Hari libur telah tiba, saat ini Sahira dan Keira sedang duduk berdua di atas ayunan tempat mereka biasa bermain sejak lama. Kedua gadis kecil itu tampak riang dan saling tersenyum, hanya saja Keira seperti tengah menyembunyikan sesuatu dari Sahira, terlihat dari raut wajahnya yang seperti kebingungan.
Sahira sadar kalau ada yang tidak beres dari Keira, ia pun menatap wajah sahabatnya itu untuk bertanya secara langsung padanya.
"Kei, kamu kenapa? Kamu lagi ada masalah, ya?" tanya Sahira menegur gadis kecil di sampingnya.
Keira sedikit terkejut saat Sahira berbicara, ia menoleh lalu tersenyum berusaha menyembunyikan kecemasan yang sedang ia alami dari Sahira agar sahabatnya itu tidak ikut cemas.
"Aku gapapa kok, Sahira!" jawab Keira singkat.
"Kamu serius? Aku lihat daritadi kamu diem aja loh, kayak lagi ada yang dipikirin. Udah kamu cerita aja sama aku Keira, aku pasti dengerin kok! Kan kita sahabat dekat dari dulu, kamu gausah canggung gitu kalo sama aku mah!" ucap Sahira tak percaya.
"Eee beneran kok Sahira, aku ini gapapa. Tadi tuh aku cuma kebawa suasana aja, disini kan adem dan anginnya enak! Makanya aku jadi diem mulu daritadi, karena menikmati angin sepoi-sepoi itu! Udah, kamu gak perlu khawatir begitu Sahira! Kalau ada apa-apa, aku pasti cerita sama kamu!" ucap Keira.
"Oh gitu, ya bagus deh! Eh kita main kesana yuk! Kayaknya seru deh naik perosotan itu!" ucap Sahira menunjuk ke arah perosotan di depan mereka.
"Umm, boleh! Tapi, disana rame banget Sahira! Nanti kalau kita gak kebagian gimana?" ucap Keira.
"Iya juga sih, tapi tenang deh! Aku punya rencana buat supaya kita bisa naik perosotan, kamu ikut aja sama aku!" ucap Sahira turun dari ayunan lalu menarik tangan Keira begitu saja.
Keira pun menurut dan mengikuti kemana Sahira membawanya pergi, ya tentu saja mereka menuju perosotan di taman bermain itu. Keira makin tampak sedih sembari memandangi punggung Sahira yang sangat bersemangat itu.
"Sahira, gimana jadinya kalau kita berpisah nanti? Aku gak sanggup bayangin itu!" batin Keira.
Mereka pun sampai di depan perosotan, terlihat sudah banyak sekali anak-anak yang bermain disana dari anak SD sampai TK.
"Nah Kei, tuh kita selak antrian anak-anak TK itu. Aku yakin mereka gak akan berani sama kita!" ucap Sahira menunjuk ke depan.
"Hah? Emang boleh ya kayak gitu?" tanya Keira.
"Boleh aja dong, Keira! Lagian gak ada orang tua mereka kok disini, jadi kamu gausah takut gitu!" ucap Sahira tersenyum.
"Ohh, iya deh. Kamu duluan aja yang nyelak, nanti aku ikutin dari belakang!" ucap Keira.
"Oke! Aku tunjukin ya ke kamu, gimana caranya nyelak antrian anak TK?!" ucap Sahira.
Tanpa basa-basi lagi, Sahira pun maju mendekat ke perosotan dan menghampiri anak-anak kecil yang sedang antri menaiki perosotan itu. Sahira tersenyum licik sembari mengusap-usap dua telapak tangannya saat berjalan.
"Ehem ehem," Sahira berdehem pelan bermaksud menegur anak-anak yang ada disana.
Sontak mereka pun menoleh ke arah Sahira.
"Kenapa?" tanya salah seorang bocil TK ketus.
"Hey, jangan galak-galak gitu! Aku ini lebih tua dari kamu, harusnya kamu hormat sama aku! Udah, sebagai permintaan maaf, kamu harus minggir dulu biar aku sama temen aku bisa naik perosotan ini! Kalau enggak, kamu bisa masuk neraka! Di neraka kamu disiksa, disetrika, dipanggang bolak-balik!" ucap Sahira menakut-nakuti anak-anak TK itu.
"Hah? Emang bisa gitu ya kak? Kami kan juga pengen naik perosotan, masa cuma itu aja kita bisa masuk ke neraka sih?" tanya bocil TK itu.
"Iya, makanya udah ngalah aja sama yang tuaan! Gak mau kan masuk neraka?" ujar Sahira.
Bocil-bocil kematian itu kompak menggeleng, mereka pun menurut dan memberi ruang bagi Sahira serta Keira agar kedua gadis kecil itu bisa naik perosotan dengan leluasa.
"Nah kan berhasil, yuk Keira kita naik!" ucap Sahira tersenyum renyah.
"Iya, kamu pinter Sahira!" puji Keira.
"Iya dong, Sahira gitu loh!" ujar Sahira pede.
Keduanya pun menaiki perosotan itu, sedangkan para bocil kematian tadi pergi dengan perasaan takut plus jengkel.
"Hahaha, asik banget ya Keira!" ujar Sahira senang.
"Iya, aku suka!" ucap Keira tersenyum tipis.
Tiba-tiba saja, Keira kembali murung dan mengingat apa yang dikatakan mamanya saat di rumah.
Flashback
"Keira sayang, kamu dengerin mama ya! dua hari lagi, kita akan pergi ke Amerika sayang! Mama pengen kamu sembuh benar dan gak sakit lagi, disana kamu bakal dapetin pengobatan yang terbaik!" ucap Zahra.
Keira sedikit tak mengerti dengan maksud dari mamanya itu.
"Maksud mama gimana?" tanya Keira heran.
"Iya sayang, kita sekeluarga bakal pergi ke Amerika dua hari lagi. Kamu, mama dan juga papa! Disana kamu bisa dapat pengobatan yang terbaik sayang, supaya kamu gak sakit lagi!" jelas Zahra.
"Tapi mah, aku kan harus sekolah!" ujar Keira.
"Biar nanti sekolah kamu, papa yang urus! Kamu bisa pindah sekolah di Amerika sayang, kamu juga bakal lebih bahagia kok disana!" ucap Zahra.
"Mah, terus Sahira gimana? Aku kan udah lumayan dekat sama Sahira, aku gak mau dan gak bisa jauh dari Sahira walau cuma satu dua hari!" ucap Keira dengan wajah cemberut.
"Kamu gausah khawatir sayang! Kamu bakal dapat teman baru kok disana, malah lebih banyak dan juga lebih baik dari Sahira!" ucap Zahra.
"Tetep aja aku gak bisa mama, bagi aku Sahira itu yang terbaik dan gak ada yang bisa gantiin dia di hidup aku! Mama jangan paksa-paksa aku buat pergi ke Amerika, aku gak mau mah! Aku masih mau disini sama Sahira," ucap Keira tegas.
Zahra menghela nafas sembari membuang muka, ia bingung harus bagaimana lagi saat ini.
Tak lama kemudian, Lingga sang ayah dari Keira itu muncul dan coba membantu istrinya untuk membujuk Keira agar mau diajak pergi ke Amerika.
"Keira sayang," ucap Lingga sembari memegang dua pundak Keira dan berjongkok disana.
"Eh papa, iya pah. Papa mau kemana? Kok rapih begitu sih?" tanya Keira bingung.
"Ini sayang, papa mau beli makanan di luar. Oh ya, tadi papa dengar deh kalau kamu katanya gak mau ikut sama mama dan papa ke Amerika. Emang benar begitu ya sayang?" ucap Lingga.
"Iya pah, aku gak mau ke Amerika! Aku pengen tetep disini aja sama Sahira, aku kan gak bisa pah jauh dari Sahira walau cuma sebentar! Lagian kenapa kita harus pergi ke Amerika sih, pah? Emang aku gak bisa berobat disini aja?" ucap Keira cemberut.
Lingga tersenyum tipis sembari mendekatkan diri ke tubuh putrinya dan terus menatap wajah Keira.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Duyung kesayangan
Keren 👍👍👍 lanjut kak.
Nasib anak yang malang mampir lagi
2022-05-29
1
El_Tien
mereka sahabat sampe gede kan?
2022-05-05
1
Elisabeth Ratna Susanti
Amerika 😍
2022-05-05
1