Acara hari ibu

Keesokan harinya, semua murid sudah bersiap di balik panggung untuk melakukan persembahan mereka pada orang tua mereka yang hadir disana. Murid-murid juga telah membawa setangkai bunga yang nantinya digunakan sebagai properti pertunjukan mereka itu.

Bu guru Lea turut hadir menemani para murid kelasnya tersebut sekaligus memandu mereka karena anak-anak itu masih kecil dan sulit bagi mereka untuk bisa kerja sendiri.

"Nah anak-anak, kalian semua udah pada siap kan?" tanya Bu Lea pada muridnya.

"Udah dong Bu guru!" jawab mereka serentak.

"Bagus, nanti jangan lupa ya sehabis nari kalian harus kasih bunganya ke ibu kalian! Yaudah yuk, sekarang semuanya berbaris sesuai yang udah ibu ajarkan sebelumnya!" ucap Bu Lea mengatur posisi mereka semua disana.

Setelah barisannya rapih, Bu Lea pun keluar dari sana dan duduk di kursi penonton untuk bersiap menyaksikan pertunjukan itu.

Sementara Keira melihat sahabatnya yakni Sahira tampak murung sedari tadi.

"Sahira, kamu kenapa diem aja kayak gitu? Kamu lagi sedih ya? Bukannya kamu seharusnya bahagia, ini kan acara hari ibu? Pasti ibu kamu udah dateng kan?" tanya Keira cemas.

"Eee aku gapapa," jawab Sahira pelan.

"Bagus deh! Yuk sekarang kita siap-siap buat tampil, kita harus bikin ibu kita bangga sama kita!" ucap Keira menyemangati Sahira.

"I-i-iya,"

Tira pun dibuka dan musik juga telah dibunyikan, gemuruh para penonton mulai terdengar saat melihat murid-murid menggemaskan itu berdiri di atas panggung. Termasuk juga kedua orang tua Keira yang turut hadir disana menemani putri mereka yang sedang menari di atas panggung.

"Mas, Keira berbakat ya dalam menari!" ucap Zahra bangga pada anaknya.

"Iya sayang, mungkin karena turunan dari mamanya. Kamu kan dulu juga jago nari, tapi paling kalo sekarang langsung encok!" ujar Lingga tertawa.

"Haish, kamu ini jahat banget sih mas! Istri sendiri kok diledekin gitu!" cibir Zahra kesal.

"Hahaha, bercanda sayang! Udah, kita saksikan aja penampilan Keira sekarang! Kalau ngobrol terus, nanti bisa-bisa kita ketinggalan loh ngeliat bakat dari putri kita itu!" ucap Lingga.

Zahra manggut-manggut lalu mengalihkan pandangan ke depan menyaksikan putrinya yang sedang menari cukup bersemangat.

"Nak, mama tahu kamu anak yang pintar dan berbakat! Semoga saat besar nanti kamu bisa jadi anak yang sukses ya sayang! Mama selalu doakan yang terbaik buat kamu!" gumam Zahra dalam hati.

Tak lama kemudian, pertunjukan itu selesai dan seluruh murid kompak sedikit membungkuk ke depan seperti memberi salam hormat pada penonton.

Prok prok prok...

Suara tepuk tangan pun terdengar meriah diikuti oleh siulan dari para penonton yang hadir, membuat Keira serta murid yang lainnya merasa bangga.

Lalu, seperti yang sudah diarahkan oleh Bu Lea sebelumnya, kini seluruh murid turun dari panggung menghampiri ibu mereka yang sudah hadir untuk memberi bunga sembari memeluknya.

"Mama, papa. Ini bunga dari aku buat mama, selamat hari ibu ya mah!" ucap Keira tersenyum.

"Makasih ya sayang! Duh, mama jadi terharu deh sama kamu! Sini sini peluk dulu mamanya!" ucap Zahra langsung memeluk dan mencium putrinya.

Isak tangis terdengar mengharukan disana, ketika para murid memeluk ibu mereka masing-masing.

Bu Lea yang duduk di kursi penonton tampak heran melihat Sahira hanya berdiri di atas panggung dan tidak turun ke bawah seperti yang lain, ia pun menghampiri gadis kecil itu karena merasa kasihan pada Sahira.

"Sahira, sini ibu peluk sayang!" ucap Bu Lea.

Tanpa basa-basi, Bu Lea langsung memeluk Sahira dengan erat dan seketika itu juga Sahira menangis mengingat dirinya yang tak memiliki ibu.

Melihat sahabatnya masih berada di atas panggung, Keira pun berinisiatif menghampiri Sahira dan juga Bu Lea yang sedang pelukan disana. Keira tidak tega melihat Sahira menangis seperti itu.

"Sahira, kamu jangan sedih ya!" ucap Keira dengan mata berkaca-kaca.

Keira juga ikut memeluk Sahira bersama Bu Lea di atas panggung, tindakannya itu diikuti oleh seluruh murid yang sedang berpelukan bersama ibu mereka karena kasihan pada Sahira alias teman mereka itu.

Ya suasana haru menyelimuti acara tersebut, hampir semua orang yang hadir menangis saat Sahira yang yatim piatu itu akhirnya bisa tersenyum karena mendapat kasih sayang dari guru-guru serta para temannya itu.

"Makasih ya! Aku seneng banget hari ini!" ucap Sahira tersenyum bahagia, walau suasana hatinya masih bersedih memikirkan sang ibu.

"Sama-sama sayang, ini namanya persahabatan! Selalu ada disaat senang maupun susah, ibu harap kalian semua bisa terus seperti ini ya sayang!" ucap Bu Lea dengan suara terisak.

Mereka terus berpelukan di atas panggung, sampai para penonton pun berdiri dan memberikan tepuk tangan sembari mengusap wajah mereka dengan tisu.

Setelah acara selesai, Sahira ngambek pada Jordan alias abangnya itu. Karena Jordan tadi terlambat datang saat ia butuh sebuah pelukan.

"Sahira, maafin gue ya! Tadi tuh gue juga gak nyangka kalau ternyata bakal ada pesanan sebanyak itu, sekali lagi gue minta maaf ya sama lu! Gue gak sengaja datang terlambat, gue nyesel Sahira! Tapi, mau gimana lagi? Kalau gue tolak pesanan itu, gimana kita bisa makan?" ucap Jordan.

"Abang bohong sama aku! Abang kan udah janji kemarin mau datang, tapi mana? Kenapa sih aku itu selalu sial kayak gini? Padahal aku cuma berharap abang buat hadir disana tadi, tapi ternyata abang malah gak datang-datang!" ujar Sahira kesal.

"Iya Sahira, gue tau gue salah! Makanya sekarang gue minta maaf sama lu, tolong dong lu ngertiin juga kondisi gue saat ini! Gue harus berjuang buat hidupin lu dan gue juga harus cari uang supaya gue bisa bayar sekolah lu, gue tuh bingung Sahira!" ucap Jordan sembari mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa abang bilang gitu? Bukannya kata abang, ibu sekarang juga lagi kerja buat biaya hidup kita? Kok malah sekarang abang ngomong kayak gitu? Emang ibu kemana sih bang? Abang jangan bohong terus dong sama aku!" ucap Sahira penasaran.

Jordan terdiam kebingungan. Ia masih belum tahu harus berbicara apa pada Sahira saat ini.

"Eee ma-maksud gue tuh, kan sekarang gue sama lu cuma tinggal berdua disini. Iya emang ibu juga lagi cari uang buat kita, tapi kan cuma sebulan sekali ibu kirimin uang itu! Nah kadang kan keperluan kita lebih dari itu, makanya gue bilang kayak gitu! Lu jangan salah paham terus dong sama gue, mana mungkin gue bohong sama lu Sahira?" ujar Jordan berbohong.

"Yaudah, kalo gitu aku boleh gak bang lihat foto ibu? Selama ini kan aku belum pernah ngeliat gimana wajah ibu kandung aku, pasti abang punya dong fotonya?" ucap Sahira tersenyum.

Deg!

Lagi-lagi Jordan dibuat kebingungan dengan permintaan Sahira itu, bagaimana bisa ia menunjukkan foto ibu Sahira? Sedangkan Jordan sendiri juga tidak tahu seperti apa rupa ibunya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Nur Khasanah

Nur Khasanah

bacanya nyicil ya kak.

2022-08-14

1

Dehan

Dehan

Nyesek ya 😭😭

2022-08-12

1

⧗⃟ᷢʷ

⧗⃟ᷢʷ

ekhem² selamat pagi anak²

🙂🗿

2022-06-27

2

lihat semua
Episodes
1 Tentang Lesti
2 Jangan mikirin ibu
3 Sakit parah
4 Acara hari ibu
5 Pergi ke Amerika
6 Perpisahan dua sahabat
7 Kehidupan baru
8 Sekolah
9 Kena gebok
10 Sosok El
11 Tukang palak sekolah
12 Terpesona
13 Acara makan siang
14 Gagal mukul
15 Visual + Rencana El
16 Baju hilang
17 Gue tahu kok
18 Tuduhan Sahira
19 Ketemu
20 Visual + Ngaku aja!
21 Gambar
22 Orang kaya sombong
23 Keira ngambek
24 Digoda wanita
25 Visual + Kesedihan Keira
26 Menemani papa
27 Adelia Davira Elvina
28 Sekolah lagi
29 My honey
30 Dibantu seorang pria
31 Cuciin sampe bersih!
32 Cuci cepat!
33 Jadi tontonan
34 Beda dari yang lain
35 Pengagum rahasia
36 Rencana El (2)
37 Dapet nomer gue darimana?
38 Dekor itu!
39 Pelayan khusus
40 Apakah itu kamu?
41 Kesiangan
42 Air matamu
43 Kamu ketahuan
44 Temuin gue sama Keira
45 Sahira & Max
46 Sahabat lama
47 Mencari hiburan
48 Ketemu keluarga sahabat
49 Gara-gara film
50 Boneka dari Ibrahim
51 Rencana yang gagal
52 Om-om tua
53 Mau sama om?
54 Di tengah danau
55 Hadiah pengganti
56 Abang kritis
57 Tiba di rumah sakit
58 Kecemasan Keira
59 Sejak kapan?
60 Kecurigaan El
61 Perubahan sikap Keira
62 Dilecehkan guru
63 Hatinya bukan untukku lagi
64 Dibawa Ibrahim
65 Pernah lihat sebelumnya
66 Tuduhan Elargano
67 Dalang dibalik semuanya
68 Berhasil lepas
69 Kembalinya Keira
70 Perkara seratus dollar
71 Tidak ingat apa-apa
72 Harus dihukum berat
73 Elargano vs Farhan
74 Semalaman gak pulang
75 Jordan pulang
76 Diculik El
77 Kejutan Elargano
78 Tidak mau makan
79 Bareng sama El
80 Gak balas-balas chat
81 Gak perduli lagi
82 Mencari Grey
83 Kucing
84 Ditembak di taman
85 Aku bisa bantu
86 Janjian dengan Grey
87 Grey dibawa orang
88 Mau nobar?
89 Sahira & teman-temannya
90 Makan sandwich
91 Berhenti selidiki pak Panca!
92 Lanjutkan saja
93 Ditemukan
94 Semuanya selesai
95 Nginep di apartemen
96 Seragam baru
97 Anterin gue dong!
98 Nawal siapa?
99 Pucat
100 Pelangi pelangi
101 Bandara
102 Sekolah lagi
103 Traktiran Sahira
104 Muntah
105 Bayar ojek
106 Sudah ditunggu
107 Ada yang viral
108 Bantu aja dia
109 Cerita Grey
110 Pelakunya...
111 Cicak cicak di dinding
112 Pencarian Riki
113 Diculik??
114 Mengendap-endap
115 Tangkap Riki
116 Video Sahira
117 Tergores
118 Riki tertangkap
119 Sahira bebas
120 Minta cium
121 Putusin aja!
122 Menangis
123 Jangan sampai rusak!
124 Ke rumah sakit
125 Pengakuan Grey
126 Aku hamil
127 Carikan jodoh untukmu
128 Ketemu di mall
129 Nawal meresahkan
130 Kembali ke Jakarta
131 Gagal terus
132 Mesra banget
133 Kedekatan Farhan dan Sahira
134 Ditembak lagi
135 Pacaran aja
136 Tidak percaya
137 Gak jadi makan cupcake
138 Permintaan maaf Sahira (end)
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Tentang Lesti
2
Jangan mikirin ibu
3
Sakit parah
4
Acara hari ibu
5
Pergi ke Amerika
6
Perpisahan dua sahabat
7
Kehidupan baru
8
Sekolah
9
Kena gebok
10
Sosok El
11
Tukang palak sekolah
12
Terpesona
13
Acara makan siang
14
Gagal mukul
15
Visual + Rencana El
16
Baju hilang
17
Gue tahu kok
18
Tuduhan Sahira
19
Ketemu
20
Visual + Ngaku aja!
21
Gambar
22
Orang kaya sombong
23
Keira ngambek
24
Digoda wanita
25
Visual + Kesedihan Keira
26
Menemani papa
27
Adelia Davira Elvina
28
Sekolah lagi
29
My honey
30
Dibantu seorang pria
31
Cuciin sampe bersih!
32
Cuci cepat!
33
Jadi tontonan
34
Beda dari yang lain
35
Pengagum rahasia
36
Rencana El (2)
37
Dapet nomer gue darimana?
38
Dekor itu!
39
Pelayan khusus
40
Apakah itu kamu?
41
Kesiangan
42
Air matamu
43
Kamu ketahuan
44
Temuin gue sama Keira
45
Sahira & Max
46
Sahabat lama
47
Mencari hiburan
48
Ketemu keluarga sahabat
49
Gara-gara film
50
Boneka dari Ibrahim
51
Rencana yang gagal
52
Om-om tua
53
Mau sama om?
54
Di tengah danau
55
Hadiah pengganti
56
Abang kritis
57
Tiba di rumah sakit
58
Kecemasan Keira
59
Sejak kapan?
60
Kecurigaan El
61
Perubahan sikap Keira
62
Dilecehkan guru
63
Hatinya bukan untukku lagi
64
Dibawa Ibrahim
65
Pernah lihat sebelumnya
66
Tuduhan Elargano
67
Dalang dibalik semuanya
68
Berhasil lepas
69
Kembalinya Keira
70
Perkara seratus dollar
71
Tidak ingat apa-apa
72
Harus dihukum berat
73
Elargano vs Farhan
74
Semalaman gak pulang
75
Jordan pulang
76
Diculik El
77
Kejutan Elargano
78
Tidak mau makan
79
Bareng sama El
80
Gak balas-balas chat
81
Gak perduli lagi
82
Mencari Grey
83
Kucing
84
Ditembak di taman
85
Aku bisa bantu
86
Janjian dengan Grey
87
Grey dibawa orang
88
Mau nobar?
89
Sahira & teman-temannya
90
Makan sandwich
91
Berhenti selidiki pak Panca!
92
Lanjutkan saja
93
Ditemukan
94
Semuanya selesai
95
Nginep di apartemen
96
Seragam baru
97
Anterin gue dong!
98
Nawal siapa?
99
Pucat
100
Pelangi pelangi
101
Bandara
102
Sekolah lagi
103
Traktiran Sahira
104
Muntah
105
Bayar ojek
106
Sudah ditunggu
107
Ada yang viral
108
Bantu aja dia
109
Cerita Grey
110
Pelakunya...
111
Cicak cicak di dinding
112
Pencarian Riki
113
Diculik??
114
Mengendap-endap
115
Tangkap Riki
116
Video Sahira
117
Tergores
118
Riki tertangkap
119
Sahira bebas
120
Minta cium
121
Putusin aja!
122
Menangis
123
Jangan sampai rusak!
124
Ke rumah sakit
125
Pengakuan Grey
126
Aku hamil
127
Carikan jodoh untukmu
128
Ketemu di mall
129
Nawal meresahkan
130
Kembali ke Jakarta
131
Gagal terus
132
Mesra banget
133
Kedekatan Farhan dan Sahira
134
Ditembak lagi
135
Pacaran aja
136
Tidak percaya
137
Gak jadi makan cupcake
138
Permintaan maaf Sahira (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!