangun sama sekali. Akhh kenapa sih dengan ku?" Rutuk Dara dengan pelan.

"Sudahlah jangan merutuk seperti itu, semangat dong apalagi udah jadi sekretaris tuh kamu udah hebat." Ucap Cakra dengan niat untuk menghibur Dara.

"Akhh kayaknya ini akan jadi hari terakhir ku jadi sekretaris Kra, boss aku gila banget dah suer. Sedangkan saat sedang tidak terlambat saja aku sudah habis dimaki-maki. Ya tuhan kenapa hidup ku seperti ini sih?"

"Huss kalau ngomong kamu hati-hati Dar, Jangan sampai ucapan mu jadi doa loh!"

Dara langsung menutup mulutnya dan mencoba untuk tetap berfikir positif walaupun sebenarnya ia seolah sudah tahu bagaimana nasibnya saat ini.

"Dah sampai, semoga aja semuanya lancar jangan takut pokoknya!"

Dara mengangguk dan tersenyum "Aku masuk yah kra," ucapnya lalu berlalu.

Dengan jantung yang berdegup kencang dan tangan yang terasa dingin ia mencoba untuk tetap berusaha masuk ke dalam ruangan milik bossnya.

"Ya tuhan! Bagaimana ini? Aku benar-benar takut,"gumam Dara dengan pelan.

"Aku harus menghadapi nya bagaimana pun itu."

Pintu perlahan terbuka dan memperlihatkan Dara yang baru saja masuk dengan menunduk tak berani untuk melihat kearah Darkan yang duduk diatas kursi kebesaran nya itu.

"Ma,,maaf atas keterlambatan saya pak!" Ucap Dara dengan penuh sesal.

Ia benar-benar merasa sangat gugup tanpa berani untuk melihat kearah bossnya. Ia benar-benar sangat takut untuk sekedar melihat wajahnya karena saat melihat tangan nya saja ia sudah sangat gemetar.

"Tidak usah banyak drama secepatnya kosong kan mejamu dan ambil pesangon mu!"

Deg,

...🪵 Bersambung🪵...

Wahhh main pecat aja tuh boss nya. Padahal kan dara baru telat sekali aduhhhh.

Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.

See you guys 🧀

Terpopuler

Comments

Qeisha A.F Ladyjane

Qeisha A.F Ladyjane

mulai seru nih
lanjut

2022-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Part 1 : Kosongkan Mejamu.
3 part 2: Kamu memang tidak kompeten.
4 Part 3: Spontanitas yang gila.
5 Part 4: Keputusan paksa.
6 Part 5: Hal tak terduga.
7 Gaess.
8 Part 6: Malu dan haru.
9 Part 7: Nyaman ini sesaat.
10 Part 8: Aku akan kemana?
11 Part 9: Koki ganteng.
12 Part 10:Prahara dompet.
13 Part 11: Harus dia.
14 part 12: Kenapa harus dia?
15 Part 13: Kepo berujung bego.
16 Part 14: Tinggal bersama.
17 Part 15: Dada samudera
18 Part 16: Apa dia bunglon?
19 Part 17: Gadis gila.
20 part 18: Kau bagian dari rumah ini.
21 Part 19: Mempertanggungjawabkan hak mu.
22 Part 20:Cakra atau Darkan.
23 part 21: Apa dia juga membelikan mu baju?
24 part 22: Angkringan
25 part 23: Dia terlihat tulus.
26 Part 24:Aku benar-benar sempurna.
27 Part 25: Jujur Cakra!
28 Part 26: Aku harap kamu jujur.
29 Part 27: Aku sedang tidak mood.
30 Part 28: Janji kelingking.
31 Part 29: Aku disini.
32 Part 30: Tetap di samping ku!
33 Part 31:Erat di pinggang ku.
34 Part 32: Saltingg.
35 Part 33: Ganti.
36 Part 34: Kontrak pembawa bencana.
37 Part 35: Kamu dan trauma ku.
38 Part 36: Jadilah pacarku!
39 Part 37: SMS ditolak.
40 Part 38: Satu atap namun terasa jauh.
41 part 39: Lamaran tiba-tiba.
42 Part 40: Saling memikirkan.
43 Part 41: Cemburu
44 part 42:Aku benar-benar cemburu.
45 Part 43: Aku tidak terbiasa.
46 Part 44: A,,aku benar-benar gugup.
47 yuk mampir
48 mampir yukk
Episodes

Updated 48 Episodes

1
PROLOG
2
Part 1 : Kosongkan Mejamu.
3
part 2: Kamu memang tidak kompeten.
4
Part 3: Spontanitas yang gila.
5
Part 4: Keputusan paksa.
6
Part 5: Hal tak terduga.
7
Gaess.
8
Part 6: Malu dan haru.
9
Part 7: Nyaman ini sesaat.
10
Part 8: Aku akan kemana?
11
Part 9: Koki ganteng.
12
Part 10:Prahara dompet.
13
Part 11: Harus dia.
14
part 12: Kenapa harus dia?
15
Part 13: Kepo berujung bego.
16
Part 14: Tinggal bersama.
17
Part 15: Dada samudera
18
Part 16: Apa dia bunglon?
19
Part 17: Gadis gila.
20
part 18: Kau bagian dari rumah ini.
21
Part 19: Mempertanggungjawabkan hak mu.
22
Part 20:Cakra atau Darkan.
23
part 21: Apa dia juga membelikan mu baju?
24
part 22: Angkringan
25
part 23: Dia terlihat tulus.
26
Part 24:Aku benar-benar sempurna.
27
Part 25: Jujur Cakra!
28
Part 26: Aku harap kamu jujur.
29
Part 27: Aku sedang tidak mood.
30
Part 28: Janji kelingking.
31
Part 29: Aku disini.
32
Part 30: Tetap di samping ku!
33
Part 31:Erat di pinggang ku.
34
Part 32: Saltingg.
35
Part 33: Ganti.
36
Part 34: Kontrak pembawa bencana.
37
Part 35: Kamu dan trauma ku.
38
Part 36: Jadilah pacarku!
39
Part 37: SMS ditolak.
40
Part 38: Satu atap namun terasa jauh.
41
part 39: Lamaran tiba-tiba.
42
Part 40: Saling memikirkan.
43
Part 41: Cemburu
44
part 42:Aku benar-benar cemburu.
45
Part 43: Aku tidak terbiasa.
46
Part 44: A,,aku benar-benar gugup.
47
yuk mampir
48
mampir yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!