Tepat setelah anak laki-laki itu masuk, semua pintu tertutup dan terkunci. Beberapa pendaftar mencoba untuk membukanya tapi itu usaha yang sia-sia.
"Woi! buka pintunya!" Kata salah satu anak laki-laki yang terkunci dari luar.
"Kumohon buka pintunya. Kami bahkan hanya telat 1 detik." Rengek salah satu anak perempuan yang ada di dekat jendela lorong.
calon pendaftar yang masih diluar dan terlambat banyak melontarkan keluhan dan bahkan makian agar mereka masuk. Semua orang yang ada diluar panik karena tidak bisa masuk.
"SEMUANYA DIAAAAM!!!!!" Bentak suara wanita dewasa dengan sangat kencang dari ujung lorong.
Wanita itu berjalan dengan beberapa orang dewasa yang lain yang ada di samping dan dibelakangnya.
"Biarkan kami masuk! Kami bahkan hanya terlambat-" Sebelum anak laki-laki itu menyelesaikan kata-katanya wanita dewasa tadi segera menamparnya dengan sangat keras. bahkan saking kerasnya seluruh lorong menjadi diam karena suara tamparannya.
Anak laki-laki itu pun terjatuh ke lantai. Wajah anak itu tampak sangat syok setalah ditampar.
"A-a-apa yang anda lakukan?!" Bentak laki-laki itu sambil memegangi pipinya.
"Nomor induk 234 : Gary Flint. Apakah orang tua atau walimu tidak memiliki cukup waktu atau kesempatan untuk mengajarimu tentang sopan santun di tempat umum?" Tanya wanita itu dengan nada mengancam. Seketika seluruh lorong menjadi tegang. Atmosfer di gedung menjadi sangat canggung.
Gary bahkan tidak bisa membantahnya lagi. Para pendaftar yang lain pun yang awalnya ingin angkat suara menjadi ciut.
"Pastikan kalian menjaga nada kalian jika di tempat umum. Terutama dengan seseorang yang lebih tua. Saya sebagai salah satu guru pembimbing di sekolah ini cukup malu melihat ada salah satu pendaftar disini yang membuat keributan seperti anjing menggonggong seolah tidak pernah diberikan sstu tulang selama hidupnya." Ternyata wanita monster itu adalah guru di SU.
"Tuan Gary Flint setelah ini temui bagian keamanan untuk untuk mendapat beberapa kata-kata motivasi untuk anda." Meskipun wanita itu begitu keras dan lantang dia tetap menghormati para pendaftar dengan menyebut nama mereka dengan jelas. Bahkan memberi imbuhan "tuan". Jika itu di sekolah luar jelas tidak mungkin.
Para guru pun memasuki setiap ruang ujian yang sudah ditetapkan. Dan kebetulan yang baru saja angkat suara tadi adalah guru pengawas di ruangan A-3. Ruangan yang di tempati Alicia sekarang ini.
"Semuanya duduk yang sesuai dengan kartu ujian kalian. Maaf atas keterlamatan saya untuk masuk ke ruangan ini. Saya pengawas di ruangan ini, nama saya Ferra Puspita." Kata bu Ferra setelah dia meletakkan 1 pack kertas.
"Sebelum ujian ini dimulai, apakah tidak terbesit di benak kalian " apa alasan kami pihak sekolah mengunci setiap pintu ketika ujian ingin dimulai?"" Pertanyaan itu jelas membuat seluruh kelas makin terdiam.
"Di dalam dunia kerja, terutama di perusahaan ternama dan terkenal. Jika kalian beruntung, atasan kalian mungkin akan memecat kalian di hari pertama kalian hanya karena kalian terlambat masuk kerja." Jelas Guru Ferra.
"Jika kalian, dari kebiasaan kalian ke sekolah, tidak mencoba untuk lebih disiplin, Ibu yakin kalian semua sudah dikeluarkan dari sekolah ini." mendengar ucapan itu seluruh calon pendaftar mulai bersorak kembali.
Ketika ada salah satu pendaftar ingin memukul jendela security segera mengamankannya. Tidak hanya satu pendaftar tapi ada beberapa pendaftar yang juga langsung diringkus habis oleh para security.
"Dan jika kalian memberontak karena tidak dapat menerima argumen dan nasehat, kalian memberontak.....Maka jangan berharap kalian mendapat perlakuan lembut." Jelas Guru Ferra.
"Tapi bu, bukannya ibu seharusnya menasehati mereka dahulu atau memberikan teguran atas kesalahan pertama mereka?" Kata salah satu teman seruangan Alice.
"Nona Diana Will, apakah para pencuri dan pembunuh yang tertangkap mendapat nasehat ketika mereka sedang dihakimi.....Tentu saja tidak. Mereka segera mendapat ketukan palu tanpa bisa memperotes apapun." Jelas Guru Ferra.
"Tapi kasus pencurian dan pembunuhan berbeda dengan yang ada di sekolah. Mereka hanya telat, bu. Seharusnya hukumannya tidak seberat itu." Bantah salah satu dari pendaftar laki-laki yang duduk paling depan.
"Apakah kalian lupa tentang pengisian formulir pendaftaran yang kalian isi? Disana tertera peraturan-peraturan apa saja yang harus dipatuhi ketika ujian. Kalian pun juga menyetujuinya dengan menandatanganinya.Itu artinya kalian sudah siap menanggung resiko apa yang kalian perbuat selama ujian masuk." Setelah mendengar penjelasan dari Bu Ferra. mereka yang ingin melakukan pembelaan kepada para pendaftar menjadi bungkam.
" Dengarkan saya. Peraturanlah yang membedakan kita manusia dengan binatang. Hak dan kewajiban. Kalian semua memilikinya. Mereka yang menggunakannya dengan benar ysng akan mendapatkan apa ysng mereka inginkan. Apakah kalian paham sekarang?" Tanya bu Ferra.
Semua pendaftar hanya menundukkan pandangan mereka ke permukaan meja. Bu Ferra kemudian meliaht jam ysng ada dipergelangan tangannya.
"Dengan begini, siapapun yang tidak sempat masuk ke dalam ruangan sudah dianggap gugur, silahkan tunggu kapal yang akan mengantar kalian pulang 30 menit lagi. Jangan biarkan kejadian konyol ini terjadi lagi. Kalian kehilangan waktu ujian kalian sebanyak 15 menit. Semua orang ambil 1 kertas. Ambil sesuai urutan meja." Jelas Bu Ferra.
Semua pendaftar mulai mengambil kertas ujian mereka satu per satu. Hingga tiba giliran Alicia untuk mengambil kertas. Ketika dia ingin kembali duduk Alicia tidak menyangka kalau dia akan duduk berjejeran dengan laki-laki yang ia buntuti tadi. Laki-laki yang tidak kurus dan tidak gemuk, bermata ungu berkilau, berambut pirang dengan rambutnya yang berantakan dimana rambut belakangnya seperti tidak pernah di sisir.
Cukup lama Alicia memandanginya. Karena merasa ada sesorang yang melihatnya laki-laki itu menengok ke arah Alicia. Alicia pun segera tersenyum kepadanya kemudian duduk dan mulai mengerjakan lembar soalnya. Sedangkan laki-laki itu hanya memandangi Alicia dengan kebingungan.
Menurut Alicia untuk kesulitan tes ujian masuk ini cukup membuat otaknya bekerja 2 kali lebih. Tidak hanya Alicia tapi juga beberapa anak-anak yang lain.
"Pukul 12.00 tepat ujian ini berakhir. Pastikan kalian tidak ada ysng mengosongi lembar jawabnya." Jelas Bu Ferra.
Tentu saja seperti itu. Jika kalian tidak menjawab 1 soal maka poinnya adalah nol. Tapi meskipun jawabannya salah mereka akan tetap mendapatkan nilai 1/2 di satu soalnya. Tak terasa 2 jam berlalu. Mereka yang telah menyelesaikan ujian di persilahkan untuk keluar ruangan dan menuju ruang tunggu di lobi depan.
Satu per satu para pendaftar keluar ruangan. Alicia termasuk 5 orang pertama yang selesai. Hingga tiba 20 detik terakhir. Laki-laki yang duduk di samping Alicia tadi baru mengumpulkan lembar jawabnya.
Ketika Bu Ferra melihat pekerjaan anak laki-laki itu bu Ferra sempat terkejut. dari total 100 soal yang ada, anak laki-laki itu hanya menjawab 50 soal. Tapi bukan itu yang mengejutkan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah semua jawaban yang dia jawab semuanya benar. Dan semua itu soal yang sangat sulit untuk dikerjakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments